Reaksi sejumlah warga sambil mengibarkan bendera Rusia saat menyaksikan Presiden Rusai Vladimir Putin bebicara di Dewan Federasi di Sevastopol, Crimea (18/3). Crimea bergabung dengan Rusia sejalan dengan "norma-norma demokrasi dan hukum internasional." AP/Andrew Lubimov
TEMPO.CO, Moskow - Federasi Masyarakat Migrasi meminta pejabat Rusia untuk mengizinkan mereka ikut bertempur dalam aksi militer negara itu. Mereka menyatakan hanya dengan bersatu, dapat terwujud pertahanan yang efektif untuk mengatasi ancaman pihak asing. (Baca:Putin: Ukraina di Ambang Perang Saudara)
"Jutaan masyarakat migran yang saat ini tinggal di wilayah Rusia, termasuk mantan warga Uni Soviet, siap membantu angkatan bersenjata dan berpartisipasi dalam pertahanan Federasi Rusia," tulis surat dari Federasi Migrasi Rusia, organisasi yang mewakili kepentingan warga asing, seperti dilansir oleh RT, Senin, 14 April 2014.
Surat itu menekankan bahwa federasi sangat prihatin dengan tekanan agresif dari pihak Barat kepada negara tersebut. Mereka menjelaskan akan menyampaikan ideologi mereka yang dianggap sejalan dengan masyarakat tanpa memandang ras, etnis, dan agama dalam aksi pembelaan ini. (Baca:Amerika Tuduh Rusia Gelar Kekerasan di Ukraina)
Menurut data dari organisasi ini, jumlah warga asing yang bekerja di Rusia telah mencapai 10,6 juta. Sebagian besar dari mereka masuk secara ilegal karena dibatasi oleh kuota yang hanya boleh 1,6 juta orang pada 2014. Sedangkan beberapa ribu orang lainnya bekerja secara ilegal dan sekitar seribu orang bekerja di perusahaan-perusahaan swasta.
Rusia memang mengizinkan warga negara asing untuk menjadi bagian dari militer negara dengan persyaratan tertentu, termasuk memahami bahasa Rusia dan lulus uji kesehatan fisik. (Baca: NATO Tunda Kerja Sama Militer dengan Rusia)