Menangi Referendum, PM Cameron: Perlu Pembaruan

Reporter

Jumat, 19 September 2014 14:36 WIB

Sejumlah demonstran bersorak saat berkampanye 'Ya' di Glasgow, Skotlandia, 17 September 2014. Referendum kemerdekaan Skotlandia akan berlangsung pada 18 September, ketika Skotlandia akan memilih apakah atau tidak mengakhiri serikat 307 tahun dengan Inggris. REUTERS/Paul Hackett

TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Inggris David Cameron menyatakan senang dengan hasil suara warga Skotlandia yang menolak referendum. Untuk itu Cameron merasa perlu ada pembaruan dan penyelesaian yang adil, tidak hanya untuk Skotlandia, tapi untuk negara persemakmuran lainnya, termasuk Inggris, Wales, dan Irlandia Utara.

"Sekaranglah saatnya untuk mengubah pemerintahan Kerajaan Inggris. Sekarang saatnya bagi kami untuk bersatu dan bergerak maju," kata Cameron setelah hasil referendum diumumkan kepada BBC News, Jumat, 19 September 2014.

Perdana Menteri pertama di Skotlandia, Alex Salmond, yang mengajukan referendum pun menerima kekalahannya. Salmond mengatakan bahwa referendum ini adalah kesepakatan dan proses bagi mayoritas warga Skotlandia untuk memilih apakah ingin jadi negara yang merdeka.

"Saya menerima keputusan rakyat. Saya meminta agar seluruh warga Skotlandia mengikuti dan menerima putusan demokratis yang kita terima hari ini," kata Salmond. (Baca: Ini Hasil Suara untuk Referendum Skotlandia)

Dalam perbincangan itu, Salmond meminta agar pihak serikat utama di Inggris membuat kesepakatan untuk memberikan kekuasaan yang lebih besar kepada parlemen Skotlandia untuk membimbing negaranya.

Sebanyak 31 dari 32 daerah otoritas Skotlandia telah menyatakan kemenangan suara "Tidak" untuk referendum. Dari proses pemungutan suara yang dilangsungkan kemarin, pemilih "Tidak" mengumpulkan 1.914.187 suara berbanding 1.539.920. Secara nasional, penolakan kemerdekaan Skotlandia mendapat kemenangan mencapai 55 persen.

RINDU P. HESTYA | BBC NEWS




Berita Lain:
NSA Beri Intel Israel Info Pribadi Warga Palestina
ISIS Ancam Bom Times Square
WHO: Pakistan dan Qatar Negara Terpolusi di Dunia

Berita terkait

Menlu: Inggris Pertimbangkan Segera Akui Negara Palestina Merdeka

31 Januari 2024

Menlu: Inggris Pertimbangkan Segera Akui Negara Palestina Merdeka

Menlu David Cameron mengatakan Inggris akan segera mengakui negara Palestina merdeka

Baca Selengkapnya

Khawatir Perang Dunia III, Inggris Mulai Siapkan Militernya

9 Oktober 2017

Khawatir Perang Dunia III, Inggris Mulai Siapkan Militernya

Inggris telah melakukan persiapan militer untuk menghadapi kemungkinan Perang Dunia III?yang dipicu?Korea Utara?

Baca Selengkapnya

Wisatawan Ditawari Berburu Hantu di Penjara Terangker di Inggris

22 September 2017

Wisatawan Ditawari Berburu Hantu di Penjara Terangker di Inggris

Inggris tantang wisatawan bernyali untuk berburu hantu di
/>
penjara paling angker, Shepton Mallet.

Baca Selengkapnya

Heboh, Warga Percaya Nama Big Ben Diganti Massive Mohammed

20 Agustus 2017

Heboh, Warga Percaya Nama Big Ben Diganti Massive Mohammed

Beberapa orang di Inggris benar-benar berpikir bahwa menara jam Big Ben akan diganti namanya menjadi Massive Mohammed.

Baca Selengkapnya

Ternyata, Ratu Elizabeth II Minum 6 Gelas Alkohol Setiap Hari

4 Agustus 2017

Ternyata, Ratu Elizabeth II Minum 6 Gelas Alkohol Setiap Hari

Rtu Elizabeth II meminum alkohol sejak sebelum makan siang

Baca Selengkapnya

Charlie Gard, Bayi yang Dikalahkan Hukum Akhirnya Meninggal  

29 Juli 2017

Charlie Gard, Bayi yang Dikalahkan Hukum Akhirnya Meninggal  

Charlie Gard, bayi usia 11 bulan yang telah menyedot perhatian sejumlah pemimpin dunia dan masyarakat internasional akhirnya meninggal

Baca Selengkapnya

Fokus ke Kerajaan, Pangeran Williams Pensiun Jadi Pilot

27 Juli 2017

Fokus ke Kerajaan, Pangeran Williams Pensiun Jadi Pilot

Pengalaman sebagai pilot helikopter ambulans membuat Pangeran William sangat peduli pada kesehatan mental

Baca Selengkapnya

Bocah 5 Tahun Didenda Rp 2,5 Juta Gara-gara Jualan Minuman

22 Juli 2017

Bocah 5 Tahun Didenda Rp 2,5 Juta Gara-gara Jualan Minuman

Bocah perempuan berusia 5 tahun terisak di hadapan ayahnya, menceritakan dirinya didenda Rp 2,5 juta gara-gara berjualan minuman lemon di dekat rumahnya.

Baca Selengkapnya

Punya Tato di Wajah, Pria Inggris Diusir dari Pesawat

21 Juli 2017

Punya Tato di Wajah, Pria Inggris Diusir dari Pesawat

Sebuah keluarga Inggris mengklaim diusir dari sebuah pesawat karena sang ayah memiliki tato di wajah.

Baca Selengkapnya

Inggris Memulai Perundingan Putaran Pertama Brexit

17 Juli 2017

Inggris Memulai Perundingan Putaran Pertama Brexit

Davis direncanakan bertemu negosiator Brexit dari Uni, Eropa Michel Barnier, dalam perundingan yang berlangsung selama empat hari di Brussels.

Baca Selengkapnya