TEMPO.CO, Jakarta - Lebih dari 1.000 demonstran menguasai jalan-jalan di Baltimore, Amerika Serikat, Sabtu, 25 April 2015 setelah kematian seoprang pria kulit hitam, Freddie Gray, yang ditahan polisi tewas, Minggu pekan lalu. Ini merupakan aksi demo terbesar yang ada di kota ini.
Gray ditahan polisi pada 12 April 2015 lalu. Ia ditangkap di sebuah proyek perumahan di Baltimore dan dalam proses penahanan Gray, ia mengalami cedera tulang belakang. Dan Gray meninggal dalam keadaan koma sepekan kemudian. Enam orang polisi kemudian diskors dan polisi internal masih melakukan investigasi.
Gray, 25, merupakan korban teranyar warga negara Amerika berkulit hitam, yang meninggal selama beberapa bulan terakhir, saat sedang berada dalam tahanan polisi. Hal ini memicu terjadinya aksi protes terhadap kekerasan yang dilakukan oleh polisi.
Baltimore terus dilanda aksi demo setelah kematian Gray, Minggu pekan lalu. Namun, aksi demo yang terjadi Sabtu, 25 April 2015 ini merupakan aksi terbesar yang pernah ada.
Dalam aksi demo besar-besaran yang terjadi Sabtu waktu setempat, para demonstran yang dipimpin oleh the People's Power Assembly, melakukan aksi dari Sandtown, tempat Gray, ditahan sampai ke kantor polisi Western District, tempat saat ambulan dipanggil untuk Gray begitu ia tiba di kantor polisi itu dalam keadaan terluka.
BBC | GRACE S GANDHI
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya