Sejumlah tentara Afganistan saat tengah menyelidiki lokasi sisa-sisa serangan gerilyawan Taliban di pangkalan gabungan NATO-Afganistan di Nangarhar, Afganistan (4/1). Serangan Taliban ke pangkalan NATO semakin meningkat belakangan ini yang bertujuan untuk menguasai wilayah Afganistan yang akan ditinggalkan pasukan NATO di akhir 2014. (AP Photo/Rahmat Gul)
TEMPO.CO, Kabul – Konflik yang terjadi di Afganistan sejak 2001 lalu tidak hanya memberikan luka kepada negara di Asia Tengah ini, tetapi juga kepada Amerika Serikat. Bagaimana tidak, hingga Selasa, 15 April 2014, ribuan tentara AS dilaporkan tewas dalam konflik bersenjata di sana.
Dikutip dari Washington Post, menurut penghitungan Associated Press (AP), setidaknya ada 2.177 anggota militer AS tewas di Afganistan sejak akhir 2001 lalu. Angka ini lebih besar dibandingkan dengan data dari Departemen Pertahanan AS. Menurut Dephan, jumlah ini hanya sekitar 1.802.
Di luar Afganistan, sebanyak 132 anggota militer AS tewas dalam mendukung Operation Enduring Freedom (OEF), yakni operasi pemerintah AS untuk membantu perdamaian di Afganistan. Sebelas orang di antaranya tewas dalam peperangan dengan separatis.
Selain itu, sejak awal operasi OEF yang dimulai pada 7 Oktober 2001 ini, ada sekitar 19.698 anggota militer AS yang terluka akibat pertempuran. (Baca: Tentara Afganistan Tembak Pasukan Keamanan AS)
Berbeda dengan penghitungan Dephan, AP mencatat jumlah korban OEF yang tewas di luar Afganistan bahkan tiga kali lebih tinggi.
Serangan Sadis ISIS di Masjid Syiah Afganistan, 28 OrangTewas
26 Agustus 2017
Serangan Sadis ISIS di Masjid Syiah Afganistan, 28 OrangTewas
Empat orang milisi ISIS melakukan serangan beruntun berupa ledakan bom bunuh diri dan rentetan tembakan di masjid Syiah di Kabul. Sebanyak 28 orang tewas.