Makin Banyak Warga AS yang Tidak Mau Menikah  

Reporter

Selasa, 23 September 2014 13:00 WIB

Rata-rata usia untuk menikah pemuda Korea Selatan kini 40 tahun. (Ilustrasi)

TEMPO.CO, Washington - Amerika Serikat merupakan negara maju dengan pertumbuhan masyarakat modern yang cepat. Ternyata di balik pola pikir yang futuristis itu ada sekitar 20 persen atau setara 42 juta orang AS belum pernah menikah meski sudah memasuki usia siap nikah. Hal ini disebabkan adanya pergeseran demografis dan sosial di negara itu.

Menurut laporan dari Pew Research Center terjadi peningkatan yang cukup signifikan dari fenomena ini. Kenaikan angka orang dewasa yang tidak pernah menikah disebabkan beberapa faktor, termasuk usia pernikahan, hingga banyaknya orang yang memilih untuk memiliki keluarga di luar nikah. (Baca: Pria Dilarang Menikah Sebelum Usia 25)

Pada 2012, sebanyak 23 persen pria dan 17 persen wanita berusia 25 tahun ke atas tidak pernah menikah. Perbedaan jumlah ini naik sejak tahun 1960 dengan 10 persen pria dan 8 persen wanita.

"Pergeseran sikap publik, masa ekonomi yang sulit, dan perubahan pola demografis mungkin berkontribusi terhadap penyebab orang dewasa tidak mau menikah," demikian hasil riset Pew, seperti dilaporkan Reuters, Senin, 23 September 2014.

Tahun ini, peningkatan "tren" ini paling banyak terjadi di antara orang kulit hitam Amerika. Sebanyak 36 persen orang kulit hitam Amerika tidak mau menikah, dua kali lebih banyak dari keturunan Spanyol-Amerika sebanyak 16 persen. (Baca: Tahun 1950 Jatuh Cinta, Menikah 62 Tahun Kemudian)

Pew juga menemukan adanya perbedaan kriteria dalam memilih pasangan antara pria dan wanita di AS. Di antara perempuan yang belum menikah, sebanyak 78 persen mengaku ingin mendapatkan calon suami dengan pekerjaan yang mapan. Sedangkan 70 persen pria yang belum menikah mencari calon istri yang siap membesarkan anak-anak mereka dibanding memikirkan apa pekerjaan si wanita.

RINDU P. HESTYA | REUTERS

Berita Lain:
Gadis Ini Dipaksa Ibunya Tidur dengan 1.800 Pria
KPU Pilih Ashraf Ghani Jadi Presiden Afganistan
AS Bebaskan 14 Napi Pakistan dari Penjara Bagram

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya