Orang bertopeng memegang pisau berbicara saat ia berdiri di antara dua pria berlutut yang diambil dari video online yang dirilis oleh ISIS, 20 Januari 2015. ISIS merilis video online dengan menunjukkan dua tawanan Jepang dan mengancam akan membunuh mereka kecuali menerima $ 200 juta dollar uang tebusan. Pria tawanan itu bernama Haruna Yukawa dan Kenji Goto. REUTERS website/Media sosial melalui Reuters TV
TEMPO.CO, Tokyo - Junko Ishido, ibunda Kenji Goto, memohon kepada milisi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) untuk melepaskan anaknya, sementara tenggat waktu pembayaran uang tebusan sebesar US$ 200 juta (sekitar Rp 2,5 miliar) kian dekat. "Ia bukan musuh Islam," kata Ishido memohon kepada ISIS.
Ishido, sambil menangis, menjelaskan pada sebuah konferensi pers pada Jumat, 23 Januari 2015, di Tokyo bahwa Goto, seorang wartawan lepas, bekerja di Timur Tengah karena memiliki rasa keadilan. (Baca: Warganya Disandera, Jepang Hubungi ISIS)
Pada Selasa, 20 Januari 2015, ISIS merilis sebuah video ancaman untuk membunuh Goto, 47 tahun, dan sandera lainnya dari Jepang, Haruna Yukawa, 42 tahun, kecuali mereka menerima US$ 200 juta (sekitar Rp 2,5) dalam waktu 72 jam. Mereka menuntut uang tebusan itu kepada Perdana Menteri Jepang Shinzo abe.
Video yang diidentifikasi sebagai buatan Al-Furqan, sayap media ISIS, ini dirilis tak lama setelah Abe menjanjikan bantuan sebesar US$ 200 juta kepada negara-negara untuk memerangi ISIS. (Baca: Ini Profil 2 Warga Jepang yang Diculik ISIS)
Ishido mengatakan anaknya telah lama tertarik kepada negara-negara Islam dan membantu masyarakat Jepang untuk lebih memahami masalah yang dihadapi dunia Islam. Ia juga mengatakan alasan Goto ke Suriah adalah membantu temannya.
Ishido lalu mengatakan ingin membuka penginapan bagi mahasiswa muslim yang ingin belajar di Jepang. Ia berharap pemerintah Jepang dapat segera menyelamatkan putranya.