Natal Emosional TKW yang Disiksa di Malaysia  

Reporter

Kamis, 25 Desember 2014 16:08 WIB

Meriance Kabu, TKW asal Kupang Nusa Tenggara Timur, disiksa secara sadis oleh majikannya di Malaysia. Menurut Kabu, majikan yang bernama, Ong Su Ping, kerap menyiksa dengan cara dipukul, disetrum, dan ditendang. TEMPO/Masrur Dimyathi

TEMPO.CO, Kuala Lumpur - Tenaga kerja wanita asal Kupang, Meriance Kabu, tak bisa merayakan Natal bersama orang-orang terkasih. Dia harus terbaring di Rumah Sakit Ampang, Selangor akibat siksaan dari majikannya. Tepat di hari Natal, dia mendapat kunjungan dari Atase Konsuler Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kuala Lumpur Dino Nurwahyudin berserta jajarannya.


Sambil berurai air mata, Mariance berterima kasih kepada perwakilan Indonesia yang telah menemaninya saat perayaan Natal. “Terima kasih Bapak dan Ibu sudah mengunjungi saya. Selamat hari raya Natal semuanya,” kata Meriance di Kuala Lumpur, Kamis, 25 Desember 2014. (Baca: Meriance Kabu, TKW Asal Kupang Disiksa di Malaysia)


Mery, sapaan akrab Meriance, tampak sangat gembira ketika diberi kesempatan menelepon keluarganya di kampung halaman. Dia mendengar suara perempuan yang menjawab sambungan teleponnya, Yifta Tefa, adik ipar Mery. Isak tangis pun pecah ketika Mery berhasil menghubungi adik iparnya. Yifta menyampaikan bahwa kakaknya atau suami Mery, Kartinus Tefa, sedang tak ada di rumah. (Baca: Derita TKW Meriance, Disetrum hingga Makan Kotoran)


Meski demikian, raut kegembiraan tetap menyeruak dari wajah Mery. Sekitar lima menit, Mery berbicara dengan Yifta. Mery menceritakan kondisinya menggunakan bahasa daerah. “Puji Tuhan, saya bisa selamat. Saya sudah ada di rumah sakit bersama Bapak dari kedutaan. Saya sudah merasa aman,” ujar Mery menutup pembicaraannya. (Baca: Disiksa Majikan, Meriance Kabu Masih Kesakitan)


Pihak kedutaan langsung pamit seusai Mery menutup telepon. Kunjungan tersebut harus dipersingkat karena Mery akan dibawa ke kantor polisi untuk proses pemeriksaan. Mery pun lantas memanjatkan doa, berharap Tuhan mengetuk hati para penegak hukum untuk memberikan keadilan kepadanya. “Saya masih ingat semua penyiksaan yang saya alami,” ujarnya.


Advertising
Advertising

Sebelumnya, Meriance Kabu bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Malaysia sejak 8 bulan lalu. Dia diselamatkan polisi karena mengalami penyiksaan berat oleh majikannya, Ong Su Ping Serena. Kepada polisi yang menyelamatkannya, Mery mengaku sering ditinju dan ditendang serta dicambuk dengan rotan, atau dipukul dengan alat masak.


Bahkan, terkadang Mery juga dipaksa memakan kotoran dan minum air kencingnya. Perempuan berusia 32 tahun itu dipaksa membersihkan darah di lantai yang menetes dari tubuhnya dengan cara dijilat.


MASRUR (KUALA LUMPUR)


Baca Berita Terpopuler:
MUI Tak Haramkan Muslim Ucapkan Selamat Natal
KPK: Tiga Lembaga ini Tak Dukung Menteri Susi
'Jokowi ke Muhammadiyah Empat Kali, Mega Dua, SBY Nol...'
Jokowi Batal Pimpin Peringatan 10 Tahun Tsunami
Soal Ucapan Selamat Natal, Bagaimana Sikap PKS?

Berita terkait

Polisi Bekuk 3 Tersangka Sindikat Penyaluran TKI Ilegal ke Malaysia di Magelang

12 Juni 2023

Polisi Bekuk 3 Tersangka Sindikat Penyaluran TKI Ilegal ke Malaysia di Magelang

TKI ilegal itu tidak terima gaji selama 3 bulan dengan gaji per bulan 1.500RM.

Baca Selengkapnya

Dialog dengan Pelajar RI di Belanda, Luhut: Anda Pulang, Bisa Jadi Siapa Saja

1 Juni 2022

Dialog dengan Pelajar RI di Belanda, Luhut: Anda Pulang, Bisa Jadi Siapa Saja

Luhut Binsar Pandjaitan melakukan kunjungan kerja ke Belanda. Di sela-sela lawatannya, Luhut bertemu Perhimpunan Pelajar Indonesia di KBRI Den Haag.

Baca Selengkapnya

Situasi Kian Mencekam, Ini Risiko Evakuasi WNI di Ukraina

3 Maret 2022

Situasi Kian Mencekam, Ini Risiko Evakuasi WNI di Ukraina

Evakuasi WNI di Ukraina, Pakar Hubungan Internasional UNAIR menyebut Moldova berisiko karena memiliki wilayah yang berkonflik dan didukung Rusia.

Baca Selengkapnya

Indonesia Ingin Lipatgandakan Perdagangan Tekstil dengan AS

20 Juli 2019

Indonesia Ingin Lipatgandakan Perdagangan Tekstil dengan AS

Diharapkan nilai perdagangan Indonesia-AS bisa mencapai US$60 miliar dalam 5 tahun ke depan.

Baca Selengkapnya

Pasukan Perdamaian PBB Asal Indonesia Disapa Garuda di Darfur

3 Juli 2019

Pasukan Perdamaian PBB Asal Indonesia Disapa Garuda di Darfur

29 orang Pasukan Perdamaian PBB asal Indonesia, UNAMID untuk wilayah tugas di Darfur, Sudan berkunjung ke KBRI Addis Ababa membagikan pengalamannya.

Baca Selengkapnya

90 Pemuda Ethiopia Beradu Gagasan di KBRI Addis Ababa, Untuk Apa?

1 Juli 2019

90 Pemuda Ethiopia Beradu Gagasan di KBRI Addis Ababa, Untuk Apa?

Sebanyak 90 pemuda inovator Ethiopia mempresentasikan gagasan dan pemikiran mereka di KBRI Addis Ababa untuk mengatasi berbagai persoalan.

Baca Selengkapnya

Indonesia Promosikan Kuliner dan Kerajinan di Marseille, Prancis

23 Juni 2019

Indonesia Promosikan Kuliner dan Kerajinan di Marseille, Prancis

Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Marseille mengelar bazaar kuliner, produk kerajinan, dan budaya Indonesia kepada masyarakat Prancis.

Baca Selengkapnya

KBRI Addis Ababa Peringati Hari Pasukan Perdamaian PBB

1 Juni 2019

KBRI Addis Ababa Peringati Hari Pasukan Perdamaian PBB

KBRI Addis Ababa di Ethiopia menggelar diskusil panel dan pameran foto memperingati hari Pasukan Perdamaian PBB.

Baca Selengkapnya

500 WNI Diperkirakan Mudik Via Pelabuhan Muar Malaysia Tiap Hari

28 Mei 2019

500 WNI Diperkirakan Mudik Via Pelabuhan Muar Malaysia Tiap Hari

Satuan Kerja Perhubungan KBRI Kuala Lumpur memprediksi 500 WNI mudik via Pelabuhan Muar, Negeri Johor, Malaysia, tiap hari.

Baca Selengkapnya

Kisah Menarik WNI Sambut Ramadan di Ethiopia

7 Mei 2019

Kisah Menarik WNI Sambut Ramadan di Ethiopia

Warga Muslim Indonesia di Addis Ababa, Ethiopia menyambut bulan suci Ramadan dengan salat tarawih di Wisma Indonesia, KBRI Addis Ababa, 5 Mei 2019.

Baca Selengkapnya