TEMPO.CO, Washington - Badan Intelijen Amerika Serikat, Central Intelligence Agency (CIA) akan membuat perombakan besar dalam sejarahnya yang hampir 70 tahun. Menurut Direktur CIA, John Brennan, salah satu perombakannya adalah dengan mempertajam fokus pada operasi cyber dan memanfaatkan inovasi di dunia digital.
Brennan mengatakan, ia menciptakan unit-unit baru dalam CIA, yang disebut "pusat misi," yang dimaksudkan untuk mengkonsentrasikan fokus badan intelijen ini pada tantangan tertentu atau wilayah geografis, seperti "proliferasi senjata" atau "Afrika".
Direktur CIA mengatakan ia juga sedang membangun "Direktorat Inovasi Digital" untuk memimpin upaya badan ini melacak dan mengambil manfaat dari kemajuan teknologi cyber dalam pengumpulan bahan intelijen.
Secara historis, badan penyadap elektronik National Security Agency (NSA) menjadi ujung tombak inovasi digital pemerintah AS. Namun CIA merasa bahwa ia harus mengatur ulang lembaganya untuk bersaing dengan "laju perubahan."
Brennan mengatakan, direktorat digital yang baru itu akan memiliki status yang sama dengan empat direktorat lain yang telah ada selama bertahun-tahun. "Kemampuan kami untuk melaksanakan tanggung jawab untuk intelijen manusia dan tanggung jawab keamanan nasional telah menjadi lebih menantang" di dunia digital saat ini, kata Brennan. "Jadi apa yang perlu kita lakukan sebagai dinas rahasia adalah memastikan kami dapat memahami semua aspek dalam iklim digital."
Brennan memberikan penjelasan ini kepada sejumlah wartawan di Washington, Rabu 4 Maret 2015, dengan embargo. Ia menyatakan berita ini tak boleh disiarkan sampai ia memberikan pengumuman langsung kepada pegawai CIA, Jumat 6 Maret 2015.
Meningkatkan kemampuan CIA di dunia maya dapat membantu badan ini melawan inovasi teknologi dan penggunaan media sosial oleh kelompok-kelompok militan seperti Negara Islam (IS). Hal ini, kata sejumlah pejabat CIA, untuk mengurangi dampak kerusakan dalam pengumpulan intelijen akibat pembocoran oleh mantan pegawai NSA, Edward Snowden.
Adanya 10 "pusat misi" baru itu akan menyatukan pejabat CIA dengan ahli dari seluruh rentang disiplin di badan ini, untuk berkonsentrasi pada spesifik wilayah sasaran intelijen atau subjek, kata Brennan. CIA saat ini mengoperasikan sedikitnya dua pusat interdisipliner semacam itu, yang meliputi kontra-terorisme dan kontra-intelijen.
Reaksi terhadap reorganisasi CIA itu sebagian besar positif, meskipun beberapa veteran mengakui itu akan menimbulkan gesekan. "Saya pikir ini akan memperkuat CIA secara signifikan dari waktu ke waktu," kata mantan wakil direktur CIA Michael Morell.
Senator Richard Burr, ketua Komite Intelijen Senat AS, memuji langkah Brennan. "Reorganisasi ini didorong bukan oleh kegagalan institusional, tetapi oleh kesadaran bahwa dunia telah berubah selama 70 tahun terakhir. Dalam banyak hal, usulan direktur ini sudah tertunda lama," kata Burr dalam sebuah pernyataan.
Dibuat tahun 1947, CIA dibagi menjadi empat direktorat utama. Masing-masing, Direktorat Sains dan Teknologi, Direktorat Pendukung, Direktorat Intelijen, dan National Clandestine Service.
Direktorat Sains dan Teknologi antara lain bertugas menciptakan gadget untuk mata-mata-nya. Direktorat Pendukung yang menangani tugas-tugas administrasi dan logistik.
Direktorat Intelijen akan berganti nama menjadi "Direktorat Analisis", untuk mencerminkan fungsinya sebagai tempat untuk menyusun dan menganalisis informasi dari sumber-sumber rahasia dan terbuka.
National Clandestine Service, tempat bagi para agen rahasia dan perekrut mata-mata, akan berganti nama menjadi Direktorat Operasi.
REUTERS | ABDUL MANAN
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya