Cina Curigai Dubesnya di Islandia Mata-mata Jepang
Editor
Abdul Manan
Minggu, 21 September 2014 23:03 WIB
TEMPO.CO, Beijing - Laporan sejumlah media menulis bahwa pihak berwenang di Cina menangkap Ma Jiseng, duta besarnya untuk Islandia, karena dicurigai menjadi mata-mata Jepang. Pria 57 tahun itu adalah diplomat karir yang menghabiskan lebih dari delapan tahun bertugas di Kedutaan Besar Cina di Jepang.
Ma adalah seorang Sekretaris di Kedutaan Cina di Jepang antara tahun 1991 dan 1995, dan Penasihat Menteri antara 2004 dan 2008. Sebelum menjadi duta besar ke Islandia, ia bekerja sebagai wakil direktur informasi di Kementerian Luar Negeri.
Ia tiba di Reykjavik, dan bertugas sebagai duta besar di Islandia, sejak Desember 2012. Tapi, menurut laporan di media Islandia, Ma bergegas meninggalkan Reykjavik menuju Beijing pada 23 Januari 2014. Saat itu, ia mengatakan kepada stafnya bahwa ia seharusnya kembali Maret. Istrinya mengikutinya segera setelah itu.
Beberapa hari ini, hampir delapan bulan setelah itu, Ma dan istrinya belum muncul kembali di ibukota Islandia. Kasak kusuk soal ini muncul ketika media online Mingjing News menerbitkan berita yang mengklaim bahwa Ma dan istrinya telah dipanggil kembali ke Beijing dan ditahan oleh pihak berwenang Cina "karena memata-matai untuk Jepang".
Tak lama setelah berita Mingjing News itu, Kai Lei, editor di surat kabar berbahasa Cina berbasis di Hong Kong, Wenweipo, menulis bahwa Ma "ditangkap oleh Kementerian Keamanan Negara" karena dicurigai "membocorkan rahasia internasional ke Jepang".
Menurut sejumlah laporan media itu, Ma diyakini telah direkrut oleh intelijen Jepang selama tugas diplomatik yang kedua di Tokyo, yang berlangsung dari tahun 2004 sampai 2008. Menariknya, laporan tentang dugaan penangkapan Ma mulai menghilang dari situs-situs media berita Cina hanya beberapa jam setelah beritanya muncul.
Kementerian Luar Negeri Islandia, yang ditanya wartawan soal Ma, mengatakan, Kedutaan Cina di Reykjavik memberitahu bahwa Ma tidak dapat kembali ke Islandia "karena alasan pribadi". Kementerian Luar Negeri Cina menolak mengomentari kasus ini.
Joseph Fitsanakis, dalam intelNews.org edisi 18 September 2014 mengatakan, jika laporan tentang Ma ini terbukti benar, ini akan menandai kasus kedua dalam beberapa tahun terakhir di mana duta besar Cina ditangkap karena diduga menjadi mata-mata Jepang.
Fitsanakis mengutip kasus Li Bin, duta besar Cina untuk Korea Selatan 2001-2005, yang pada tahun 2006 ditangkap atas tuduhan spionase. Setahun kemudian, pengadilan Cina menghukum Li karena menjual dokumen pemerintah Cina ke Jepang dan menjatuhkan hukuman tujuh tahun penjara.
Menurut The Guardian, insiden mata-mata lainnya terjadi tahun 2012 lalu. Saat itu ada laporan bahwa seorang pejabat keamanan negara Cina, yang bekerja sebagai asisten wakil menteri, ditangkap karena dicurigai menjadi mata-mata Amerika Serikat.
Skandal mata-mata lain yang cukup terkenal terjadi tahun 1985 saat Yu Qiangsheng, seorang pejabat intelijen senior, membelot ke Amerika Serikat. Kepada pejabat di Washington, Yu mengatakan bahwa seorang pensiunan analis Central Intelligence Agency (CIA) menjadi mata-mata Cina. Pria yang disebut Yu itu bunuh diri sebelum divonis oleh pengadilan AS.
Intelnews.org | The Guardian | Abdul Manan
Berita Lainnya
CIA Berhenti Mata-matai Sekutunya di Eropa Barat
Mengaku Sakit, Pria Ini Terobos Masuk Gedung Putih
ISIS Bebaskan 49 Warga Turki
Pria Ini Temukan Tomat Berbentuk Hati di Kebunnya
Sierra Leone Tutup 3 Hari Demi Razia Ebola