Mahasiswa di Inggris Kumpulkan Dana untuk Pengungsi Rohingya  

Rabu, 3 Juni 2015 12:04 WIB

Penggalangan donasi untuk pengungsi Rohingya di Manley Room, Universitas Durham, Inggris, 1 Juni 2015. Nuri Ikawati

TEMPO.CO, Jakarta - Aksi kepedulian terhadap pengungsi Rohingya terus mengalir. Salah satunya dari para mahasiswa internasional di Inggris.

Para mahasiswa pascasarjana di Universitas Durham menggelar aksi penggalangan donasi untuk pengungsi Rohingya pada 1 Juni 2015. Kegiatan ini digagas oleh empat mahasiswa jurusan geografi asal Indonesia, Malaysia, dan Bangladesh, yaitu negara-negara tujuan pengungsi Rohingya.

Salah satu penggagas acara, Nuri Ikawati, mengatakan, selain mengumpulkan donasi, mereka ingin menggalang solidaritas internasional terhadap Rohingya. "Isu kemanusiaan Rohingya harus dilihat dari perspektif global, bukan hanya kawasan," kata mahasiswi pascasarjana jurusan public health ini melalui surat elektronik, Selasa, 2 Juni 2015.

Menurut Nuri, kolaborasi internasional penting untuk menyelesaikan masalah Rohingya. Karenanya, sebagai komunitas antarbangsa, mahasiswa Durham ingin menegaskan dukungan mereka pada etnis Rohingya.

Mereka berkumpul di Manley Room dan mengumpulkan donasi dengan menjual jajanan khas dari berbagai negara. Ada seri muka dan onde-onde dari Malaysia, gul borek dari Turki, vadai dari India, yemma balls dari Filipina, macarrons dari Prancis, vanilla croissants dan linzer cookies dari Ceko, martabak manis dan pisang goreng dari Indonesia, yoghurt chesse cake dan green-tea pound cake buatan mahasiswa Jepang, dan bi treab dari Kamboja.

Mahasiswa yang berpartisipasi pun beragam, mulai dari Indonesia, Malaysia, Bangladesh, Jepang, Ceko, Kamboja, Prancis, Filipina, India, Turki, dan Brunei Darussalam. Mereka juga didukung oleh universitas. "Ini usaha yang luar biasa," kata Mike Bentley, Kepala Jurusan Geografi Universitas Durham.

Tak hanya di jurusan Geografi, kegiatan ini pun menjalar ke jurusan geologi. Para mahasiswa tersebut mampu mengumpulkan 400 pound sterling atau sekitar Rp 8 juta dalam tiga jam. Selanjutnya, sumbangan akan disalurkan lewat Islamic Relief Malaysia dan Dompet Dhuafa Indonesia.

Etnis Rohingya tidak diakui sebagai warga negara oleh pemerintah Myanmar dan dimusuhi ekstremis Buddha di sana sehingga mengungsi ke berbagai negara. Sekitar 3.000 pengungsi Rohingya dan imigran Bangladesh tiba di pesisir Aceh dan Pantai Langkawi, Malaysia, pada awal Mei lalu. Setelah berlayar selama berbulan-bulan, mereka diabaikan oleh penyelundup imigran yang mengangkut mereka dengan perahu.

ATMI PERTIWI

Berita terkait

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

18 hari lalu

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

Baju Lebaran yang diberikan oleh Yayasan BFLF Indonesia berupa satu setelan busana muslim untuk anak perempuan pengungsi Rohingya

Baca Selengkapnya

120 Warga Etnis Rohingya Dievakuasi dari Laut ke Daratan Aceh

31 Desember 2021

120 Warga Etnis Rohingya Dievakuasi dari Laut ke Daratan Aceh

Saat mendarat, para pengungsi Rohingya yang mayoritas perempuan dan anak-anak tersebut dalam kondisi lemas dan kedinginan.

Baca Selengkapnya

Ribuan Pengungsi Rohingya di Pulau Terpencil Protes

1 Juni 2021

Ribuan Pengungsi Rohingya di Pulau Terpencil Protes

Pengungsi Rohingya ini protes terhadap kondisi kehidupan di pulau Bhashan Char, Bangladesh, yang rawan topan.

Baca Selengkapnya

Bangladesh Lanjutkan Pemindahan Ribuan Pengungsi Rohingya ke Pulau Terpencil

28 Januari 2021

Bangladesh Lanjutkan Pemindahan Ribuan Pengungsi Rohingya ke Pulau Terpencil

Pemerintah Bangladesh akan merelokasi 2-3 ribu pengungsi Rohingya ke Pulau Bhasan Char.

Baca Selengkapnya

100 Etnis Rohingya Ditahan Otoritas Myanmar

8 Januari 2021

100 Etnis Rohingya Ditahan Otoritas Myanmar

Hampir 100 etnis Rohingya ditahan oleh kepolsiain Myanmar dalam sebuah penggerebekan. Mereka dituduh melakukan perjalanan ilegal.

Baca Selengkapnya

Perusahaan Israel Dituduh Dukung Militer Myanmar Genosida Etnis Rohingya

24 Desember 2020

Perusahaan Israel Dituduh Dukung Militer Myanmar Genosida Etnis Rohingya

Justice for Myanmar merilis laporan yang menyebut perusahaan Israel menjual teknologinya ke militer Myanmar untuk melakukan genosida terhadap Rohingya

Baca Selengkapnya

Janda Rohingya Gugat Myanmar Rp 28 Miliar atas Pembunuhan Suaminya di Inn Din

12 Desember 2020

Janda Rohingya Gugat Myanmar Rp 28 Miliar atas Pembunuhan Suaminya di Inn Din

Seorang janda Rohingya menuntut kompensasi US$ 2 juta atas kematian suaminya yang dibunuh oleh tentara Myanmar di Inn Din, Myanmar barat, pada 2017.

Baca Selengkapnya

Kemenangan Partai NLD Aung San Suu Kyi Cukup untuk Membentuk Pemerintahan

13 November 2020

Kemenangan Partai NLD Aung San Suu Kyi Cukup untuk Membentuk Pemerintahan

Partai NLD pimpinan Aung San Suu Kyi mengamankan 322 kursi parlemen bikameral dalam pemilu Myanmar, jumlah kursi yang cukup untuk membentuk kabinet.

Baca Selengkapnya

Aung San Suu Kyi Terpilih Lagi, Partai NLD Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

9 November 2020

Aung San Suu Kyi Terpilih Lagi, Partai NLD Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

Partai NLD Aung San Suu Kyi meraih 15 kursi dalam penghitungan suara sementara pemilu Myanmar 2020 pada Senin.

Baca Selengkapnya

Partai Aung San Suu Kyi Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

7 November 2020

Partai Aung San Suu Kyi Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

Aung San Suu Kyi dan partainya, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), diprediksi kembali menang meski diterpa isu genosida etnis Rohingya

Baca Selengkapnya