AS Jatuhkan Sanksi Pyongyang Terkait The Interview  

Reporter

Editor

Natalia Santi

Sabtu, 3 Januari 2015 19:00 WIB

Salah satu adegan film The Interview. (indiewire.com)

TEMPO.CO, Washington - Amerika Serikat kembali memberikan sanksi ekonomi kepada Korea Utara pasca serangan cyber terhadap Sony Pictures Entertainment, produser film komedi “The Interview”, Jumat, 2 Januari 2015. (Baca: 4 Hari Tayang, The Interview Raih Rp 33 Miliar)

Pemerintahan Presiden Barack Obama menyebut tiga organisasi, termasuk badan intelijen militer, dan 10 orang yang terkait dengan penjualan senjata dan proliferasi nuklir Korea Utara.

Tiga organisasi tersebut di antaranya badan intelijen utama Pyongyang, yang disebut Reconnaissance General Bureau. Dua lagi, Korea Mining Development Trading Corp (KOMID) yang merupakan penyalur senjata, serta Korea Tangun Trading Corp, penyedia teknologi dan komoditas untuk mendukung program riset dan teknologi pertahanan Korea Utara. (Baca: Mengejek Diktator, The Interview Bukan Satu-satunya)

“Merespons sejumlah provokasi dari pemerintah Democratic People’s Republic of Korea (nama resmi Korea Utara), khususnya serangan cyber yang membidik Sony Pictures Entertainment serta ancaman terhadap bioskop dan para pengunjungnya, baru-baru ini, Presiden (Barack) Obama menandatangani Perintah Eksekutif yang mengesahkan sanksi terhadap pemerintah dan partai buruh Korea Utara,” ungkap pernyataan Kementerian Keuangan Amerika Serikat tertanggal 2 Januari 2015. (Baca: The Interview Rilis, Korea Utara Salahkan Obama )

Ke-sepuluh pejabat Korea Utara yang dimasukkan dalam daftar sanksi antara lain, Kil Jong Hun, wakil KOMID untuk Namibia dan Kim Kwang Yon, wakil KOMID untuk Afrika Selatan, Jang Song Chol, wakil KOMID di Rusia, Yu Kwang Ho, Kim Yong Chol dan Jang Yong Son, wakil KOMID di Iran, Kim Kyu, pejabat urusan internal KOMID, Ryu Jin dan Kang Ryong, pejabat operasi KOMID di Suriah, serta Kim Kwang Chun, wakil Korea Tangun Trading Corporation di Shenyang, Cina. (Baca: The Interview, Pemeran Kim Jong-un Belajar di HBO )

Pyongyang membantah keterlibatannya dalam serangan cyber, yang menurut pengakuan pelakunya, kelompok Guardian of Peace, terkait dengan "The Interview", film komedi yang mengolok-olok dan merancang pembunuhan terhadap pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un. (Baca: The Interview Jadi Simbol Perlawanan Amerika )

Menteri Keuangan Jacob J. Lew dalam pernyataannya mengatakan Washington "berkomitmen untuk mendesak Korea utara bertanggung jawab atas tindakannya yang merusak dan menimbulkan ketidakstabilan." Lew mengatakan meskipun penyelidikan FBI terhadap serangan cyber terus berlangsung, sanksi itu menegaskan upaya pemerintah AS melindungi warga dan bisnisnya. (Baca: Cina: Tak Ada Bukti Korea Utara Retas Sony )

Menurut Reuters, sanksi ekonomi dianggap efektif menekan Iran dan Rusia, namun selama ini tidak berdampak signifikan terhadap Korea Utara, yang telah dijatuhi sanksi Washington selama lebih dari 50 tahun terakhir. Sanksi melarang individu dan perusahaan Amerika Serikat berbisnis dengan mereka yang masuk dalam daftar serta membekukan semua asetnya di wilayah AS.

REUTERS | CHANNEL NEWS ASIA | NATALIA SANTI



Topik terhangat:
AirAsia
| Banjir | Natal dan Tahun Baru | ISIS | Susi Pudjiastuti


Berita terpopuler lainnya:
Geger, Menteri Jonan Damprat Direktur Air Asia
Korban Air Asia QZ8501 Ditemukan Duduk di Kursi
Pengalaman KSAU Menembus Awan Cumulonimbus
AirAsia QZ8501, 5 Fakta dan 5 Tanda Tanya



Advertising
Advertising

Berita terkait

Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

2 hari lalu

Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

Top 3 Dunia dibuka dengan berita dari Spanyol tentang spyware Israel yang memata-matai PM Pedro Sanchez.

Baca Selengkapnya

Korea Utara Kirim Utusan ke Iran, Apa yang Dibahas?

3 hari lalu

Korea Utara Kirim Utusan ke Iran, Apa yang Dibahas?

Korea Utara mengirim delegasi ke Iran utnuk pertama kalinya sejak 2019. Selain ekonomi, keduanya diperkirakan akan menjalin kerja sama militer.

Baca Selengkapnya

Adik Kim Jong Un Umumkan Korea Utara sedang Bangun Militer Besar-besaran

3 hari lalu

Adik Kim Jong Un Umumkan Korea Utara sedang Bangun Militer Besar-besaran

Adik Kim Jong Un memastikan negaranya akan terus membangun kekuatan militer besar-besaran dan terkuat untuk melindungi kedaulatan dan perdamaian

Baca Selengkapnya

Melawat ke Cina, Menlu AS Bahas Dukungan Beijing untuk Industri Pertahanan Rusia

5 hari lalu

Melawat ke Cina, Menlu AS Bahas Dukungan Beijing untuk Industri Pertahanan Rusia

Menlu AS Antony Blinken juga akan membahas sejumlah isu dalam lawatan ke Cina, termasuk Laut Cina Selatan dan konflik Timur Tengah

Baca Selengkapnya

Kim Jong Un Rilis Lagu Baru, Puji Dirinya Ayah yang Ramah

8 hari lalu

Kim Jong Un Rilis Lagu Baru, Puji Dirinya Ayah yang Ramah

Pemimpin otoriter Korea Utara, Kim Jong Un, merilis lagu baru yang menyatakan ia adalah ayah yang ramah.

Baca Selengkapnya

AS 'Prihatin Luar Biasa' atas Dugaan Hubungan Korea Utara-Iran

10 hari lalu

AS 'Prihatin Luar Biasa' atas Dugaan Hubungan Korea Utara-Iran

Setelah menjalin hubungan diplomatik pada 1973, Korea Utara dan Iran diketahui memiliki hubungan yang dekat.

Baca Selengkapnya

Pembunuhan di Bandara Kuala Lumpur, Masih Ingat Kematian Kim Jong Nam Adik Kim Jong Un di Sini?

12 hari lalu

Pembunuhan di Bandara Kuala Lumpur, Masih Ingat Kematian Kim Jong Nam Adik Kim Jong Un di Sini?

Terjadi penembakan di Bandara Kuala Lumpur. Di tempat ini pula pada 2017 terjadi kasus pembunuhan Kim Jong Nam, saudara tiri Kim Jong Un.

Baca Selengkapnya

Kim Jong Un: Sekarang Waktunya Bersiap untuk Perang

16 hari lalu

Kim Jong Un: Sekarang Waktunya Bersiap untuk Perang

Kim Jong Un mengatakan Korea Utara siap untuk perang.

Baca Selengkapnya

AS akan Kerahkan Peluncur Rudal Tomahawk di Indo-Pasifik, Hadapi Ancaman Cina?

19 hari lalu

AS akan Kerahkan Peluncur Rudal Tomahawk di Indo-Pasifik, Hadapi Ancaman Cina?

Amerika Serikat akan mengerahkan peluncur rudal darat yang mampu menembakkan rudal SM-6 dan Tomahawk di kawasan Indo-Pasifik

Baca Selengkapnya

Rusia Minta Ada Cara Baru untuk Atasi Masalah di Semenanjung Korea

28 hari lalu

Rusia Minta Ada Cara Baru untuk Atasi Masalah di Semenanjung Korea

Rusia juga menuduh Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya telah menaikkan ketegangan militer di kawasan Asia dan berupaya mencekik Korea Utara.

Baca Selengkapnya