Dubes Korut: Terjadi Salah Paham Serius Soal HAM  

Reporter

Rabu, 22 Oktober 2014 09:47 WIB

Duta Besar Republik Demokrat Rakyat Korea (Korea Utara) Ri Jong Ryul. Isitmewa

TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar Republik Demokratik Rakyat Korea (Korea Utara) untuk Indonesia, Ri Jong-ryul, 59 tahun, mengatakan terjadi salah paham yang serius dalam memahami situasi hak asasi manusia di Korea Utara. Untuk membantu masyarakat internasional, Asosiasi Korea Utara untuk Studi HAM telah mempublikasikan laporan lengkapnya pada akhir September 2014.

“Laporan itu komprehensif dan detail, termasuk sejarah upaya-upaya yang dilakukan pemerintah Korea untuk melindungi dan mempromosikan HAM, kenyataan, serta banyak kendala untuk memastikan pelaksanaan HAM dan kewajiban internasional. Laporan ini untuk mengkonter laporan AS dan yang lainnya,” ujar Jong-ryul kepada beberapa jurnalis di Kedutaan Korea Utara, Jakarta, Kamis, 16 Oktober 2014. (Baca: PBB: Kejamnya Korut Kombinasi Nazi, Soviet, dan Apartheid)

Laporan setebal 108 halaman itu memuat lima topik: penjelasan mekanisme HAM di Korut, pelaksanaan HAM oleh warganya, posisi dan upaya-upaya yang dilakukan pemerintah negara itu untuk melindungi dan mempromosikan HAM, hambatan utama dalam mempromosikan HAM, prospek HAM di Korut, serta kesimpulan.

Menurut Jong-ryul, Komisi Penyelidikan Situasi HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa merupakan boneka Amerika Serikat terkait dengan laporan yang dibuat tentang situasi HAM di Korut. Komisi, ujar dia, membuat laporan berdasarkan wawancara dengan warga Korut yang melarikan diri dari negaranya. (Baca: Begini Susahnya Keluarga Korsel-Korut Reuni)

Amerika Serikat dan Uni Eropa, tutur dia, telah memanipulasi laporan itu dan terus memanfaatkan dan menghasut Komisi untuk mencampuri urusan dalam negeri Korut guna menghancurkan sistem sosial Korut (Juche). "Mereka menyebarkan kebohongan ke seluruh dunia," katanya.

Jung-ryul menegaskan bahwa Korut akan melawan hingga akhir segala upaya yang didasarkan oleh sikap bermusuhan Amerika dan sekutunya untuk terus-menerus mengisolasi Korut dari dunia luar. "Pemerintah kami, juga saya pribadi, mendesak Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Komisi menghindarkan diri dari politisasi HAM dalam menghasut orang lain untuk ikut memusuhi Korut." (Baca: Tiga Delegasi Bahas Reuni Korut-Korsel)

Sebelumnya, Komisi Penyelidik Situasi HAM Korut telah melaporkan hasil kerjanya di hadapan Majelis Umum PBB. Kantor Komisioner Tinggi HAM PBB pada Februari 2014, dalam pernyataan persnya, menyebutkan laporan lengkap Komisi Penyelidik Situasi HAM Korut setebal 400 halaman memuat berbagai bentuk pelanggaran HAM yang dilakukan negara itu.

Komisi Penyelidik Situasi HAM Korut kemudian mendesak masyarakat internasional untuk bertindak, termasuk membawa negara itu ke Mahkamah Internasional. “Tidak ada negara yang dapat disejajarkan dengan negara ini berdasarkan bobot, skala, dan sifat kejahatan-kejahatan yang ditemukan,” kata Komisi dalam laporannya.

MARIA RITA | WWW.OHCHR.ORG






Baca juga:
Tim Indonesia Juara Umum Lomba Matematika di India
Tiket Pesawat Sriwijaya Naik Per 1 November 2014
PM Singapura Unggah Foto Pelantikan Jokowi di FB
Liputan Time, Ini Alasan Jokowi Mengenakan Batik

Berita terkait

Adik Kim Jong Un Umumkan Korea Utara sedang Bangun Militer Besar-besaran

9 hari lalu

Adik Kim Jong Un Umumkan Korea Utara sedang Bangun Militer Besar-besaran

Adik Kim Jong Un memastikan negaranya akan terus membangun kekuatan militer besar-besaran dan terkuat untuk melindungi kedaulatan dan perdamaian

Baca Selengkapnya

Kim Jong Un Rilis Lagu Baru, Puji Dirinya Ayah yang Ramah

14 hari lalu

Kim Jong Un Rilis Lagu Baru, Puji Dirinya Ayah yang Ramah

Pemimpin otoriter Korea Utara, Kim Jong Un, merilis lagu baru yang menyatakan ia adalah ayah yang ramah.

Baca Selengkapnya

Pembunuhan di Bandara Kuala Lumpur, Masih Ingat Kematian Kim Jong Nam Adik Kim Jong Un di Sini?

18 hari lalu

Pembunuhan di Bandara Kuala Lumpur, Masih Ingat Kematian Kim Jong Nam Adik Kim Jong Un di Sini?

Terjadi penembakan di Bandara Kuala Lumpur. Di tempat ini pula pada 2017 terjadi kasus pembunuhan Kim Jong Nam, saudara tiri Kim Jong Un.

Baca Selengkapnya

Kim Jong Un: Sekarang Waktunya Bersiap untuk Perang

22 hari lalu

Kim Jong Un: Sekarang Waktunya Bersiap untuk Perang

Kim Jong Un mengatakan Korea Utara siap untuk perang.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Minta Pemerintah Segera Tindak Lanjuti Rekomendasi Komite HAM PBB

33 hari lalu

Komnas HAM Minta Pemerintah Segera Tindak Lanjuti Rekomendasi Komite HAM PBB

Komnas HAM apresiasi kesimpulan dan rekomendasi Komite HAM PBB. Meminta pemerintah implementasi kebijakan dan pelaksanaan di pusat serta daerah

Baca Selengkapnya

Adik Kim Jong Un Tolak Pertemuan Apa Pun dengan Jepang, Ini Alasannya

38 hari lalu

Adik Kim Jong Un Tolak Pertemuan Apa Pun dengan Jepang, Ini Alasannya

Adik pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengatakan pada Selasa 26 Maret 2024 bahwa mengadakan pertemuan puncak dengan Jepang bukanlah kepentingan mereka

Baca Selengkapnya

Kim Yo Jong Benarkan Perdana Menteri Jepang Utarakan Niat Ingin Bertemu Kim Jong Un

39 hari lalu

Kim Yo Jong Benarkan Perdana Menteri Jepang Utarakan Niat Ingin Bertemu Kim Jong Un

Kim Yo Jong mengkonfirmasi Perdana Menteri Jepang sudah mengutarakan niat untuk berrbicara dengan Kim Jong Un

Baca Selengkapnya

Kim Jong Un Kirim Dukungan ke Putin atas Penembakan di Moskow

40 hari lalu

Kim Jong Un Kirim Dukungan ke Putin atas Penembakan di Moskow

Kim Jong Un menyampaikan pesan dukungan dan solidaritas kepada Vladimir Putin atas penembakan di gedung konser Moskow.

Baca Selengkapnya

Kendarai Mobil Hadiah Putin, Kim Jong Un Hadiri Latihan Perang Bersama Putrinya

48 hari lalu

Kendarai Mobil Hadiah Putin, Kim Jong Un Hadiri Latihan Perang Bersama Putrinya

Kim Jong Un mengendarai mobil hadiah dari Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menghadiri latihan perang bersama putrinya, Kim Ju Ae

Baca Selengkapnya

Cawe-cawe Jokowi Dipertanyakan dalam Sidang PBB, TPN: Cerminan Citra Jokowi di Mata Dunia

49 hari lalu

Cawe-cawe Jokowi Dipertanyakan dalam Sidang PBB, TPN: Cerminan Citra Jokowi di Mata Dunia

TPN Ganjar-Mahfud menilai sosoran PBB soal cawe-cawe Jokowi, telah membuat citra bekas Wali Kota Solo itu menjadi buruk di mata dunia.

Baca Selengkapnya