Tim Indonesia Salurkan Bantuan Pengungsi Afrika  

Reporter

Kamis, 27 Maret 2014 20:30 WIB

Anak-anak, menderita kekurangan gizi, dan ibu mereka berbagi tempat tidur di sebuah rumah sakit pediatri di Bangui, Republik Afrika Tengah (25/2). REUTERS/Camille Lepage

TEMPO.CO, Jakarta - Tim Kemanusiaan Indonesia Aid Dompet Dhuafa untuk Afrika Tengah telah berada di kamp pengungsian di Kenzu dan Garoua Boulai, perbatasan timur Kamerun dan Afrika tengah.

Di sana tim menyalurkan bantuan masyarakat Indonesia berupa logistik untuk sekitar 27 ribu kepala keluarga pengungsi Afrika Tengah. Untuk bantuan krisis tersebut, anggaran dana Rp 1 miliar.

Koordinator Tim Kemanusiaan Indonesia Aid Dompet Dhuafa Sabeth Abilawa mengatakan tim bersama NGO kemanusiaan lokal setempat, AHAS Association Humanitaire Pour le Development du Cameroon, telah menyalurkan dua kontainer logistik berupa makanan, air mineral, dan obat-obatan yang dibeli dari Kota Doula yang berjarak dekat dari Kenzu untuk dibagikan kepada seluruh pengungsi.

"Mereka sangat membutuhkan bantuan makanan, kesehatan, air bersih, karena secara umum daerah di sini sangat kesulitan air," kata Sabeth melalui pesan elektronik. Dengan pemberian bantuan tersebut, tim ini merupakan lembaga kemanusiaan Indonesia yang pertama kali memberikan bantuan kepada para pengungsi Afrika Tengah.

Informasi terbaru, Rabu, 26 Maret 2014, Sabeth mengatakan gelombang pengungsi yang datang ke wilayah Kenzu semakin bertambah. "Diperkirakan jumlah pengungsi di wilayah ini akan bertambah karena ada dua truk yang membawa ratusan pengungsi datang ke sini," katanya. (Baca: Dompet Dhuafa Bawa Tim Bantuan ke Afrika Tengah)

Hingga empat hari ke depan, tim ini akan membuat instalasi air dan melakukan survei di beberapa titik wilayah untuk membantu pengadaan air bersih di Kenzu. "Hari ini kita akan survei titik-titik air atau waterpam untuk membangun dua atau tiga instalasi air bersih," katanya. Ia mengatakank kondisi pengungsi di kamp Kenzu menyedihkan. Wilayah Kenzu hanya dipenuhi tenda-tenda pengungsi warna putih karena banyaknya jumlah pengungsi.

Hampir 95 persen pengungsi tinggal di tenda-tenda pengungsian, sementara sisanya yang baru datang tinggal di lapangan tanpa tenda. Makan mereka dijatah. Menurut Sabeth, mayoritas pengungsi adalah perempuan dan anak-anak. Tubuh mereka kurus tak terurus. "Wajah-wajah kelelahan dan tatapan nanar menghiasi raut wajah orang yang terusir dari negerinya," katanya.

EVIETA FADJAR




Berita Terpopuler
Terdeteksi 122 Obyek, Puing MH370?
I Love You, Ucapan Terakhir Pramugara MH370
Komentari MH370 di Facebook, Pilot AirAsia Diskors
Mesin Terbakar, Malindo Air Kembali ke Subang

Berita terkait

Presiden Afsel Minta Negara Kaya Tidak Timbun Vaksin Covid-19

27 Januari 2021

Presiden Afsel Minta Negara Kaya Tidak Timbun Vaksin Covid-19

Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa meminta vaksin Covid-19 dibagikan merata ke seluruh negara di dunia

Baca Selengkapnya

Waswas Gelombang Dua Virus Corona di Afrika

18 Desember 2020

Waswas Gelombang Dua Virus Corona di Afrika

Wabah virus corona di wilayah Afrika barat dan tengah mengkhawatirkan mengingat banyak negara yang tak mampu membeli vaksin virus corona.

Baca Selengkapnya

WHO Ingatkan Kematian Akibat Malaria Bisa Lebih Tinggi dari Covid-19

30 November 2020

WHO Ingatkan Kematian Akibat Malaria Bisa Lebih Tinggi dari Covid-19

WHO mengingatkan angka kematian akibat penyakit malaria bisa melampaui kematian karena virus corona di kawasan Afrika.

Baca Selengkapnya

Gajah Afrika Berusia 52 Tahun Mati di Bonbin Amerika

9 Oktober 2020

Gajah Afrika Berusia 52 Tahun Mati di Bonbin Amerika

Gajah Afrika bernama Sophi sempat mengalami penurunan kondisi selama beberapa hari sebelum mati.

Baca Selengkapnya

Studi: Nyamuk Berevolusi Gigit Manusia Gara-gara Cari Air

26 Juli 2020

Studi: Nyamuk Berevolusi Gigit Manusia Gara-gara Cari Air

Banyak jenis nyamuk menggigit beragam jenis hewan, tapi beberapa hanya suka manusia dan tidak ada yang tahu kenapa hingga kini.

Baca Selengkapnya

Kematian Massal Gajah Liar di Botswana, Penyebab Masih Misterius

6 Juli 2020

Kematian Massal Gajah Liar di Botswana, Penyebab Masih Misterius

Hampir 400 gajah mati dalam 2 bulan. Konservasionis mengkritik lambannya pemerintah Botswana bertindak atas bencana yang dialami gajah di negeri itu.

Baca Selengkapnya

Didesak Afrika dan Aktivis, Dewan HAM PBB Bahas Rasisme di AS

15 Juni 2020

Didesak Afrika dan Aktivis, Dewan HAM PBB Bahas Rasisme di AS

Negara-negara Afrika diwakili Burkina Faso dan 600 organisasi HAM serta keluarga korban mendesak Dewan HAM PBB membahas rasisme sistematis di AS.

Baca Selengkapnya

54 Negara Afrika Desak Dewan HAM PBB Bahas Kasus George Floyd

15 Juni 2020

54 Negara Afrika Desak Dewan HAM PBB Bahas Kasus George Floyd

Dubes Burkina Faso meminta Dewan HAM PBB membahas sikap rasisme sistematis dan kekerasan polisi pasca tewasnya George Floyd.

Baca Selengkapnya

Protes Rasisme, Mengenal Sosok Cecil Rhodes dari Inggris

10 Juni 2020

Protes Rasisme, Mengenal Sosok Cecil Rhodes dari Inggris

Unjuk rasa anti-rasisme di Amerika Serikat telah menyebar ke Inggris. Demonstran meminta patung Cecil Rhodes dicopot.

Baca Selengkapnya

Virus Corona di Afrika Tak Seganas di Tempat Lain, Ini Sebabnya

24 Mei 2020

Virus Corona di Afrika Tak Seganas di Tempat Lain, Ini Sebabnya

WHO mencatat virus corona Covid-19 telah menyebar ke setiap negara di Afrika sejak kasus pertama dikonfirmasi di benua itu 14 minggu lalu. Tapi ...

Baca Selengkapnya