Kombinasi gambar yang diambil dari tayangan televisi pemerintah Mesir memperlihatkan Husni Mubarak di tempat tidur menggunakan jeruji besi saat menjalani sidang di Kairo (3/8). Mubarak disidangkan atas tuduhan korupsi dan memerintahkan pembunuhan terhadap pengunjuk rasa saat berusaha menggulingkan dia. AP/Televisi Pemerintah Mesir
TEMPO.CO, Washington - Amerika Serikat menyatakan kelompok milisi Ansar Bayt al-Maqdis yang basis gerakannya di Sinai, Mesir, sebagai organisasi teroris internasional. Amerika melarang semua kegiatan kelompok milisi ini dan membekukan aset-asetnya.
Kelompok milisi Ansar Bayt al-Maqdis dituding sebagai pelaku sejumlah serangan ke Israel, aparat keamanan, dan bus yang membawa turis berkunjung ke Mesir. Selain itu, kelompok milisi yang muncul setelah runtuhnya kekuasaan Presiden Husni Mubarak pada tahun 2011, dituding bertanggung jawab atas tewasnya Menteri Dalam Negeri Mesir, Muhammad Ibrahim. Milisi ini meledakkan bom saat iring-iringan rombongan Ibrahim melintas di Cairo, September 2013. (Baca: MI5 dan MI6 Dikerahkan Selidiki IkhwanulMuslimin)
BBC mencatat milisi Ansar Bayt al-Maqdis melakukan aksi teror pertamanya dengan meledakkan bom di pipa gas yang dialirkan ke Israel dan Yordania pada Juli 2012. Sebulan kemudian, milisi ini menembakkan roket dari Sinai ke wilayah pemukiman di Eilat di bagian selatan Israel.
Pada September 2012, Ansar Bayt al-Maqdis mengklaim bertanggung jawab atas serangan di perbatasan patroli Israel. Serangan ini dianggap sebagai balasan atas pelecehan terhadap Nabi Muhammad.
Sejumlah pengamat menyakini milisi Ansar Bayt al-Maqdis punya hubungan dengan Ikhwanul Muslimin dan Hamas. Pemerintah Mesir menyatakan, Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi teroris. Sekitar 500 pendukung organisasi ini dijatuhi hukuman mati. (Baca: Mesir Hukum Mati 529 Pendukung IkhwanulMuslimin)