TEMPO.CO, Washington - Pada pandangan pertama, pesawat kepresidenan Amerika Serikat, Air Force One, mungkin terlihat seperti pesawat Boeing 747 pada umumnya, hanya catnya saja yang berbeda. Namun, kemampuannya jauh melampaui pesawat sejenis yang dioperasikan untuk penerbangan komersial. Sejumlah modifikasi dilakukan Angkatan Udara AS sebelum pesawat itu dioperasikan.
Secara berkala, pesawat itu dikandangkan untuk perawatan menyeluruh. Selain meng-upgrade teknologi interior, cat juga dikelupas untuk mencari setiap retak pada badan pesawat.
Pada tahun 2017, genap 30 tahun pesawat beroperasi dan akan segera dipensiunkan. Menurut The Wall Street Journal, Angkatan Udara AS telah menyiapkan dana sebesar US$ 1,65 miliar untuk membeli gantinya.
Berikut 10 fakta tentang pesawat kepresidenan AS itu:
Ada dua Air Force One
Namanya merujuk pada hanya satu pesawat tunggal. Namun pada kenyataannya, ada dua pesawat yang identik dan bernama sama. Pesawat jenis Boeing 747-200 yang telah dimodifikasi itu digunakan secara bergantian.
Tak perlu berhenti untuk isi bahan bakar
Siapa bilang semua pesawat harus mendarat untuk mengisi bahan bakar? Air Force One memiliki kemampuan untuk mengisi bahan bakar di udara, yang berarti bisa berada di udara tanpa batas. Meskipun fitur tersebut hanya akan digunakan dalam situasi darurat, Air Force One memiliki tutup bahan bakar khusus pada hidung pesawat, untuk memudahkan pengisian bahan bakar.
Hampir supersonik
Air Force One memiliki kemampuan untuk terbang dengan kecepatan lebih dari 600 mil per jam (atau 92 persen dari kecepatan suara) - begitu cepat sehingga pernah pesawat tempur F-16 yang mengawal pesawat itu mengalami kesulitan menjaga dan harus meminta pilot pesawat untuk memperlambat laju pesawat.
Memiliki sistem komunikasi canggih
Pesawat ini dilengkapi dengan sistem telekomunikasi terenkripsi sehingga presiden AS aman menerima atau mengirim panggilan telepon dari kabin pesawat. Pesawat dilengkapi 87 telepon yang seluruhnya bisa digunakan untuk melakukan panggilan. Skenarionya, jika ada serangan terhadap AS, pesawat ini bisa berfungsi sebagai pusat komando udara dengan akses internet berkecepatan tinggi dan kemampuan untuk menyampaikan pidato yang disiarkan secara nasional dari sistem video teleconference-nya.
Ruang yang lapang
Presiden dan penumpang yang menyertainya menikmati ruang kabin seluas 4.000 kaki persegi atau setara 371,61 meter persegi dalam tiga tingkat. Pada dek yang ditempati presiden, terdapat ruang tamu lengkap dengan tempat tidur, kamar mandi pribadi, dan semacam kantor kepresidenan. Juga terdapat treadmill yang disimpan di bagasi dan hanya digunakan selama penerbangan jarak jauh.
Dapur yang luas
Air Force One memiliki dapur yang mampu menyediakan makanan untuk hingga 100 orang dengan makanan yang disiapkan secara hati-hati dan tingkat keamanan tinggi. Jika presiden tidak suka dengan apa yang ada di daftar menu, staf harus siap untuk menyediakan menu sesuai seleranya.
"Bidadari" di udara
Lebih dari satu nama untuk menyebut Air Force One. Angkatan Udara AS biasanya menggunakan istilah VC-25A, dan nama panggilan rahasianya adalah "Angel."
Anti peluru
Meskipun rincian kemampuan pertahanan pesawat itu dirahasiakan, Air Force One adalah pesawat militer dengan kemampuan sebagai bunker dalam peristiwa serangan nuklir dan mampu bertahan dari serangan udara. Pesawat ini juga memiliki sistem pertahanan elektronik khusus yang bisa mengacau radar musuh.
Memiliki ruang gawat darurat
Air Force One memiliki fasilitas medis lengkap termasuk peralatan operasi yang mungkin dilakukan dalam keadaan darurat yang mengancam jiwa. Bahkan untuk perjalanan ke luar negeri, cadangan darah yang sesuai dengan golongan darah presiden AS wajib ada dalam lemari es di ruang ini.
Didahului oleh limusin
Kemanapun presiden AS pergi, limusin yang dibuat khusus - dijuluki The Beast - selalu menyertai. Limusin kepresidenan AS selalu diterbangkan lebih dulu dengan pesawat kargo militer sebelum keberangkatan Air Force One, sehingga sudah berada di landasan ketika presiden AS tiba.
ABC NEWS | INDAH P.
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya