Demonstran Thailand Inginkan Pemerintahan Baru  

Reporter

Jumat, 9 Mei 2014 15:33 WIB

Ekpresi demonstran anti pemerintah pengkit Suthep Thaugsuban bersorak setelah Mahkamah Konstitusi meminta mundur Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra di Bangkok (7/5). Yingluck dinyatakan melanggar konstitusi ketika mengganti Kepala Keamanan Nasional, Thawil Pliensri, pada 2011. REUTERS/Damir Sagolj

TEMPO.CO, Bangkok - Ribuan demonstran yang menyemut di ibu kota Thailand, Bangkok, Jumat, 9 Mei 2014, menuntut dibentuknya pemerintahan sementara menyusul keputusan pengadilan membatalkan kepemimpinan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra. (Baca juga: 20 Ribu Demonstran Tuntut Pelengseran Yingluck)

Para pengunjuk bersumpah akan terus mengepung stasiun televisi, kantor pemerintahan, dan kepolisian di Bangkok jika sisa-sisa fungsionaris Partai Pheu Thai pimpinan Yingluck masih bercokol dalam pemerintahan tiga hari ke depan.

Salah seorang pemimpin demonstran, Suthep Thauhsuban, dari kelompok oposisi Partai Demokrat, mendesak para demonstran agar melanjutkan pengepungannya di luar gedung parlemen, tempat Perdana Menteri berkantor. Partai ini juga meminta stasiun televisi agar tidak bersedia dimanfaatkan oleh pemerintah.

"Kami akan mendapatkan kembali kekuasaan berdaulat kami serta menyiapkan pemerintahan rakyat dan Dewan Legislatif Rakyat," kata Suthep, yang pernah menjabat Wakil Perdana Menteri.

"Kami menginginkan perubahan pemerintahan secara halus. Tetapi jika Anda tidak bisa melakukannya secara halus dalam waktu tiga hari, kami seluruh komponen rakyat akan melakukannya dengan cara kami."

Pemerintahan Yingluck bersama sejumlah menteri kabinetnya dinyatakan batal pada Rabu, 7 Mei 2014, lantaran pengadilan memutuskan pemimpin perempuan ini dianggap telah melakukan penyalahgunaan kekuasaan dengan mengganti seorang pejabat sipil.

Pengadilan juga memutuskan posisi Yingluck diisi oleh Wakil Perdana Menteri Niwattumrong Boonsongpaisan. Selain itu, pengadilan di Bangkok pada Kamis, 8 Mei 2014, menuduh Yingluck melalaikan tugas soal program subsidi beras sehingga menyebabkan negara merugi miliaran dolar Amerika Serikat.

AL-JAZEERA | CHOIRUL

Berita utama:
Sebelum Bekuk Bupati Bogor, KPK Panggil Bos PPP
B
oediono Sebut Yang Mulia, JK: Saya Cukup Pak Hakim
Boediono Sebut Dana Talangan Century Tentatif








Berita terkait

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

18 November 2018

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.

Baca Selengkapnya

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

26 Oktober 2017

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.

Baca Selengkapnya

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

30 Agustus 2017

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.

Baca Selengkapnya

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

27 Agustus 2017

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.

Baca Selengkapnya

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

11 Agustus 2017

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat

Baca Selengkapnya

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

20 Juli 2017

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.

Baca Selengkapnya

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

11 Juni 2017

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.

Baca Selengkapnya

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

16 Mei 2017

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn

Baca Selengkapnya

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

11 Mei 2017

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.

Baca Selengkapnya

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

28 April 2017

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.

Baca Selengkapnya