ISIS Klaim Serangan Bunuh Diri Tewaskan 7 Orang di Libya

Reporter

Rabu, 25 Maret 2015 21:47 WIB

Pejuang pemberontak menggunakan komputer untuk menentukan sasaran poin terhadap pasukan yang setia kepada Presiden Suriah Bashar al-Assad di garis depan kota Idlib, Suriah utara, 23 Maret 2015. Kota berpenduduk 100.000 ini telah dikendalikan oleh tentara dan pemberontak sejak krisis dimulai empat tahun lalu. REUTERS/Khalil Ashawi

TEMPO.CO, Jakarta - Militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengklaim melakukan bom bunuh diri yang menewaskan tujuh orang di sebuah pos pemeriksaan militer di kota Benghazi , Libya, pada Selasa, 24 Maret 2015.
Tindakan ini telah memicu serangan udara balasan oleh pasukan militer. Pengakuan ini diposting lewat Twiter kelompok militan tersebut.

Diberitakan sebuah mobil sarat yang sarat dengan bahan peledak melaju ke sebuah pos pemeriksaan militer di distrik Lithi Benghazi. Ledakan itu menyebabkan 7 orang tewas.

Seorang pejabat militer mengatakan mereka yang tewas terdiri dari lima dari penjaga yang tewas adalah tentara. "Dua lainnya adalah warga sipil," kata pejabat militer itu kepada Reuters.

Sementara berdasarkan penjelasan seorang tenaga medis, dalam insiden terpisah, di kota terbesar kedua di Libya itu, pasukan tentara yang memerangi kelompok militan.
Mereka melepaskan sebuah roket yang menghantam sebuah rumah. Insiden ini menewaskan seorang gadis berusia 17 tahun dan tiga orang lainnya luka-luka.

"Kemudian di malam hari, pesawat tempur lepas landas dari bandara Benghazi dan menyerang wilayah yang diduga posisi dari kelompok militan ISIS," kata Naser al-Hasi, juru bicara pangkalan militer menegaskan penjelasan tenaga medis sebelumnya.

Benghazi mengalami bentrokan berat hampir setiap hari antara ISIS dan pasukan pemerintah. Pelabuhan telah ditutup selama lebih dari empat bulan sehingga mengganggu aktivitas impor gandum dan makanan.

Kekerasan terbaru diduga terjadi setelah kelompok militan Islam Ansar al-Sharia mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa komandan senior, Mohamed al-Areibi, tewas di Benghazi pada Senin, 23 Maret 2015.

Kekerasan di Benghazi menggambarkan kekacauan secara umum yang terjadi di Libya di mana kedua pemerintahan dan parlemen yang bersaing bersekutu dengan faksi-faksi bersenjata bersaing memperebutkan kekuasaan setelah tersingkirnya Muammar Gaddafi.

Militan ISIS dalam beberapa pekan terakhir mengklaim beberapa serangan besar seperti penyerbuan hotel mewah Corinthia di Tripoli, yang menewaskan lima orang asing dan pemenggalan 21 Koptik Mesir di pantai.

Pemerintah resmi Libya di bawah pimpinan Mustafa Abdul Jalil telah berbasis di timur sejak ISIS merebut ibukota Tripoli pada bulan Agustus.

Sedangkan di Benghazi pemerintah Perdana Menteri Abdullah al-Thinni telah bersekutu dengan Khalifa Haftar yang sejak Mei mulai bertemour sendiri melawan ISIS. Aliansi tersebut memulai serangan baru pada bulan Oktober untuk mengontrol kota dan melanjutkan pertempuran.

Kedua pemerintah yang sebelumnya mengandalkan pemberontak untuk membantu menggulingkan Gaddafi sekarang terjebak dalam perebutan kekuasaan.

REUTERS | MECHOS DE LAROCHA

Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

8 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

28 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

28 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

37 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

38 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

40 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

40 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

40 hari lalu

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.

Baca Selengkapnya

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

40 hari lalu

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

41 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya