Paus Fransiskus Akan Hadiri Kongres Amerika  

Reporter

Sabtu, 28 Maret 2015 05:23 WIB

Sejumlah pastor mengambil gambar Paus Fransiskus saat tiba untuk memimpin misa di Katedral Manila, Filipina, 16 Januari 2015. Paus Fransiskus meminta pemerintah Filipina untuk mengatasi korupsi mengatasi kesenjangan sosial di negara paling Katolik di Asia. REUTERS/Romeo Ranoco

TEMPO.CO , Washington DC:Paus Fransiskus akan menjadi Paus pertama yang menghadiri Kongres Amerika Serikat setelah menerima undangan untuk mengunjungi Gedung Putih.

Presiden AS Barack Obama akan menjadi tuan rumah dan menerima kunjungan Sri Paus pada 23 September, setelah sempat menyampaikan undangan selama pembicaraan di Vatikan tahun lalu.

Gedung Putih mengatakan presiden dan Paus akan melanjutkan dialog tentang kemiskinan, lingkungan, imigrasi dan mempromosikan kebebasan beragama.

"Presiden berharap untuk melanjutkan pembicaraan ini dengan Bapa Suci selama kunjungan pertamanya ke Amerika Serikat sebagai Paus," kata sebuah pernyataan.

Pemimpin berusia 78 tahun gereja Katolik Roma itu menyampaikan akhir tahun lalu bahwa ia akan mengunjungi AS untuk mengambil bagian dalam kongres Gereja Katolik di Philadelphia. Dalam perjalanannya, ia juga akan mengunjungi PBB di New York dan menghadiri Kongres AS.

Obama sering berbicara tentang kekagumannya pada Fransisikus. Ia berulang kali memuji Paus atas kasih sayang dan kerendahan hatinya.

"Sebagai pemimpin kaum miskin dan orang-orang yang paling rentan di antara kita, ia membawa keluar pesan cinta dan kasih sayang yang telah mengilhami dunia selama lebih dari dua ribu tahun, bahwa di antara satu sama lain, kita melihat wajah Allah," kata Obama tahun lalu.

Paus Fransiskus juga banyak dipuji karena menginisiasi dan mendorong terjadinya diplomasi rahasia antara Kuba dan Amerika Serikat.

Menurut pernyataan Vatikan, Fransiskus menulis surat kepada AS dan pemimpin Kuba dan mengundang mereka untuk menyelesaikan persoalan kemanusiaan untuk kepentingan bersama. Termasuk situasi tahanan perang, dalam rangka memulai babak baru dalam hubungan antara kedua belah pihak.

Obama dan Francis bertemu untuk pertama kalinya di Vatikan pada Maret tahun lalu. Keduanya mangadakan pembicaraan tertutup tentang perselisihan atas ketentuan penggunaan alat kontrasepsi yang menjadi kebijakan pemerintah AS dalam rangka mereformasi perawatan kesehatan di negara tersebut.

DAILY MAIL | MECHOS DE LAROCHA

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya