TEMPO.CO, Oklahoma - Mahkamah Agung Amerika Serikat memenangkan gugatan seorang wanita muslim penggugat sebuah toko pakaian. Pengajuan tuntutan oleh wanita yang diketahui bernama Samantha Elauf karena toko Abercrombie & Fitch menolak memberikannya pekerjaan karena dia mengenakan jilbab.
Dalam sidang, delapan suara juri mendukung Elauf, sementara satu suara menolak mendukungnya, Senin, 1 Juni 2015. Berkas kemenangan Elauf tersebut langsung diserahkan kepada Komisi US Equal Employment Opportunity (EEOC), sebuah badan federal yang menggugat perusahaan atas nama Samantha Elauf, yang ditolak bekerja pada 2008 di sebuah toko di Negara Bagian Oklahoma ketika berusia 17 tahun.
"Ketaatan iman saya seharusnya tidak mencegah saya mendapatkan pekerjaan. Saya senang berdiri untuk hak-hak saya serta bahagia EEOC ada di sana untuk saya dan membawa keluhan saya ke pengadilan," kata Elauf dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan EEOC.
Keputusan tersebut disambut baik oleh Dewan Hubungan Islam Amerika (CAIR), yang aktif berkampanye untuk kebebasan sipil bagi komunitas muslim di AS.
"Kami menyambut putusan bersejarah ini dalam membela kebebasan beragama saat komunitas muslim Amerika sedang menghadapi peningkatan tingkat Islamophobia," ujar Direktur Eksekutif Nasional CAIR Nihad Awad, seperti dilansir Al Jazeera pada Selasa, 2 Juni 2015.
Elauf, sekarang 24 tahun, awalnya memenangi ganti rugi US$ 20 ribu atas Abercrombie dalam sidang di pengadilan distrik federal.
Sementara itu, Abercrombie menyatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kasus ini akan terus berlanjut. "Kami akan menentukan langkah-langkah berikutnya dalam litigasi," ucap Abercrombie.
Putusan Senin lalu merupakan yang kedua oleh pengadilan tinggi pada tahun ini dalam mendukung dugaan diskriminasi terhadap muslim. Pada Januari lalu, hakim menemukan bahwa kebijakan Arkansas melarang narapidana memiliki jenggot telah melanggar hak-hak agama dari tahanan yang ingin memiliki jenggot sesuai dengan keyakinan mereka.
AL JAZEERA | YON DEMA
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya