Suasana pemakaman 16 penjaga perbatasan Sinai, yang tewas diserang sejumlah pria bersenjata dua hari lalu, di Kairo, Mesir, (7/8). AP/Amr Nabil
TEMPO.CO, Kairo - Pemimpin kelompok militan Mesir, Ansar Bayt al-Maqdis, tewas ditembak bersama tiga anggota seniornya dalam sebuah serangan mematikan oleh petugas keamanan, Kamis dinihari waktu setempat, 22 Mei 2014.
Pejabat tinggi organisasi ini membenarkan kabar kematian Shadi al-Menei, seorang pemimpin kelompok militan Islam. Menurut laporan kantor berita Agence France-Presse, kematian itu bermula dari serangan pasukan keamanan terhadap empat pria yang sedang berada di dalam mobil di Sinai tengah.
"Mereka diduga akan melakukan serangan terhadap saluran pipa gas di Sinai," tulis AFP, mengutip keterangan pejabat keamanan. "Keempatnya ditembak mati petugas keamanan." Meskipun demikian, pejabat keamanan Mesir lainnya mengatakan bahwa Menei dan lima anggota kelompok ini ditembak oleh sejumlah orang tak dikenal.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh juru bicara Angkatan Bersenjata Mesir melalui laman Facebook, "Militer Mesir berhasil membunuh enam ekstremis dalam sebuah operasi pada Kamis, 22 Mei 2014." Pernyataan tersebut tidak menyebut nama Menei dan tidak memberikan keterangan jelas apakah keterangan itu mengacu pada insiden yang sama.
Al-Qaeda, kelompok yang dikenal kerap melakukan kekerasan mematikan, menjadi inspirasi bagi kelompok radikal guna menggelorakan gelombang serangan dengan sasaran pasukan keamanan, sejak militer menggulingkan presiden dari kelompok Islam, Muhamad Mursi, pada 3 Juli 2013.
Salah satu organisasi radikal itu adalah Ansar Bayt al-Maqdis. Kelompok ini mengakui berkali-kali melakukan serangan mematikan terhadap pasukan keamanan Mesir, termasuk percobaan pembunuhan Menteri Dalam Negeri pada September 2013. Organisai radikal ini didirikan oleh tokoh-tokoh terkemuka Mesir pada 2011 setelah Husni Mubarak tumbang dari tampuk kekuasaannya.