Maskapai Thailand Dilarang Terbang ke Cina, Korsel, Jepang  

Reporter

Selasa, 31 Maret 2015 11:38 WIB

Seorang pengendara sepeda menyaksikan pesawat Thai Airways yang tergelincir di landasan bandara Suvarnabhumi, Bangkok (9/9). Pesawat ini terbang dari Guangzhou, Cina menuju Bangkok. REUTERS/Athit Perawongmetha

TEMPO.CO, Bangkok - Cina, Korea Selatan, dan Jepang sepakat untuk menghentikan rute baru dan sewa penerbangan bagi beberapa maskapai penerbangan Thailand. Keputusan tersebut diambil menyusul soroton tim audit penerbangan internasional terhadap keamanan penerbangan maskapai-maskapai tersebut.

Sumber yang terkait masalah ini mengatakan bahwa masalah keamanan yang signifikan telah ditemukan selama audit di otoritas penerbangan sipil Thailand oleh International Civil Aviation Organization yang berbasis di Montreal, Kanada.

Sumber tersebut mengatakan kekhawatiran ICAO berkisar masalah sertifikat untuk operator oleh otoritas Thailand, sementara ICAO tidak bisa "menyentuh" negara. Audit mengidentifikasi kekhawatiran yang dapat menyebabkan negara mengambil langkah-langkah seperti melarang penerbangan.

"Audit ini mengungkapkan beberapa masalah keamanan, terutama yang berkaitan dengan prosedur sertifikasi operator udara," kata juru bicara ICAO Anthony Philbin dalam e-mail, menambahkan bahwa Thailand telah mengajukan rencana kepada ICAO untuk memperbaiki permasalahan yang diidentifikasi.

Maskapai yang terkena larangan adalah Thailand Airways International, maskapai penerbangan murah Thai AirAsiaX, maskapai Orient Thai Airlines, dan operator penerbangan carter Sky View serta Asia Atlantic Airlines.

Pihak berwenang di Thailand dilaporkan tengah memperbaiki keadaan sistem penerbangan di Thailand berdasarkan dengan ketentuan ICAO.

"Thailand pasti akan mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah ini," kata juru bicara Kementerian Transportasi Thailand. "Saya pikir mereka perlu waktu."

"Sebanyak seratus penerbangan ke Jepang telah dibatalkan dan sekitar 30.000 telah dikembalikan ke pihak maskapai," kata Dirjen Departemen Penerbangan Sipil Thailand (DCA) Somchai Piputwat kepada wartawan, Senin, yang dilansir Channel News Asia pada 31 Maret 2015.

Menurut Somchai, pihak berwenang Cina telah menolak rencana maskapai Orient Thai Airlines dan operator penerbangan carter Sky View untuk mengoperasikan penerbangan lainnya ke negara itu. Korea Selatan juga telah menolak rencana oleh maskapai penerbangan carter Asia Atlantic Airlines untuk memulai penerbangan barunya.

Langkah ketiga negara kuat Asia tersebut dianggap sebagai pukulan telak bagi perusahaan penerbangan Thailand tersebut. Pasalnya, maskapai tersebut masih dalam proses pemulihan setelah rangkaian protes di Thailand yang berimbas pada berkurangnya wisatawan asing yang datang berkunjung.

CHANNEL NEWS ASIA|YON DEMA

Berita terkait

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

18 November 2018

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.

Baca Selengkapnya

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

26 Oktober 2017

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.

Baca Selengkapnya

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

30 Agustus 2017

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.

Baca Selengkapnya

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

27 Agustus 2017

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.

Baca Selengkapnya

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

11 Agustus 2017

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat

Baca Selengkapnya

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

20 Juli 2017

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.

Baca Selengkapnya

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

11 Juni 2017

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.

Baca Selengkapnya

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

16 Mei 2017

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn

Baca Selengkapnya

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

11 Mei 2017

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.

Baca Selengkapnya

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

28 April 2017

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.

Baca Selengkapnya