Muslim, Di Sini Wanita Boleh Bercinta dengan Banyak Pria

Reporter

Kamis, 25 Juni 2015 06:49 WIB

Wanirta Muslim suku Tuareg. dailymail.co.uk

TEMPO.CO - Selama ratusan tahun, suku Tuareg hidup nomaden melintasi Gurun Sahara di Afrika. Terkadang, mereka dituntun pemimpin mereka yang buta, tapi memiliki indera penciuman dan rasa yang kuat untuk menunjukkan arah hidup mereka di gurun.

Laki-laki di suku Tuareg dikenal dengan sebutan 'orang biru dari Sahara' lantaran pewarna yang dibalurkan ke wajah mereka sehingga memunculkan aura misterius. Suku Tuareg membangkitkan kembali citra orang-orang terlupakan yang hidup seperti di masa romantisme.

Seperti dipaparkan oleh Daily Mail baru-baru ini, dalam kehidupan mereka yang masih mempertahankan tradisi kuno, suku Tuareg memiliki budaya yang progresif. Bahkan jika dibandingkan dengan standar budaya barat yang liberal.

Contohnya, wanita Tuareg diperbolehkan memiliki pasangan seks lebih dari satu di luar pernikahan alias selain suami. Perempuan Tuareg juga berhak atas seluruh harta mereka setelah cerai. Mereka pun dihormati oleh menantu laki-laki sehingga sang menantu tidak berani makan dalam satu ruangan.


Baca juga:
Duh, Agus Mengaku Diminta Margriet Gauli Mayat Angeline
Sebelum Dikubur, Margriet Ikut Betulkan Posisi Angeline

Yang lebih mengejutkan lagi, meski mayoritas anggota suku Tuareg memeluk Islam, mereka tetap melestarikan budaya mereka yang bertolak belakang dengan mayoritas dunia muslim. Misalnya, dalam budaya Tuareg, bukan kaum Hawa yang memakai cadar, tetapi kaum Adam.

Fotografer Henrietta Butler, yang takjub dengan suku Tuareg sejak mengikuti mereka pada 2001, pernah bertanya soal hal tersebut. Jawaban suku Tuareg sederhana. "Wanita adalah keindahan. Kami ingin melihat wajah mereka."

Selanjutnya: Bebas Memilih Pasangan


<!--more-->

Bukan hanya itu saja budaya Tuareg yang berbeda dengan mayoritas muslim di dunia. Sebelum seorang wanita Tuareg menikah, dia bebas memilih pasangan bercinta sebanyak mungkin.

"Mereka memilih dengan mata tertutup," kata Butler. "Perempuan-perempuan muda Tuareg punya kebebasan yang sama besarnya dengan pemuda di sana."

Selama bertahun-tahun, pemuda suku Tuareg diperbolehkan masuk ke tenda milik pemudi yang disukainya. Sedangkan, unta milik pemuda tersebut menunggu di luar tenda. Saat pemuda dan pemudi Tuareg bermalam di tenda tersebut, keluarga pemudi di dalam tenda berpura-pura tidak tahu.

Jika keesokannya sang pemudi memilih pemuda lain untuk bermalam di tendanya, itu diperbolehkan.

Tapi ada kode etik yang tidak mereka tak berani langgar. Privasi masing-masing pasangan tetap dijaga. Jika kode etik saat masa pacaran tersebut dilanggar, hasilnya bisa bencana. Sang pemuda pasangannya akan pergi.

"Suku Tuareg sangat bijaksana. Semua dilakukan dengan pertimbangan dan rasa hormat," kata Butler.


Baca juga: Tragedi Angeline: Duel Hotman Paris Vs Hotma, Siapa Menang?

Budaya soal pasangan seksual yang relatif longgar membuat para pemudi Tuareg lebih telat menikah ketimbang muslimah lainnya. Hampir tidak ada wanita Tuareg yang menikah di usia 20 tahun.

Padahal, para pemuda Tuareg biasanya berusaha sekuat tenaga untuk menggaet wanita Tuareg. Kaum Adam Tuareg kerap membuat puisi khusus untuk wanita yang dia taksir. Puisi tersebut dibuat selama berjam-jam agar bisa meluruhkan hati sang pujaan.

Gadis-gadis Tuareg pun dikenal jago menulis dan membuat puisi. Mereka memiliki alfabet sendiri yang diajarkan oleh ibu mereka. "Wanita Tuareg juga membuat puisi untuk memuji pemuda Tuareg," ujar Butler. "Ada kisah cinta tingkat tinggi dan pemujaan."

Tidak seperti budaya lain, wanita Tuareg tidak kehilangan kekuasaan saat mereka menikah. Kaum Hawa Tuareg tidak hanya membuat makanan dan merawat anak mereka. Perempuan Tuareg bahkan merupakan pemilik rumah dan binatang peliharaan. Binatang peliharaan adalah harta tak ternilai suku Tuareg di tengah Gurun Sahara.

Wartawan Peter Gwin mengingat pesan seorang nomaden sesepuh kepadanya. "Hewan-hewan adalah segalanya bagi seorang Tuareg. Kami minum susu mereka, makan daging mereka, menggunakan kulit mereka, menukar mereka. Jika hewan peliharaan mati, seorang Tuareg mati."

Selanjutnya: Tak Ada Gono Gini


<!--more-->

Banyak pernikahan suku Tuareg yang berbuntut perceraian. Ketika itu terjadi, perempuan yang berhak atas hewan peliharaan dan tenda. Dan biasanya, wanita Tuareg yang memutuskan untuk bercerai. Tidak pernah ada sengketa mengenai harta gono gini.

Jika perceraian terjadi, sang pria akan kembali ke rumah ibunya. Sedangkan sang wanita memiliki semua harta termasuk anak-anak mereka.

Menurut Butler, ibu pemilik tenda Tuareg merupakan sosok penting di suku tersebut. Tapi suku Tuareg tidak bisa disebut menganut budaya matriarki. Sebab, kata Butler, pria Tuareg masih berperan mengurus politik.

Namun, Tuareg dianggap menganut budaya matrilineal. Garis keturunan mengikuti perempuan. "Menurut tradisi di sana, pria menjadi milik kelompok wanita. Bukan sebaliknya," kata Butler.


Baca juga: Menjelang Buka, Si Cantik Main dengan Pria Saat Digerebek

Ada satu lagi tradisi yang unik dari Tuareg. Seorang pria dianggap tidak sopan jika makan di depan wanita yang tidak bisa diajak seks. Makan di depan mertua perempuan pun dianggap tabu.

Menurut Butler, Tuareg sangat menjunjung tinggi martabat pribadi. Mereka tidak akan meminta air jika tidak ditawari, meski sedang sangat kehausan. Tetapi, mereka tidak pernah lupa menawari air kepada pengunjung. Bahkan tamu asing selalu mereka perlakukan seperti raja.

Suku Tuareg saat ini tersebar di Afrika Utara. Mereka ada di dekat Libya dan menghadapi ancaman ISIS. Sedangkan mereka yang hidup di Mali, Niger, dan Nigeria terancam Boko Haram.

Perubahan pun mulai terjadi. Butler mengatakan kini beberapa wanita Tuareg mengenakan hijab. "Itu membuat saya sedih. Anda bisa melihat kemunduran," kata Butler.

DAILY MAIL | KODRAT


Berita Menarik:

Wanita Ini Baru Sadar Berkulit Putih di Umur 70 Tahun
Ancaman Kiamat, Dihantam Asteroid: Diam-diam NASA Beraksi?

Advertising
Advertising

Berita terkait

Presiden Afsel Minta Negara Kaya Tidak Timbun Vaksin Covid-19

27 Januari 2021

Presiden Afsel Minta Negara Kaya Tidak Timbun Vaksin Covid-19

Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa meminta vaksin Covid-19 dibagikan merata ke seluruh negara di dunia

Baca Selengkapnya

Waswas Gelombang Dua Virus Corona di Afrika

18 Desember 2020

Waswas Gelombang Dua Virus Corona di Afrika

Wabah virus corona di wilayah Afrika barat dan tengah mengkhawatirkan mengingat banyak negara yang tak mampu membeli vaksin virus corona.

Baca Selengkapnya

WHO Ingatkan Kematian Akibat Malaria Bisa Lebih Tinggi dari Covid-19

30 November 2020

WHO Ingatkan Kematian Akibat Malaria Bisa Lebih Tinggi dari Covid-19

WHO mengingatkan angka kematian akibat penyakit malaria bisa melampaui kematian karena virus corona di kawasan Afrika.

Baca Selengkapnya

Gajah Afrika Berusia 52 Tahun Mati di Bonbin Amerika

9 Oktober 2020

Gajah Afrika Berusia 52 Tahun Mati di Bonbin Amerika

Gajah Afrika bernama Sophi sempat mengalami penurunan kondisi selama beberapa hari sebelum mati.

Baca Selengkapnya

Studi: Nyamuk Berevolusi Gigit Manusia Gara-gara Cari Air

26 Juli 2020

Studi: Nyamuk Berevolusi Gigit Manusia Gara-gara Cari Air

Banyak jenis nyamuk menggigit beragam jenis hewan, tapi beberapa hanya suka manusia dan tidak ada yang tahu kenapa hingga kini.

Baca Selengkapnya

Kematian Massal Gajah Liar di Botswana, Penyebab Masih Misterius

6 Juli 2020

Kematian Massal Gajah Liar di Botswana, Penyebab Masih Misterius

Hampir 400 gajah mati dalam 2 bulan. Konservasionis mengkritik lambannya pemerintah Botswana bertindak atas bencana yang dialami gajah di negeri itu.

Baca Selengkapnya

Didesak Afrika dan Aktivis, Dewan HAM PBB Bahas Rasisme di AS

15 Juni 2020

Didesak Afrika dan Aktivis, Dewan HAM PBB Bahas Rasisme di AS

Negara-negara Afrika diwakili Burkina Faso dan 600 organisasi HAM serta keluarga korban mendesak Dewan HAM PBB membahas rasisme sistematis di AS.

Baca Selengkapnya

54 Negara Afrika Desak Dewan HAM PBB Bahas Kasus George Floyd

15 Juni 2020

54 Negara Afrika Desak Dewan HAM PBB Bahas Kasus George Floyd

Dubes Burkina Faso meminta Dewan HAM PBB membahas sikap rasisme sistematis dan kekerasan polisi pasca tewasnya George Floyd.

Baca Selengkapnya

Protes Rasisme, Mengenal Sosok Cecil Rhodes dari Inggris

10 Juni 2020

Protes Rasisme, Mengenal Sosok Cecil Rhodes dari Inggris

Unjuk rasa anti-rasisme di Amerika Serikat telah menyebar ke Inggris. Demonstran meminta patung Cecil Rhodes dicopot.

Baca Selengkapnya

Virus Corona di Afrika Tak Seganas di Tempat Lain, Ini Sebabnya

24 Mei 2020

Virus Corona di Afrika Tak Seganas di Tempat Lain, Ini Sebabnya

WHO mencatat virus corona Covid-19 telah menyebar ke setiap negara di Afrika sejak kasus pertama dikonfirmasi di benua itu 14 minggu lalu. Tapi ...

Baca Selengkapnya