Anak Raja Abdullah Ini Ungkap Kekejaman Ayahnya  

Reporter

Selasa, 27 Januari 2015 05:17 WIB

Pelayat berkumpul di makam Raja Arab Saudi Abdullah di Riyadh, Jumat, 23 Januari 2015. REUTERS/Faisal Al Nasser

TEMPO.CO, Riyadh: Raja Abdullah, 90 tahun, yang meninggal pada Jumat pagi, 23 Januari 2015, dipuji sebagai seorang reformis. Namun Raja Arab Saudi ini mendapat kritik tentang pelanggaran hak asasi manusia dan lemahnya pelaksanaan demokrasi di negara yang kaya minyak itu.

Salah satu aspek yang paling dikritisi dari catatan pelanggaran HAM Arab Saudi adalah apa yang disebut "sistem pengawalan laki-laki," di mana perempuan tidak diizinkan untuk melakukan perjalanan, memiliki paspor, menikah, atau melanjutkan pendidikan tanpa persetujuan dari saudara laki-laki. (Baca: Raja Abdullah, Tokoh Reformis Arab Saudi)

Peraturan itu juga diterapkan bagi empat putrinya. Mereka mengaku secara paksa dikurung di rumah kumuh dengan sedikit makanan dan air. "Ayah kami mengatakan bahwa kami tidak punya jalan keluar," Sahar al-Saud, 42 tahun, menulis dalam sebuah e-mail ke jaringan siaran Inggris Channel 4. "Dan setelah kematiannya saudara-saudara kami akan terus mengurung kami. "Kami hanya sebuah contoh kecil yang dialami banyak keluarga dan wanita," kata putri yang pernah menikmati perjalanan ski dan berbelanja di luar negeri itu.

Adam Coogle, seorang peneliti Arab Saudi untuk Human Rights Watch mengatakan kepada Think Progress melalui e-mail, "Tampak jelas bahwa kebebasan para putri itu telah dibatasi, tetapi kami tidak memiliki rincian lebih dari itu."

Adapun Sahar dan adik-adiknya mengaku mereka ditahan karena kemandirian mereka dan pandangan kritis terhadap beberapa kebijakan sosial ayah mereka. Sahar dan adik-adiknya ditahan diduga berkaitan dengan dukungan mereka terhadap Sheikh Nimr al-Nimr, ulama Syiah yang dipenjarakan di pusat agama Islam Sunni itu. Dalam sebuah video pada bulan April lalu, Sahar pernah menyatakan dukungannya terhadap Nimr al-Nimr. (Baca: Raja Arab Abdullah Wafat, Ini Profil Penggantinya)

Raja Abdullah memang telah mengizinkan wanita bekerja sebagai kasir, namun tidak pernah mengatakan secara langsung mengenai apakah wanita akan diperbolehkan menyetir. Dilansir ABC News, ia hanya mengatakan, "Saya percaya itu pasti terjadi."

Meskipun Raja Abdullah membatalkan hukuman seorang wanita yang akan dicambuk karena mengemudi pada tahun 2011, perempuan terus menghadapi penangkapan akibat mengemudi. Bulan lalu, dua wanita Arab Saudi ditangkap dan dipenjara karena mengemudi, salah satunya mendapatkan perhatian internasional karena meng-tweet usahanya untuk menyeberangi perbatasan dari Uni Emirat Arab.

Pada tahun 2011, di tengah tekanan dari gelombang revolusi yang melanda negara-negara Timur Tengah, Raja Abdullah mengumumkan bahwa perempuan akan diizinkan untuk memilih dalam pemilu di masa mendatang. Langkah ini diblokir "karena budaya sosial kerajaan."

Kasus yang juga membuat Raja Abdullah dikecam adalah penghukuman mati terhadap ribuan tahanan. Menurut sebuah laporan oleh organisasi hak asasi manusia Amnesty International, lebih dari 2.000 orang dihukum mati di Arab Saudi antara tahun 1985 dan 2013. Organisasi ini menyatakan bahwa banyak dari mereka yang telah disiksa atau dibunuh adalah pendukung reformasi sosial dan politik dalam negeri. Mereka didakwa "tidak mematuhi penguasa."

Pada hari Jumat lalu, pemerintah Saudi kembali menunda hukuman cambuk untuk blogger progresif Raif Badawi. Kendati Menteri Luar Negeri Inggris menyuarakan keprihatinannya atas hukuman ini, ia tetap memuji komitmen Raja Abdullah kepada rakyatnya. Pujian juga datang dari Perdana Menteri Inggris David Cameron.

"Dia akan diingat atas pengabdiannya kepada Kerajaan (Arab Saudi), atas komitmennya terhadap perdamaian dan untuk memperkuat pemahaman antaragama. Saya mendoakan keluarga Kerajaan Saudi dan rakyatnya pada waktu yang menyedihkan ini," kata David Cameron.

THINK PROGRESS | WINONA AMANDA

Baca juga:
Mudah Disetir, Jokowi Itu Presiden RI atau PDIP?

Ternyata Sistem Kemudi Air Asia QZ8501 Pernah Rusak

EKSKLUSIF: Samad KPK-Tedjo Gesekan di Istana Bogor

Jokowi Kirim Komandan Paspampres Jemput Samad KPK

Berita terkait

Arab Saudi Masuk Daftar Hitam Pembunuh Anak Yaman

13 November 2017

Arab Saudi Masuk Daftar Hitam Pembunuh Anak Yaman

Arab Saudi masuk daftar hitam PBB untuk kasus pembunuhan anak-anak di Yaman yang jumlahnya mencapai 683 anak.

Baca Selengkapnya

Arab Saudi Tidak Beri Kompensasi untuk Korban Crane Jatuh

25 Oktober 2017

Arab Saudi Tidak Beri Kompensasi untuk Korban Crane Jatuh

Pengadilan Arab Saudi membebaskan Grup Saudi Bin Laden dari kewajiban membayar kompensasi kepada korban crane jatuh di Mekah tahun 2015.

Baca Selengkapnya

Arab Saudi Akan Kembalikan Islam Menjadi Moderat

25 Oktober 2017

Arab Saudi Akan Kembalikan Islam Menjadi Moderat

Putra mahkota mengatakan Arab Saudi akan mengembalikan agama Islam menjadi moderat dan berpandangan terbuka terhadap semua agama.

Baca Selengkapnya

Bertemu Putin, Raja Salman Beli Rudal S-400 Seharga Rp 40 Triliun

6 Oktober 2017

Bertemu Putin, Raja Salman Beli Rudal S-400 Seharga Rp 40 Triliun

Raja Salman dan Putin bersepakat Saudi membeli senjata sistem pertahanan udara S-400 senilai US$ 3 miliar atau sekitar Rp 40,4 triliun.

Baca Selengkapnya

Raja Salman Melawat ke Rusia untuk Pertama Kali, Ini Agendanya

4 Oktober 2017

Raja Salman Melawat ke Rusia untuk Pertama Kali, Ini Agendanya

Raja Salman akan berkunjung ke Rusia untuk pertama kalinya Kamis depan.

Baca Selengkapnya

Goyang Macarena di Jalan, Remaja 14 Tahun Ditangkap Polisi Saudi

23 Agustus 2017

Goyang Macarena di Jalan, Remaja 14 Tahun Ditangkap Polisi Saudi

Remaja berusia 14 tahun ditangkap polisi Arab Saudi akibat goyang Macarena di jalan

Baca Selengkapnya

Terungkap, Putra Mahkota Ingin Saudi Hengkang dari Perang Yaman

15 Agustus 2017

Terungkap, Putra Mahkota Ingin Saudi Hengkang dari Perang Yaman

Sebuah bocoran email mengungkap bahwa Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi Mohammad bin Salman menginginkan negaranya keluar dari perang Yaman.

Baca Selengkapnya

Dabbing Ala Rapper, Artis Populer Arab Saudi Ditahan

15 Agustus 2017

Dabbing Ala Rapper, Artis Populer Arab Saudi Ditahan

Abdallah Al Shaharani, penyanyi Arab Saudi ini melakukan gerakan dabbing dalam sebuah festival musik

Baca Selengkapnya

Saudi Minta Irak Bantu Pulihkan Hubungan dengan Iran

14 Agustus 2017

Saudi Minta Irak Bantu Pulihkan Hubungan dengan Iran

Arab Saudi minta bantuan Irak memperbaiki hubunganya dengan Iran.

Baca Selengkapnya

Arab Saudi Bakal Jadikan Laut Merah Sebagai Lokasi Wisata

2 Agustus 2017

Arab Saudi Bakal Jadikan Laut Merah Sebagai Lokasi Wisata

Proyek ini dalam rangka mengurangi ketergantungan Arab Saudi akan pendapatan dari penjualan minyak.

Baca Selengkapnya