Rekayasa Jenis Kelamin Bayi Populer di Thailand

Reporter

Rabu, 16 Juli 2014 22:10 WIB

sxc.hu

TEMPO.CO, Bangkok - Setiap orang tua memiliki cita-cita tersendiri untuk membentuk sebuah keluarga, termasuk jumlah anak atau jenis kelamin anaknya. Dengan tujuan itu, sepasang suami-istri dari Hong Kong datang ke Thailand untuk melakukan fertilisasi in vitro (IVF) untuk merekayasa jenis kelamin anaknya sesuai dengan keinginan mereka.

"Dalam tradisi Cina, anak perempuan atau laki-laki sama baiknya. Tidak ada yang salah punya anak perempuan. Namun, di Hong Kong dan Cina, semua keluarga suka anak laki-laki," kata ibu itu, seperti dilaporkan Reuters, Selasa, 15 Juli 2014.

Pasangan suami-istri itu adalah satu dari ratusan warga yang berasal dari Cina, Hong Kong, dan Australia yang datang ke Bangkok dengan tujuan sama. Dengan biaya US$ 9 ribu atau sekitar Rp 105 juta, mereka bisa memilih jenis kelamin anak yang akan dilahirkan.

Thailand memang merupakan satu-satunya negara di Asia yang menyediakan layanan ini. Adapun di belahan dunia lain, seperti Amerika Serikat dan Afrika Selatan, layanan ini membebankan biaya yang jauh lebih mahal.

Namun bukan berarti praktek puluhan klinik di Bangkok yang menyediakan layanan ini bebas dari kecaman. Sebab, Medical Council of Thailand, lembaga independen yang mengawasi sistem medis di negara itu, mengatakan rekayasa jenis kelamin bayi bisa memicu perdagangan embrio.

Dalam proses IVF standar, telur wanita akan dikeluarkan dan dibuahi, lalu dikembalikan lagi ke rahim. Hanya embrio dari jenis kelamin yang diinginkan yang akan ditanam.

Tahun ini, sebuah klinik yang dijalankan oleh warga asal Hong Kong, Siu Wing-fung, menerima lebih dari 10 ribu permintaan dari pasiennya. Keuntungan Siu bisa mencapai US$ 15 ribu atau sekitar Rp 176 juta per perawatan.

Thailand kini memiliki 44 klinik IVF. Tujuh di antaranya dibuka dua tahun lalu. Satu klinik bisa mendapatkan keuntungan hingga US$ 30 ribu atau sekitar Rp 353 juta dalam dua atau tiga perawatan per pekan.

RINDU P. HESTYA | REUTERS

Bandara Libya Dibom, Puluhan Pesawat Hancur
Filipina Menahan Imam Australia
Paket Berisi 67 Siput Raksasa Disita di Bandara AS

Berita terkait

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

18 November 2018

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.

Baca Selengkapnya

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

26 Oktober 2017

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.

Baca Selengkapnya

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

30 Agustus 2017

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.

Baca Selengkapnya

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

27 Agustus 2017

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.

Baca Selengkapnya

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

11 Agustus 2017

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat

Baca Selengkapnya

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

20 Juli 2017

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.

Baca Selengkapnya

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

11 Juni 2017

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.

Baca Selengkapnya

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

16 Mei 2017

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn

Baca Selengkapnya

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

11 Mei 2017

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.

Baca Selengkapnya

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

28 April 2017

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.

Baca Selengkapnya