Sejumlah wartawan selfie di ruang wartawan kepresidenan di komplek istana kepresidenan, Jakarta, Sabtu, 25 Oktober 2014. Di ruang tersebut foto Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono belum diganti dengan foto Joko Widodo dan Jusuf Kalla. TEMPO/Subekti
TEMPO.CO, Kursk - Kebiasaan selfie semakin populer belakangan ini. Tidak lagi berfoto sendirian, selfie kini juga dilakukan beramai-ramai, khususnya oleh para remaja. Namun, pemerintah Rusia mengimbau agar kebiasaan selfie dihentikan karena dianggap mengganggu kesehatan dan kebersihan. (Baca: Rusia Larang Impor Makanan dari AS dan Uni Eropa)
"Menurut para ahli, selfie dapat menyebabkan penyebaran kutu di kalangan remaja. Selfie juga memfasilitasi perpindahan parasit saat kepala para remaja saling bersentuhan untuk foto dalam bentuk grup," kata Rospotrebnadzor di Kursk, Rusia, sebuah badan pemerintahan yang memberikan nasihat tentang kesejahteraan manusia, seperti dilaporkan The Moskow Times, Senin, 27 Oktober 2014.
Rospotrebnadzor juga menambahkan, bahwa kehidupan modern di Rusia tidak memiliki alasan untuk menyebabkan penyebaran kutu dari hal sepele seperti selfie. Sebab, menurut Rospotrebnadzor, standar kebersihan pribadi di Rusia begitu tinggi dewasa ini.
"Masalah kutu pernah menginfeksi sebagian manusia di abad pertengahan. Mereka mengoleskan merkuri untuk menghilangkan kutu dan terbukti ampuh," kata pejabat Kurks. (Baca: Alasan Kesehatan, Rusia Larang Produk Unggas AS)
Remaja Rusia tidak mungkin menggunakan merkuri untuk bebas dari kutu. Belum lagi Rusia telah menandatangani Kovensi Minamata pada merkuri (kelainan fungsi saraf yang disebabkan oleh keracunan akut) pada 2030.
Belum jelas apakah larangan ini akan diseriusi oleh pemerintah Rusia. Soalnya, selfie bukan hanya menjamur di kalangan remaja biasa saja, Perdana Menteri Dmitry Medvedev dan Presiden Vladimir Putin juga ketahuan suka ber-selfie.
