Obama Minta Maaf Operasi Kontra Terorisme Tewaskan 2 Sandera

Reporter

Editor

Jumat, 24 April 2015 14:18 WIB

Presiden A.S. Barack Obama memasang earphonenya saat menghadiri pertemuan ASEAN-U.S di Naypyitaw, Myanmar, 13 November 2014. AP/Khin Maung Win

TEMPO.CO, Washington - Presiden Barack Obama secara resmi menyampaikan permintaan maaf dan siap bertanggung jawab penuh untuk semua operasi kontra terorisme yang telah menewaskan beberapa tahanan militan Islam, di antaranya seorang tahanan asal AS dan seorang asal Italia.

"Saya amat menyesali apa yang terjadi. Atas nama pemerintah Amerika Serikat, saya menawarkan permintaan maaf terdalam untuk keluarga," kata Obama kepada wartawan di Gedung Putih. Obama menambahkan, ia telah memerintahkan ulasan lengkap dari masalah itu untuk memastikan kesalahan tidak terulang.

Peristiwa itu terjadi pada Januari lalu ketika sebuah serangan pesawat tak berawak (drone) AS yang menargetkan kelompok pentolan Al-Qaeda di Pakistan, dekat perbatasan Afganistan, secara tidak sengaja membunuh seorang Amerika dan Italia yang telah disandera selama bertahun-tahun.

Kedua korban itu diidentifikasi sebagai Warren Weinstein, tenaga kerja bantuan asal Amerika yang ditahan oleh Al-Qaeda sejak 2011, dan Giovanni Lo Porto, seorang Italia yang hilang di Pakistan pada tahun yang sama.

Warga Amerika lain yang ikut terbunuh dalam serangan itu adalah Ahmed Farouq, yang juga adalah pemimpin Al-Qaeda, dan Adam Gadahn, seorang anggota Al-Qaeda yang didakwa dengan tuduhan pengkhianatan di AS, yang tewas di kamp Al-Qaeda dalam serangan lain lima hari kemudian.

Korban jiwa yang muncul sering dianggap sebagai kemunduran dari praktek serangan drone AS yang telah berlangsung lama dengan menargetkan milisi Islam di Pakistan, Afganistan, dan di sejumlah tempat lainnya. Bahkan sering menuai kritik dari negara-negara dan kelompok kebebasan sipil di AS sendiri.

Ketua Parlemen Republik John Boehner dan anggota parlemen lain menyebut tindakan Obama tersebut tepat tapi menghindari kritik atas program drone.

Senator Lindsey Graham dari South Carolina, seorang anggota Parlemen Republik yang sering pengecam keras presiden Demokrat tersebut bahkan mengatakan Gadahn dan Farouq "mendapatkan apa yang mereka layak (dapatkan)."

REUTERS | MECHOS DE LAROCHA

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya