Ribuan Demonstran Kembali Beraksi di Hong Kong

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Minggu, 1 Februari 2015 18:40 WIB

Pemimpin mahasiswaHong Kong (ki-ka) Agnes Chow, Joshua Wong dan Oscar Lai, saat berunjuk rasa menutut hak pilih universal di Hong Kong, 1 Februari 2015. REUTERS/Tyrone Siu

TEMPO.CO, Jakarta - Ribuan demonstran kembali menggelar aksi mereka di Hong Kong pada hari Ahad 1 Februari 2015, menuntut demokrasi pada pemerintah Tiongkok. Sebelumnya aksi serupa dibubarkan polisi akhir tahun lalu.

Diberitakan Reuters, sekitar 3.000 demonstran melakukan aksi di pusat perbelanjaan dan finansial di Hong Kong. Aksi tersebut dibayangi oleh sekitar 2.000 polisi yang berupaya mencegah demonstran menguasai dan menginap di jalanan seperti tahun lalu. (Baca: Sebulan Demo Hong Kong Belum Ada Titik Temu)

Ini adalah aksi pertama setelah demonstrasi sebelumnya berakhir pada Desember tahun lalu. Pada aksi sebelumnya, ribuan demonstrasi berhasil bertahan di jalan hingga 2,5 bulan hingga akhirnya dibubarkan polisi. Pihak penyelenggara mengatakan bahwa aksi kali ini bertujuan damai, menuntut pemilihan umum demokratis untuk Hong Kong.

Mereka juga mengatakan bahwa tidak akan menduduki jalan seperti aksi tahun lalu. "Kami ingin menegaskan pada pemerintah bahwa kami ingin hak pilih universal," kata Daisy Chan, salah satu penyelenggara.

Dalam demo kali ini, para peserta aksi juga membawa payung berwarna kuning, simbol protes tahun lalu yang digunakan menangkis serangan gas air mata petugas. Beberapa demonstran terlihat mengenakan tameng, untuk mencegah kekerasan aparat. (Baca:Polisi Hong Kong Bersihkan Tempat Unjuk Rasa)

Chan mengatakan bahwa aksi kali ini hanya untuk kembali membangkitkan semangat warga Hong Kong dalam menuntut demokrasi. "Aksi ini terus menyerukan masyarakat untuk bergabung dengan gerakan demokrasi," kata Chan.

Aksi tahun lalu dimulai pada akhir Oktober dan berakhir pada Desember dengan jumlah paling banyak demonstran mencapai 100 ribu orang. Saat itu, beberapa insiden bentrok antara aparat dan massa terjadi.

Demonstran menuntut pemerintah Tiongkok memberikan mereka kebebasan penuh untuk memilih sendiri calon pemimpin. Beijing memang menyatakan akan menggelar pemilu demokratis di Hong KOng tahun 2017, namun kandidat pemimpinnya wajib melalui penyaringan komite pemilihan, hal ini membuat warga marah.

CNN | REUTERS | WINONA AMANDA

Baca berita lainnya:
Cerita Ahok: Jokowi Bukan Takut Bu Mega Tapi...
MA: Gugatan Praperadilan Budi Gunawan Sulit

Calon Kapolri Baru, Ini Sinyal Jokowi ke Kompolnas

KPK vs Polri: 3 Momen Kedekatan Jokowi dan Mega

Berita terkait

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

2 hari lalu

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

Polisi Amerika Serikat secara brutal menangkap para mahasiswa dan dosen di sejumlah universitas yang menentang genosida Israel di Gaza

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

2 hari lalu

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

Mahasiswa Universitas Columbia mengajukan pengaduan terhadap universitas di New York itu atas tuduhan diskriminasi dalam protes pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

3 hari lalu

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

Mahasiswa di sejumlah kampus bergengsi di Amerika Serikat menggelar protes untuk menyatakan dukungan membela Palestina.

Baca Selengkapnya

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

8 hari lalu

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

Dalam beberapa bulan terakhir Google telah melakukan PHK sebanyak 3 kali, kali ini berdampak pada 28 karyawan yang melakukan aksi protes.

Baca Selengkapnya

Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

9 hari lalu

Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

Din Syamsuddin dan eks Danjen Kopassus, Soenarko, turut hadir di unjuk rasa jelang putusan MK soal sengketa Pilpres 2024

Baca Selengkapnya

Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

9 hari lalu

Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

2.713 personel gabungan dikerahkan untuk menjaga demonstrasi di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) jelang putusan sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Jelang Demo Gugatan Pilpres di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup

9 hari lalu

Jelang Demo Gugatan Pilpres di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup

Polisi mulai menutup Jalan Medan Merdeka Barat menyusul rencana demonstrasi jelang sidang putusan sengketa Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK).

Baca Selengkapnya

Prabowo Minta Demo di Depan Gedung MK Dibatalkan, Haris Rusli: Beliau Khawatir Ada Gesekan dan Benturan Sosial

9 hari lalu

Prabowo Minta Demo di Depan Gedung MK Dibatalkan, Haris Rusli: Beliau Khawatir Ada Gesekan dan Benturan Sosial

Komandan Tim Kampanye Nasional bidang relawan Haris Rusli Moti menyatakan, Prabowo meminta penghentian aksi damai di depan gedung MK

Baca Selengkapnya

Suasana Gedung KPU Sehari Setelah Penetapan Hasil Pemilu: Jalan Sudah Dibuka, Tak Ada Demo

38 hari lalu

Suasana Gedung KPU Sehari Setelah Penetapan Hasil Pemilu: Jalan Sudah Dibuka, Tak Ada Demo

Begini suasana di kawasan Gedung KPU RI sehari setelah penetapan hasil Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Profil Din Syamsuddin Pengerak Demonstrasi Kecurangan Pemilu 2024

38 hari lalu

Profil Din Syamsuddin Pengerak Demonstrasi Kecurangan Pemilu 2024

Din Syamsuddin menjadi salah satu tokoh penggerak aksi unjuk rasa menolak pemilu curang

Baca Selengkapnya