WNI Yang Bertahan di Sanaa Berharap Segera Dievakuasi

Reporter

Editor

Abdul Manan

Rabu, 1 April 2015 22:30 WIB

Langit malam yang diwarnai oleh roket serangan udara yang dilancarkan oleh koalisi Arab Saudi pada pemberontak Houthi di Sanaa, Yaman, 30 Maret 2015. Ini merupakan operasi 'Decisive Storm' untuk memerangi pemberontak Houthi. Sinan Yiter/Anadolu Agency/Getty Images

TEMPO.CO, Sanaa - Pengeboman yang masih terus berlangsung di Sanaa menyebabkan kondisi ibu kota Yaman itu semakin berbahaya. Sejumlah warga Indonesia, yang belum dievakuasi dari sana, mengaku mulai takut untuk bertahan dan berharap segera dievakuasi dari negara yang dilanda perang sipil itu.

Menurut Pelaksana Tugas Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Sanaa, Rusmayudi Lubis, Rabu 1 April 2015, sebagian besar warga Indonesia sudah meninggalkan kota itu. Berdasarkan informasi yang dimilikinya, sebanyak lebih dari 200 orang warga Indonesia di Sanaa sudah berada di Provinsi Hudaidah, kota di bagian barat Yaman yang dekat Laut Merah.

Mereka yang sudah berada di Hudaidah itu adalah duta besar, staf Kedutaan Besar RI di Sanaa, pramugari, mahasiswa, pelajar, dan beberapa tenaga kerja Indonesia. "Mereka akan melanjutkan perjalanan ke Zaijan, Saudi Arabia sore ini. Semuanya sekitar 6 bus besar yang dikawal kepolisian Yaman," kata Rusmayudi.

Selain yang dievakuasi, kata Rusmayadi, masih ada pelajar dan mahasiswa yang ada di kota ini. Sebagian buruh migran di kota itu juga mengaku belum tahu kalau akan ada evakuasi oleh pemerintah Indonesia. "Kurang meratanya informasi tentang evakuasi ke TKI yang ada di ibu kota Sanaa sehingga mereka tidak tahu kalu ada evakuasi," kata dia.

Rusmayadi hingga kemarin masih bertahan di Sanaa. Salah satu alasannya, ia masih ingin menyelesaikan tugas akhir. Di Sanaa, Rusmayadi juga sempat menghubungi setidaknya 7 TKI di kota ini. "Ketika saya tanya, mereka juga sudah sangat takut untuk bertahan dan sangat berharap untuk dievakuasi secepat mungkin," kata dia.

Rusmayadi pagi tadi sudah mendatangi KBRI di Sanaa dan menanyakan soal nasib TKI yang ada di sana dan rencana evakuasi mereka. Di KBRI ia hanya bisa menemui satpam karena Duta Besar dan pegawai KBRI sudah meninggalkan Sanaa. "Saya sendiri belum ikut evakusi karena masih terus ingin membantu WNI," kata pria yang akrab disapa Yudi ini.

Menurut Yudi, di Sanaa hari ini tak terdengar ledakan bom seperti beberapa hari sebelumnya. Tapi ia mendengar baku tembak. "Kemaren malam baru ada ledakan bom besar pukul 08.22 malam di salah satuh gudang senjata, tepatnya di Gunung Pajja Attan," kata dia sembari menambahkan bahwa hingga hari ini setidaknya masih ada 15 pelajar di Sanaa. Soal jumlah TKI, ia mengaku masih mencari tahu karena PPI Sanaa hanya punya data jumlah pelajar dan mahasiswa.

ABDUL MANAN


Berita terkait

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

2 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

Kementerian Luar Negeri RI membenarkan telah terjadi perkelahian sesama kelompok WNI di Korea Selatan persisnya pada 28 April 2024

Baca Selengkapnya

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

4 hari lalu

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

Biro-biro di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tidak percaya Israel gunakan senjata dari Washington tanpa melanggar hukum internasional

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

4 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

5 hari lalu

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

Taiwan kembali diguncang gempa bumi sampai dua kali pada Sabtu, 26 April 2024. Tidak ada WNI yang menjadi korban dalam musibah ini

Baca Selengkapnya

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

5 hari lalu

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

IOM merupakan organisasi internasional pertama yang menerima Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

5 hari lalu

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

Sebanyak 23 individu mendapat Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award karena telah berjasa dalam upaya pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

12 hari lalu

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

Mengapa Amerika Serikat tolak keanggotaan penuh Palestina di PBB dengan hak veto yang dimilikinya? Bagaimana sikap Indonesia?

Baca Selengkapnya

Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

13 hari lalu

Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

Kementerian Luar Negeri RI menyoroti gagalnya PBB mensahkan keanggotaan penuh Palestina.

Baca Selengkapnya

Menteri Luar Negeri Rusia dan Iran Disebut Saling Kontak Sehari sebelum Serangan Ke Israel

15 hari lalu

Menteri Luar Negeri Rusia dan Iran Disebut Saling Kontak Sehari sebelum Serangan Ke Israel

Sergey Lavrov terhubung dalam percakapan telepon dengan Iran Hossein Amirabdollahian sebelum serangan membahas situasi di Timur Tengah

Baca Selengkapnya

Reaksi Pemimpin Dunia Terbelah soal Serangan Iran Ke Israel

16 hari lalu

Reaksi Pemimpin Dunia Terbelah soal Serangan Iran Ke Israel

Serangan Iran ke Israel menuai respon berbeda para pemimpin dunia.

Baca Selengkapnya