TEMPO.CO, Manila - Pemerintah Filipina dan kelompok pemberontak muslim terbesar di negeri itu, Front Pembebasan Islam Moro (MILF), akhirnya menandatangani perjanjian damai paling bersejarah pada Kamis sore waktu setempat, 27 Maret 2014, di Istana Presiden di Ibu Kota Manila.
"Perjanjian komprehensif tentang Bangsamoro adalah mahkota kemuliaan perjuangan kami," kata ketua MILF, Al Haj Murad Ebrahim, sewaktu penandatanganan, menggunakan istilah lokal yang mengacu pada tanah kelahiran orang Moro.
Perjanjian tersebut menyebutkan pembentukan pemerintah otonom Bangsamoro dengan anggaran dan kepolisian sendiri. Juga penempatan badan transisi guna melaksanakan pemilihan umum lokal pada 2016.
Presiden Filipina Benigno Aquino III dan Ebrahim menyaksikan penandatanganan tersebut bersama Perdana Menteri Malaysia Najib Razak. Malaysia merupakan mediator utama perundingan ini.
Lebih dari 500 pemberontak juga diundang dalam acara penandatanganan itu, selain para pejabat Filipina dan diplomat negara asing.
MILF telah berjuang untuk menentukan nasib sendiri di wilayah selatan Mindanao yang mereka anggap sebagai tanah air leluhur mereka itu. Dengan adanya perjanjian tersebut, kelompok itu tidak lagi mengangkat senjata dalam perjuangan kemerdekaan.
Sebagai bagian dari kesepakatan, MILF juga berjanji menyerahkan senjata yang digunakan oleh 10-15 ribu pejuang pemberontaknya, yang dianggap sebagai kelompok bersenjata terbesar di Asia Tenggara.
Pemerintah otonom Bangsamoro juga akan menerima 75 persen dari pajak yang dikumpulkan dan 75 persen pendapatan dari mineral logam di wilayah ini serta memiliki hak mengawasi wilayah perikanan.
Kelompok asli pemberontak Front Pembebasan Nasional Moro, yang menandatangani perjanjian terpisah pada 1996, dan Bangsamoro Islamic Freedom Fighters, yang berperang untuk mendirikan sebuah negara merdeka, dikecualikan dari kesepakatan.
Abhoud Syed M. Lingga, anggota MILF senior dan salah satu penandatangan kesepakatan itu, mengatakan kepada Al-Jazeera bahwa meskipun ada beberapa kelompok kecil yang "tidak senang" dengan adanya kesepakatan itu, sebagian besar penduduk menerimanya. "Orang-orang di tanah air Bangsamoro sangat senang akan ada hasil penyelesaian pada konflik ini," katanya.
"Kami tidak mengharapkan semua orang untuk bergabung sekarang karena mereka bahkan tidak yakin apakah kesepakatan akan dilaksanakan," tambah Lingga. Namun dia mengatakan kesepakatan itu akan segera diimplementasikan dan orang-orang akan melihat "hasil perdamaian".
Von al-Haq, komandan senior lapangan MILF dan juru bicara kelompok itu, telah memerangi pemerintah sejak 1972. Dia mengatakan para pejuang muda, yang hanya melihat perang sepanjang hidup mereka, sangat ingin kembali ke keluarga mereka dan menjalani kehidupan normal. "Kelompok bersenjata MILF sangat mendukung perdamaian ini," katanya.
AL JAZEERA | ROSALINA
Berita terkait
Abu Sayyaf Serang Permukiman Dinihari Tadi, 9 Warga Dibunuh
21 Agustus 2017
Sekitar 60 milisi Abu Sayyaf menyerang Kota Maluso di Pulau Basilian, Filipina selatan, dinihari tadi, menyebabkan 9 warga sipil tewas dan 10 terluka.
Baca SelengkapnyaDuh, Duterte Sebut Universitas Oxford Tempat Kuliah Orang Bodoh
27 Juli 2017
Duterte mencerca Oxford setelah universitas itu merilis hasil penelitian perihal sang presiden dan buzzer atau penggaung di media sosial.
Baca SelengkapnyaMelukis Gunakan Darah, Begini Hasilnya --Oops
8 Juli 2017
Kel Cruz, seniman asal Kota Quezon, Filipina menggunakan berbagai elemen unik termasuk darah untuk melukis
Baca SelengkapnyaFilipina Umumkan Presiden Duterte Masih Hidup dan Sehat
27 Juni 2017
Pemerintah Filipina akhirnya angkat bicara soal keberadaan Presiden Rodrigo Duterte yang belakangan diisukan sakit berat karena jarang terlihat.
Baca SelengkapnyaMiliter Filipina: Militan ISIS di Marawi Menyamar Jadi Pengungsi
29 Mei 2017
Sejak peperangan berlangsung, hampir 200 ribu penduduk Marawi mengungsi ke Iligan berjarak sektar 38 kilometer ke arah utara.
Baca SelengkapnyaLelucon Kontraversial Duterte, Izinkan Tentara Perkosa 3 Wanita
28 Mei 2017
Presiden Rodrigo Duterte dengan nada bercanda, membuat lelucon bahwa anggota militer dapat memperkosa sampai 3 wanita.
Baca SelengkapnyaSituasi Marawi Mencekam, KJRI Terus Berkomunikasi dengan WNI
27 Mei 2017
Iqbal menjelaskan ke-17 WNI dalam keadaan baik tinggal di Kota Marawi.
Baca SelengkapnyaGereja Filipina: Duterte Terapkan Darurat Militer Lawan ISIS
25 Mei 2017
Uskup memperingatkan warga Marawi agar berhati-hati dan bekerjasama dengan militer.
Baca SelengkapnyaMelawan ISIS, Militer Filipina Lancarkan Serangan ke Marawi
25 Mei 2017
Angkatan Bersenjata Filipina mengerahkan sekitar 100 pasukan didukung oleh helikopter guna merebut Marawi dari tangan Maute.
Baca SelengkapnyaIni Profil Kelompok Maute, Pelaku Serangan Marawi
24 Mei 2017
Kelompok Maute yang juga dikenal sebagai Dawlah Islamiya Filipina kini menjadi sorotan atas serangannya terhadap Kota Marawi, Selasa lalu.
Baca Selengkapnya