TEMPO.CO, Pulau Liberty -Kepolisian mengevakuasi ratusan turis sebagai antisipasi adanya ancaman bom dan paket mencurigakan di Monumen dan Pulau Liberty, Amerika Serikat. Seorang petugas Taman Nasional mengklaim informasi tersebut datang langsung dari seorang petugas panggilan darurat atau 911.
"Mereka ingin meledakkan Patung Liberty," kata petugas Taman Nasional mengulangi informasi tersebut, Jumat, 24 April 2015.
Polisi Federal kemudian tiba bersama beberapa anjing pelacak dan mulai melakukan penelusuran. Evakuasi ke luar pulau mulai disiapkan setelah polisi dan anjing pelacak menemukan hal mencurigakan dekat loker di dasar monumen.
Petugas pemadam kebakaran sendiri telah mengkonfirmasi mendapat panggilan untuk mengantisipasi paket mencurigakan sekitar pukul 12.57 waktu setempat. Kapal Feri Statue yang kerap menyeberangkan turis ke Pulau Liberty juga membatalkan keberangkatan setelah mendapat informasi soal paket mencurigakan.
"Tiba-tiba mereka bilang 'turun, turun, turun, kita harus mengevakuasi kapal," kata turis asal Ohio, Karen Mason mengulangi kalimat petugas.
Menurut Karen, tak ada informasi yang jelas soal apa yang terjadi. Akan tetapi para turis merasakan adanya tanda bahaya. "Kami melihat helikopter dan tahu pasti ada sesuatu yang terjadi," kata dia.
Penyisiran kepolisian dan anjing pelacak berlangsung hingga sore. Kepolisian kemudian menyatakan monumen pemberian Perancis pada 1986 tersebut aman.
BBC I FRANSISCO
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya