Australia Kirim 300 Pasukan untuk Melatih Militer Irak

Reporter

Selasa, 3 Maret 2015 16:42 WIB

Sejumlah tentara NORFORCE saat berpatroli dan menyisir pulau Astell, Australia (17/7). Keahlian tentara Aborigin asli ini sangat membantu saat bertugas di perairan luas dan pulau-pulau tidak berpenghuni. REUTERS/David Gray

TEMPO.CO, Melbourne - Australia mengirimkan 300 pasukan tambahan ke Irak untuk membantu pasukan keamanan setempat dalam pertempuran melawan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

"Pengiriman 300 tentara ke pangkalan militer Taji, sebelah utara Bagdad, merupakan bagian dari misi gabungan Australia dan Selandia Baru," ucap Perdana Menteri Tony Abbott, Selasa, 3 Maret 2015.

Perdana Menteri Selandia Baru John Key, Selasa, 3 Maret 2015, mengatakan negaranya akan mengirimkan 143 tentara sebagai bagian dari misi tersebut.

Pengerahan pasukan berlangsung sehari setelah Australia mengeluarkan pelarangan terhadap warga negaranya mengunjungi Mosul, kota kedua Irak yang dikuasai ISIS. Bila pelarangan itu dilanggar maka dia akan dikenakan hukuman penjara sembilan tahun, kecuali ada alasan khusus yang sah misalnya mengunjungi anggota keluarga di sana.

Abbott berkali-kali menekankan bahwa pasukan yang dikirimkan ke Irak sama sekali tidak akan terlibat dalam pertempuran. Hal tersebut sangat penting disampaikan demi meredakan kekhawatiran Canberra bakal terlibat dalam operasi tempur.

Menurut Abbott, pengiriman kontingen tempur yang akan bermarkas di Taji itu sesuai dengan komitmen Australia bergabung bersama koalisi internasional serta berdasarkan permintaan pemerintah Irak dan Amerika Serikat.

Sebelumnya, jelas Abbott, pasukan Australia di Irak melakukan serangan udara ke basis pertahanan ISIS. "Australia akan mengirimkan 170 hingga 200 pasukan ditempatkan di Irak dan sekitar 400 anggota Angkatan Udara akan berada di Dubai," ucapnya.

Dia menambahkan, seluruh pasukan khusus yang memberikan pelatihan kepada pasukan antiteroris Irak akan ditarik pada September 2015, setahun setelah mereka dikirimkan ke Irak. "Tantangannya sekarang adalah bagaimana meyakinkan pasukan reguler Irak untuk merebut kembali wilayah daratnya yang hilang. Inilah misi kita sesungguhnya," kata Abbott.

AL JAZEERA | NYTIMES | CHOIRUL

Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

2 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

21 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

22 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

30 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

31 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

33 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

33 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

33 hari lalu

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.

Baca Selengkapnya

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

34 hari lalu

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

34 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya