Amerika Mulai Latih Pemberontak Suriah Lawan ISIS  

Jumat, 8 Mei 2015 17:39 WIB

AP/Charles Dharapak

TEMPO.CO, Washington - Setelah direncanakan selama berbulan-bulan dan terus tertunda, pasukan operasi khusus Amerika Serikat akhirnya mulai melatih kelompok kecil pemberontak Suriah. Menteri Pertahanan Amerika Ashton B. Carter mengatakan mereka ingin menciptakan kelompok politik moderat dengan kecakapan bertempur untuk mengalahkan tentara Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan Jabat al-Nusra yang bersenjata lengkap serta berpengalaman.

Dia sadar bakal butuh bertahun-tahun untuk menciptakan pasukan penangkal ISIS. Saat ini pun hanya 90 orang pemberontak ikut pelatihan tahap pertama yang digelar di Yordania. Mereka akan dikirim kembali ke Suriah setelah beberapa bulan.

Carter tidak menjanjikan keberhasilan program ini, meski dia mengharapkannya. "Butuh bukti. Kami mulai dari orang-orang yang kami punya dan telah kami periksa secara hati-hati," ujarnya, seperti dilaporkan New York Times, Jumat, 8 Mei 2015. Namun dia menyebut Amerika paham pelatihan terbaik dan soal penempatan awal.

Program ini rencananya melatih 5400 orang Suriah dalam setahun di fasilitas pelatihan Yordania, Qatar, Arab Saudi, dan Turki. Mereka akan dikirim kembali dengan peralatan militer dasar, termasuk amunisi, senjata kecil, truk, dan mesin tembak.

Ketika mereka ditempatkan di Suriah nanti, Pentagon akan mengatur taktik gerakan. "Hal terbesar, kami sedang membangun jaringan," kata Carter, seperti dilaporkan Washington Post. Artinya, secara tidak langsung Amerika bisa mempengaruhi situasi peperangan di Suriah.

Carter mengatakan Pentagon melindungi para pelatih asal Amerika yang ikut program ini secara ekstra. Sebab, berdasarkan pengalaman, tentara asing yang melatih sering jadi target serangan milisi musuh.

Masih banyak pertanyaan tentang pelatihan pemberontak ini. Salah satunya, kemungkinan mereka akan berkonflik dengan pasukan pembela Presiden Suriah Bashar al-Assad. Pemerintahan Presiden Amerika Barack Obama belum menentukan sikap pasti. "Kami belum memutuskan aturan keterikatan," ujar Carter.

NEW YORK TIMES | WASHINGTON POST | ATMI PERTIWI

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya