TEMPO.CO, Dover, Amerika Serikat - Seorang mahasiswa terluka setelah tertembak di Universitas Negeri Delaware, Amerika Serikat. Penembakan terjadi pada pukul 16.00 di lapangan parkir asrama mahasiswa, Ahad, 2 November 2014. Letak lapangan parkir asrama mahasiswa itu dekat dengan gedung Living and Learning Commons serta Hotel Sheraton.
Menurut Carlos Holmes, juru bicara kampus, korban telah dilarikan ke rumah sakit dan hanya mengalami cedera. "Hingga saat ini pelaku belum diidentifikasi," uajrnya, seperti dilansir Reuters, Senin, 3 November 2014
Kepala Kepolisian Dover Mark Hoffman mengatakan peristiwa penembakan ini merupakan insiden terisolasi alias tak ada yang mengetahui peristiwa tersebut selain korban dan pelaku yang masih misterius. Artinya, belum ada saksi tambahan yang dimintai keterangan, kecuali korban. Polisi kampus bekerja sama dengan kepolisian setempat akan mengusut kasus tersebut, Hoffman menambahkan.
Universitas Negeri Delaware merupakan universitas bersejarah dengan lebih dari separuh mahasiswa tinggal di asrama di dalam area kampus. Setelah penembakan ini, seluruh mahasiswa dikunci di asrama mereka masing-masing sebelum dinyatakan aman oleh polisi setempat.
INTAN MAHARANI | HUFFINGTON | REUTERS
Topik terhangat:
TrioMacan | Penghinaan Presiden | Susi Pudjiastuti | Kabinet Jokowi
Berita terpopuler lainnya:
Sebelum Dibunuh, PSK Indonesia Disewa Rp 19 Juta
Pria Ini Bunuh Diri Saat Mengantre di Restoran
PM India: Serangan Teroris di Wagah Pengecut
Wakil Gubernur Kandahar Tewas Ditembak
Pembunuh PSK Indonesia Diduga Depresi
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya