Pejuang syiah yang dikenal Hashid Shaabi berada dekat mobil terbakar yang digunakan oleh Negara Islam (ISIS) sebagai bom bunuh diri di selatan Tikrit, 12 Maret 2015. Pasukan keamanan Irak dan milisi Syiah baku tembak sporadis dengan pejuang Negara Islam (ISIS) di Tikrit. REUTERS/Thaier Al-Sudani
TEMPO.CO, Abu Dhabi - Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengklaim bertanggung jawab atas ledakan bom di sebuah masjid Syiah di Arab Saudi, Jumat, 29 Mei 2015. Ini serangan kedua yang diklaim ISIS di negara eksportir minyak tersebut.
Kementerian Dalam Negeri mengatakan sebuah mobil meledak di luar Masjid Al-Anoud di Dammam ketika berlangsung salat Jumat. Saksi mata menyebutkan pengebom bunuh diri menyamar sebagai perempuan dan meledakkan diri di tempat parkir saat penjaga tak mengizinkannya masuk.
Empat korban tewas dalam kejadian ini. Beberapa mobil terbakar. Warga sekitar menyebar foto peristiwa saat asap hitam memenuhi area parkir. Juga foto jasad laki-laki yang diyakini pelaku bom bunuh diri.
Pernyataan ISIS menyebutkan pria itu adalah Abu Jandal Al-Jizrawi. Menurut mereka, Jizrawi berhasil mencapai targetnya meski ada penjagaan ketat di lokasi.
Pekan lalu, ISIS juga mengaku bertanggung jawab atas bom bunuh diri di masjid Syiah di Desa Qadeeh, dekat Kota Al-Qatif. Sebanyak 21 orang tewas dan hampir 100 terluka dalam serangan paling berdarah di Arab Saudi pada 2015 tersebut.
ISIS secara terbuka menyatakan mencoba mendorong perselisihan sektarian untuk menggulingkan pemerintahan keluarga Raja Arab Saudi. Mereka mendesak kalangan Sunni muda kerajaan untuk menyerang Syiah.
Sheikh Sabah Al-Ahmed Al-Sabah, pemimpin negara tetangga, Kuwait, mengatakan perselisihan sektarian adalah ancaman paling serius yang dihadapi muslim. Dia meminta ada langkah cepat untuk mengatasi masalah ini.