TEMPO.CO, London - Majalah propaganda yang diterbitkan Islamic State of Iraq and al-Sham (ISIS) berbahasa Inggris, Dabiq, ditarik penjualannya dari situs toko online Amazon.
Ada empat volume majalah itu yang awalnya tersedia di situs Amazon. Namun, dalam sebuah pernyataan yang dimuat BBC edisi 6 Juni 2015, Amazon mengatakan, produk itu sudah ditarik dari situs dan kini tak lagi tersedia.
"Produk ini tidak lagi tersedia untuk dijual," kata Amazon dalam penryataan yang dikirim ke BBC. Tapi perusahaan itu tidak memberikan detail lebih lanjut soal pernyataan tersebut.
Penulis publikasi itu terdaftar sebagai Al-Hayat Media Centre, sayap media ISIS yang berfokus pada pembaca Barat. ISIS dinyatakan sebagai organisasi teroris dan terlarang di Inggris.
Majalah itu dijual dalam edisi paperpback di situs Amazon di Inggris, Amerika Serikat, Prancis, Jerman, Italia, dan Spanyol. Tapi majalah itu juga dapat diunduh secara gratis di tempat lain.
Dabiq digambarkan di Amazon sebagai "majalah berkala yang berfokus pada isu-isu tauhid (keesaan Tuhan), manhaj (pencarian kebenaran), hijrah (migrasi), jihad (perang suci), dan jama'ah (masyarakat)".
Majalah itu, yang menggunakan nama kota kecil di Suriah, Dabiq, diluncurkan pada 2014.
BBC.COM | ABDUL MANAN
Berita Menarik:
Ini Dia Sosok Tentara ISIS Tertua
Aktor Ini Tinggalkan Hollywood, Pilih Bertempur Melawan ISIS
Ditangkap, Manajer IT Coca Cola Bangladesh Koordinator ISIS
Berita terkait
Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin
2 hari lalu
Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.
Baca SelengkapnyaTajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran
21 hari lalu
Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia
Baca SelengkapnyaIran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri
22 hari lalu
Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.
Baca SelengkapnyaRusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow
30 hari lalu
Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."
Baca SelengkapnyaRusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow
31 hari lalu
Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.
Baca Selengkapnya2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan
33 hari lalu
Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki
Baca SelengkapnyaPutin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow
33 hari lalu
Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow
Baca SelengkapnyaSerangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?
33 hari lalu
Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.
Baca SelengkapnyaMacron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia
34 hari lalu
Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia
Baca SelengkapnyaRusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!
34 hari lalu
Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang
Baca Selengkapnya