TEMPO.CO, Aljir - Seorang warga Prancis dilaporkan telah diculik di timur Aljazair pada Ahad, 21 September 2014 lalu. Kementerian Luar Negeri Prancis mengatakan para penculiknya telah merilis video penculikan dan mengancam akan membunuh Herve Gourdel jika Prancis tidak segera menghentikan serangan di Irak dalam kampanye melawan militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Video berdurasi 4 menit yang diunggah dalam akun Twitter milik ISIS tersebut diberi judul “Pesan dari Tentara Kekhalifahan di Aljazair untuk Anjing Hollande.” Prancis telah mengkonfirmasi keaslian video tersebut. (Baca: Lawan ISIS, Prancis Pasok Senjata ke Pejuang Kurdi)
Dalam video tersebut, seperti diberitakan Reuters, Tentara Khalifah mengatakan bahwa mereka telah melepaskan diri dari AQIM, salah satu kelompok afiliasi Al Qaeda yang beroperasi di Afrika Utara dan berjanji untuk setia kepada ISIS.
“Kami, Tentara Khalifah di Aljazair, sesuai dengan perintah Abu Bakr al-Baghdadi, memberikan waktu 24 jam kepada Presiden Prancis Hollande untuk menghentikan serangan terhadap ISIS. Jika tidak, nasib warga negaranya akan terancam,” kata militan dalam video tersebut.
Pria berusia 55 tahun ini juga turut berbicara dalam video tersebut. “Saya berada di tangan Jund al-Khilifa (Tentara Khalifah), kelompok bersenjata Aljazair. Kelompok ini minta Anda (Hollande) untuk tidak campur tangan di Irak. Mereka menyandera saya dan saya mohon kepada Anda untuk melakukan segala sesuatu agar saya bisa keluar dari situasi buruk ini. Terima kasih.”
Meski mendapat ancaman dari ISIS, Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius menegaskan bahwa penculikan ini tidak akan menghalangi keterlibatan Prancis dalam serangan melawan ISIS. “Kami akan melakukan segala hal untuk bisa membebaskan sandera,” kata Fabius yang saat ini tengah menghadiri Sidang Umum PBB di New York, Amerika Serikat. (Baca: Prancis: Hadapi ISIS di Suriah dan Irak Berbeda)