Ada 16 Ribu Senjata Nuklir di Dunia, Siapa Pemiliknya?

Reporter

Editor

Indah Pratiwi

Selasa, 14 April 2015 07:21 WIB

Gerald R. Ford class atau CVN 78, kapal induk bertenaga nuklir terbaru milik Amerika. Kapasitas angkut pesawat mencapai 75 pesawat, paling besar diantara kapal induk lainnya. Hebatnya kapal ini tidak memiliki batas jarak, mengelilingi bumi selama 50 tahun sanggup dilakukan kapal induk canggih ini. thefordclass.com

TEMPO.CO, London - Berapa banyak rudal nuklir di dunia saat ini dan negara mana saja yang memilikinya? Jumlah pastinya bervariasi, namun seperti diungkapkan Bulletin of the Atomic Scientists (BAS), terdapat 16.300 senjata nuklir di dunia. Sedang lembaga lain, Federation of American Scientists (FAS), menyebut jumlah berbeda, sekitar 15.650.

Dari jumlah itu, 93 persen senjata itu dimiliki oleh Amerika Serikat dan Rusia. Sisanya tersebar di beberapa negara, mulai dari Korea Utara hingga beberapa negara Eropa.

Yang paling populer adalah Pyotr Veliky milik Rusia yang kini tersebar di 14 negara pada sekitar 98 tempat, jumlahnya sekitar 10 ribu senjata. Senjata-senjata ini kini berada dalam penyimpanan aman dan sebagian di antaranya dijadwalkan untuk segera dimusnahkan.

Dari 10 ribu itu, sekitar 4.000 unit menurut BAS dalam kondisi "siap pakai". Pada waktu tertentu, sebanyak 1.800 unit dalam kondisi "siaga", yang berarti dapat digunakan dengan hanya waktu persiapan beberapa menit saja.

Data terbaru yang dimiliki BAS, AS memiliki 7.100 hulu ledak nuklir, yang terdiri dari 2.080 unit yang sudah ditempatkan, 2.680 unit dalam penyimpanan, dan 2.340 unit menunggu dimusnahkan. Rusia - yang kurang terbuka dalam hal ini - diperkirakan memiliki sedikit lebih banyak, sekitar 8.000 unit.

Inggris memiliki sekitar 215 hulu ledak, meskipun sangat bergantung pada AS untuk mempertahankannya. Masing-masing dari empat kapal selam nuklirnya membawa 16 rudal Trident pada waktu tertentu.

Perancis memiliki 300 hulu ledak, beberapa di antaranya dipasang pada pesawat tempurnya. Seperti Inggris, negara ini memiliki satu kapal selam bersenjata nuklir yang berpatroli setiap saat.

Cina hanya memiliki sekitar 250 hulu ledak, dan tidak satupun dari mereka yang dianggap sepenuhnya siap digunakan. Cina diyakini dalam proses meningkatkan persenjataannya.

Data terbaru BAS, Israel memiliki 80 hulu ledak nuklir, meskipun negara itu secara resmi tidak mengkonfirmasikan atau menyangkal keberadaan mereka. FAS mengatakan Pakistan memiliki sekitar 100-120 unit, India 90-110 unit, dan Korea Utara kurang dari 10 unit.

Menurut International Campaign to Abolish Nuclear Weapons (ICAN), saat ini, sebanyak 40 negara memiliki reaktor penelitian nuklir yang sewaktu-waktu bisa dialihkan untuk memproduksi senjata. Pakistan dan Korea Utara adalah negara dalam katagori ini, menyusul kemudian Iran. Libya, yang membeli rincian program nuklir Pakistan dari ilmuwan Abdul Qadeer Khan yang membelot ke negara itu, meninggalkan upayanya di bawah tekanan dari AS.

Menurut Forbes, Suriah berusaha untuk membangun reaktor rahasia senjata dengan bantuan Korea Utara tetapi dibom oleh Israel pada tahun 2007 sebelum banyak kemajuan dibuat.

THE INDEPENDENT | INDAH P.

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya