Sejumlah anak-anak berbagai usia berfoto dengan bendera ISIS di sekolah Al-Sharea di Suriah. Dailymail.co.uk
TEMPO.CO, Netherland - Seorang ibu asal Belanda bernama Monique rela melakukan perjalanan berbahaya ke Suriah. Langkah itu diambil untuk menyelamatkan putrinya yang telah menikah dengan seorang anggota Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Monique bahkan tidak menghiraukan larangan pemerintah Belanda agar tidak pergi ke negara yang sebagian besar wilayahnya telah dikuasai ISIS itu.
Aicha, putri Monique, kabur ke Suriah untuk menikah dengan Omar Yilmaz, salah satu anggota ISIS, yang dikenalnya lewat media sosial pada Februari lalu. Menurut pengakuan Monique kepada Deutch TV, perilaku Aicha langsung berubah setelah menikah dengan Yilmaz.
"Dia sangat memuja Yilmaz. Bagi Aicha, pria itu seperti Robin Hood yang membela orang-orang miskin," kata Monique, seperti dilaporkan BBC News, Rabu, 19 November 2014. (Baca: Bantu Kurdi, Geng Motor Belanda Perangi ISIS.)
Monique memulai penyelamatannya pada Oktober lalu dengan berangkat ke Turki. Namun ia gagal melewati wilayah perbatasan karena dilarang oleh pejabat setempat. Toh, Monique tak menyerah. Ia pun meminta bantuan kepada orang-orang di perbatasan agar bisa masuk ke Raqqa, Suriah, demi menyelamatkan Aicha. Dan, upayanya berhasil.
Setelah beberapa hari mencari, Monique akhirnya menemukan Aicha. Pertemuan antara ibu dan anak itu terjadi di sebuah tempat di Raqqa. Sebelum kembali ke Belanda, mereka berdua ditahan di perbatasan Turki untuk alasan pemeriksaan dan keamanan. (Baca: Remaja 15 Tahun Asal Belanda Ikut Jihad di Suriah.)
Adapun Yilmaz, yang juga mantan tentara Belanda, menyampaikan pernyataan kepada wartawan BBC. Anna Holligan. Dia mengaku telah putus dengan Aicha karena sudah berbeda prinsip. "Kami memiliki jalan masing-masing," kata Yilmaz.
Sejauh ini, belum ada pernyataan resmi dari pemerintah Belanda tentang kabar dan keberanian Monique datang ke Suriah. Para pejabat Belanda juga menolak berkomentar terkait dengan kejadian ini.