Di Arab Saudi, Penganut Atheis Adalah Teroris  

Reporter

Rabu, 2 April 2014 07:33 WIB

Abdullah bin Abdul Aziz al-Saud. AP/Saudi Press Agency

TEMPO.CO, Riyadh - Pemerintah Arab Saudi baru saja memberlakukan undang-undang yang menyatakan penganut atheis sebagai teroris. Undang-undang itu disetujui pemberlakuannya pada Januari lalu. Lembaga penggiat hak asasi manusia yang bermarkas di Amerika Serikat, Human Rights Watch, mengungkapkan mengenai undang-undang itu.

Menurut HRW seperti dilansir The Independent, Selasa, 1 April 2014, undang-undang baru ini menambah jumlah peraturan yang dikeluarkan pemerintah kerajaan Arab Saudi untuk melawan aksi terorisme yang bertujuan menjatuhkan kerajaan.

Pasal pertama dari undang-undang itu mendefenisikan terorisme sebagai pemikiran yang datang dari orang-orang atheis dengan berbagai bentuknya atau mempertanyakan dasar-dasar agama Islam yang menjadi dasar negara.

Undang-undang yang menyatakan atheis sebagai teroris digodok untuk memerangi meningkatnya jumlah warga Arab Saudi ikut serta dalam perang sipil di Suriah. Kemudian mereka pulang dengan membawa ide dan pelatihan yang mereka dapatkan di Suriah untuk menumbangkan kerajaan.

Untuk menghentikan langkah mereka, Raja Arab Saudi lebih dulu mengeluarkan Dekrit Kerajaan 44 yang menyebutkan tindakan melibatkan diri dalam aksi permusuhan di luar kerajaan sebagai tindakan kriminal. Siapa saja yang melanggar dekrit ini akan dihukum penjara selama tiga tahun hingga 20 tahun.

Kebijakan Raja Arab Saudi Abdullah ini telah memunculkan pertentangan dan protes yang dapat menganggu ketertiban masyarakat.

Pada bulan lalu, Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi yang mengeluarkan undang-undang itu telah membuat sebuah daftar identifikasi nama-nama lembaga di luar negeri yang dianggap sebagai organisasi teroris, termasuk Ikwanul Muslimin.

Deputi Direktur HRW untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, Joe Stork, mengatakan otoritas Arab Saudi tidak akan pernah mentolerir orang-orang yang mengkritik kebijakannya. Dengan undang-undang baru ini pendapat yang kritis dan independen disamakan dengan kejahatan terorisme. "Peraturan-peraturan ini menghapus harapan bahwa Raja Abdullah cenderung membuka ruang bagi terjadinya perbedaan pendapat secara damai atau kelompok-kelompok independen," kata Joe Stork.

Dengan undang-undang baru ini, HRW berpendapat, pemerintah semakin mempersulit upaya melindungi dan membebaskan sejumlah penggiat hak asasi manusia yang saat ini ditahan di penjara di Arab Saudi.

INDEPENDENT | HUFFINGTON POST | MARIA RITA HASUGIAN





Terpopuler:





Ini Sebab Gempuran Dua Korea Meningkat
Gaya Rambut Jong-un Tak Pernah Tren di Korea Utara
M15 dan M16 Dikerahkan Selidiki Ikhwanul Muslimin







Advertising
Advertising

Berita terkait

Arab Saudi Masuk Daftar Hitam Pembunuh Anak Yaman

13 November 2017

Arab Saudi Masuk Daftar Hitam Pembunuh Anak Yaman

Arab Saudi masuk daftar hitam PBB untuk kasus pembunuhan anak-anak di Yaman yang jumlahnya mencapai 683 anak.

Baca Selengkapnya

Arab Saudi Tidak Beri Kompensasi untuk Korban Crane Jatuh

25 Oktober 2017

Arab Saudi Tidak Beri Kompensasi untuk Korban Crane Jatuh

Pengadilan Arab Saudi membebaskan Grup Saudi Bin Laden dari kewajiban membayar kompensasi kepada korban crane jatuh di Mekah tahun 2015.

Baca Selengkapnya

Arab Saudi Akan Kembalikan Islam Menjadi Moderat

25 Oktober 2017

Arab Saudi Akan Kembalikan Islam Menjadi Moderat

Putra mahkota mengatakan Arab Saudi akan mengembalikan agama Islam menjadi moderat dan berpandangan terbuka terhadap semua agama.

Baca Selengkapnya

Bertemu Putin, Raja Salman Beli Rudal S-400 Seharga Rp 40 Triliun

6 Oktober 2017

Bertemu Putin, Raja Salman Beli Rudal S-400 Seharga Rp 40 Triliun

Raja Salman dan Putin bersepakat Saudi membeli senjata sistem pertahanan udara S-400 senilai US$ 3 miliar atau sekitar Rp 40,4 triliun.

Baca Selengkapnya

Raja Salman Melawat ke Rusia untuk Pertama Kali, Ini Agendanya

4 Oktober 2017

Raja Salman Melawat ke Rusia untuk Pertama Kali, Ini Agendanya

Raja Salman akan berkunjung ke Rusia untuk pertama kalinya Kamis depan.

Baca Selengkapnya

Goyang Macarena di Jalan, Remaja 14 Tahun Ditangkap Polisi Saudi

23 Agustus 2017

Goyang Macarena di Jalan, Remaja 14 Tahun Ditangkap Polisi Saudi

Remaja berusia 14 tahun ditangkap polisi Arab Saudi akibat goyang Macarena di jalan

Baca Selengkapnya

Terungkap, Putra Mahkota Ingin Saudi Hengkang dari Perang Yaman

15 Agustus 2017

Terungkap, Putra Mahkota Ingin Saudi Hengkang dari Perang Yaman

Sebuah bocoran email mengungkap bahwa Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi Mohammad bin Salman menginginkan negaranya keluar dari perang Yaman.

Baca Selengkapnya

Dabbing Ala Rapper, Artis Populer Arab Saudi Ditahan

15 Agustus 2017

Dabbing Ala Rapper, Artis Populer Arab Saudi Ditahan

Abdallah Al Shaharani, penyanyi Arab Saudi ini melakukan gerakan dabbing dalam sebuah festival musik

Baca Selengkapnya

Saudi Minta Irak Bantu Pulihkan Hubungan dengan Iran

14 Agustus 2017

Saudi Minta Irak Bantu Pulihkan Hubungan dengan Iran

Arab Saudi minta bantuan Irak memperbaiki hubunganya dengan Iran.

Baca Selengkapnya

Arab Saudi Bakal Jadikan Laut Merah Sebagai Lokasi Wisata

2 Agustus 2017

Arab Saudi Bakal Jadikan Laut Merah Sebagai Lokasi Wisata

Proyek ini dalam rangka mengurangi ketergantungan Arab Saudi akan pendapatan dari penjualan minyak.

Baca Selengkapnya