Pelaku Peledakan Bom Boston Mulai Diadili

Reporter

Rabu, 4 Maret 2015 17:22 WIB

Sketsa suasana persidangan pelaku pemboman Boston Marathon Dzhokhar Tsarnaev, saat menjalani pra-sidang di Pengadilan federal, Boston, 18 Desember 2014. Tsarnaev akan memulai persidangannya pada Januari 2015 karena menjadi pelaku pemboman pada Boston Marathon. AP/Jane Flavell Collins

TEMPO.CO, Boston - Hampir 23 bulan setelah ledakan bom mengerikan di lomba lari Boston Marathon, Amerika Serikat, kasusnya mulai disidangkan pada Rabu, 4 Maret 2015. Dzhokar Tsarnaev, pria yang diduga pelaku peledakan, akan tampil di meja hijau.

Dalam peristiwa ledakan di garis finis Boston Marathon pada 15 April 2013, tiga orang tewas dan 260 luka-luka akibat disambar bahan peledak. Sedangkan korban tewas keempat, ujar polisi, sempat dilarikan ke rumah sakit dengan mobil patroli polisi.

"Namun nyawanya tak bisa diselamatkan tiga hari setelah serangan bom yang dilakukan oleh Tsarnaev dan saudaranya, Tamerlan," ucap polisi.

Tamerlan, 26 tahun, sendiri tewas beberapa hari kemudian setelah terjadi adu tembak dengan polisi. Mengenai aksi mematikan itu, inilah kesaksian korban ledakan. Dia adalah Heather Abbott.

Ketika lomba lari jarak jauh itu berlangsung, Abbott sedang menuju pintu masuk Forum, sebuah bar dekat garis finis Boston Marathon. Tiba-tiba perempuan ini mengerang kesakitan karena kakinya disambar pecahan peluru. Selanjutnya dokter mengatakan kaki Abbott, 38 tahun, tidak berfungsi lagi. "Dokter mangamputasi sebagian kaki saya," tuturnya.

Dia mengatakan kepada Huffington Post, "Sejak itu, segala kehidupan saya berubah. Setiap tempat yang saya kunjungi, saya selalu mempertimbangkan berapa lama perjalanan yang harus saya tempuh. Pakaian yang saya kenakan juga berbeda. Saya sudah tak bisa merasakan salju dan es di telapak kaki saya."

Selain memakan korban jiwa, ledakan itu menyebabkan restoran Forum hancur berantakan, sehingga pengelola bar ini membutuhkan waktu empat bulan untuk memperbaiki kerusakan.

Meski demikian, banyak pelanggan di Boston kecewa ketika pemilik Forum pada 24 Februari 2015 mengumumkan mereka menaikkan harga akibat peristiwa yang menghantam bisnisnya.

"Setelah kejadian tragis pada 15 April 2013, Boston Marathon memaksa Forum menutup tempat itu selama empat bulan untuk perbaikan. Sementara klaim asuransi masih berlangsung, pemulihan roda keuangan kami membutuhkan waktu lama," kata Euz Azevedo, Presiden Boston Nightlife Ventures, dalam sebuah pernyataan.

Kini ratusan pelanggan Forum menyatakan berhenti menjadi pelanggan. Mereka mengadakan pesta perpisahan dengan Forum pada Sabtu malam, 28 Februari 2015, waktu setempat.

CNN | HUFFINGTONPOST | CHOIRUL




Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya