Kelompok G-7 Sepakat Isolasi Rusia  

Reporter

Editor

Natalia Santi

Selasa, 25 Maret 2014 15:50 WIB

Bendera Rusia dikibarkan di atas sebuah kapal AL Ukrainia yang berada di sebelah kapal Pridniprovya (kanan) di Sevastopol, Crimea (20/4). (AP Photo/Andrew Lubimov)

TEMPO.CO, Den Haag - Kekuatan negara-negara ekonomi yang tergabung dalam G-8 sepakat mengisolasi Rusia dari panggung internasional. Kelompok ini sepakat membatalkan pertemuan G-8 yang sedianya berlangsung di Sochi, Rusia, dan menggantinya dengan pertemuan tanpa Rusia yang disebut G-7. Penangguhan keanggotaan Rusia dalam G-8 akan dilakukan sampai ada perubahan situasi di Crimea.

"Kelompok ini (G-7) datang karena keyakinan dan tanggung jawab bersama. Tindakan Rusia dalam beberapa pekan terakhir tidak konsisten dengan mereka," kata G-7 dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir CBS News, Senin, 24 Maret 2014. Pernyataan G-7 ini juga menunjukkan negara-negara anggota lain siap untuk mengikuti.

Dengan pernyataan itu pula, mereka mengumumkan bahwa rencana Konferensi Tingkat Tinggi G-8 di Sochi pada Juni mendatang,akan menjadi pertemuan G-7 di Brussels, tanpa keikutsertaan Rusia. Para menteri luar negeri masing-masing negara juga telah diminta tidak menghadiri pertemuan di Moskow pada April mendatang.

"Selama Rusia jelas-jelas melanggar hukum internasional, tidak ada kewajiban bagi G-7 untuk mengikutsertakan Rusia," kata Deputi Penasihat Keamanan Nasional untuk Gedung Putih, Ben Rhodes, kepada wartawan. (Baca: Rusia Perkuat Cengkeraman Militer di Crimea)

Presiden Amerika Serikat Barack Obama tengah menghadiri pertemuan puncak keamanan nuklir di Belanda. Namun, di sela-sela pertemuan tersebut, para pemimpin dunia bertemu untuk merespons sikap internasional terhadap Rusia, yang secara resmi menganeksasi Crimea pekan lalu. Sebelumnya, baik Amerika Serikat maupun Uni Eropa telah menjatuhkan sanksi terhadap pejabat tinggi Rusia dan Ukraina. (Baca: Lagi, 20 Pejabat Top dan Pengusaha Rusia Dihukum)

Dengan adanya pasukan Rusia di perbatasan timur Ukraina, krisis di Crimea tampaknya masih jauh dari kata terselesaikan. Negara-negara lain masih mencari cara terbaik untuk mencegah lebih lanjut agresi Rusia di wilayah tersebut. Semua negara yang tergabung dalam G-7 telah memberlakukan sanksi bagi Rusia. Namun skorsing keanggotaan Rusia dalam G-8 merupakan cara lain untuk mengisolasi Rusia.

Meski banyak ahli percaya bahwa Ukraina tidak akan pernah mendapatkan kembali kendali atas Crimea, sepertinya pejabat Amerika Serikat masih menaruh harapan. "Kita melihat negara-negara di dunia secara luas menolak referendum. Kami tidak akan mengakui status aneksasi Crimea dari Ukraina," kata Rhodes.

Namun Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengabaikan langkah isolasi dengan menyebut tindakan negara-negara itu "tidak ada masalah besar".

Reaksi itu ia lontarkan setelah melangsungkan pertemuan terpisah dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikar John Kerry dan Menteri Luar Negeri sementara Ukraina, Andriy Deshchytsy, yang merupakan kontak tertinggi antara kedua negara sejak krisis mencuat.

"Jika mitra-mitra Barat kami menganggap bahwa format ini (G-8) sudah lama ada, ya, biarkan seperti itu. Kami tidak berniat berpegang pada format ini dan kami tidak melihat ada masalah besar," kata Lavrov kepada para wartawan.

CBS NEWS | CHANNEL NEWS ASIA | ROSALINA




Terpopuler:
Pernyataan Lengkap PM Malaysia Soal MH370
Pengumuman MH370, Isak Tangis Pecah di Beijing
PM Najib: MH370 Jatuh di Samudra Hindia

Berita terkait

Rusia Tuntut Amerika Kembalikan Bendera yang Dicuri

13 November 2017

Rusia Tuntut Amerika Kembalikan Bendera yang Dicuri

Bendera Rusia hilang dari konsulatnya di San Francisco, Amerika Serikat. Moskow menyebut benderanya dicuri.

Baca Selengkapnya

Rusia Buka Kembali Jalur Feri ke Korea Utara

17 Oktober 2017

Rusia Buka Kembali Jalur Feri ke Korea Utara

Rusia telah membuka kembali jalur lautnya ke Korea Utara setelah sekitar 2 bulan lamanya ditutup.

Baca Selengkapnya

ROSATOM Rusia Bidik Asia Tenggara untuk Kerja Sama Nuklir

29 September 2017

ROSATOM Rusia Bidik Asia Tenggara untuk Kerja Sama Nuklir

ROSATOM, BUMN Nuklir asal Rusia,??menjajaki peluang kerja sama di bidang energi nuklir di negara-negara kawasan Asia Tenggara..

Baca Selengkapnya

Berkat Ponsel, Pasangan Kanibal yang Bunuh 30 Orang Ditangkap

27 September 2017

Berkat Ponsel, Pasangan Kanibal yang Bunuh 30 Orang Ditangkap

Pasangan kanibal ditangkap polisi setelah ponselnya ditemukan dan mengaku telah membunuh sedikitnya 30 orang.

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Tuntut Amerika Terkait Perampasan Properti Diplomatik

6 September 2017

Rusia Akan Tuntut Amerika Terkait Perampasan Properti Diplomatik

Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan Kementerian Luar Negeri untuk menuntut pemerintah Amerika Serikat atas perampasan properti diplomatik

Baca Selengkapnya

Presiden Trump Minta Rusia Tutup 3 Konsulatnya di Amerika

1 September 2017

Presiden Trump Minta Rusia Tutup 3 Konsulatnya di Amerika

Amerika Serikat telah meminta Rusia untuk menutup 3 kantor konsulatnya di San Francisco, Washington, dan New York.

Baca Selengkapnya

Duta Besar Rusia untuk Sudan Tewas di Kolam Renang

24 Agustus 2017

Duta Besar Rusia untuk Sudan Tewas di Kolam Renang

Duta Besar Rusia untuk Sudan, Mirgayas Shirinsky, ditemukan tewas di kolam renang kediamannya di ibu kota Khartoum

Baca Selengkapnya

Liburan Musim Panas, Putin Berburu dan Berenang di Danau Dingin  

6 Agustus 2017

Liburan Musim Panas, Putin Berburu dan Berenang di Danau Dingin  

Putin menikmati liburan musim panasnya dengan berburu di padang gurun Siberia, berenang di air danau yang sangat dingin, dan memancing.

Baca Selengkapnya

Putin Restui Pasukan Rusia Bertahan di Suriah Selama 49 Tahun  

31 Juli 2017

Putin Restui Pasukan Rusia Bertahan di Suriah Selama 49 Tahun  

Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani undang-undang baru mengenai Angkatan Udara Rusia untuk tetap di Suriah selama 49 tahun.

Baca Selengkapnya

Kucing Ini Jadi Pahlawan Selamatkan Hidup 8 Bayi Landak

27 Juli 2017

Kucing Ini Jadi Pahlawan Selamatkan Hidup 8 Bayi Landak

Seekor kucing di Rusia bernama Muska menjadi pahlawan setelah menyusui dan merawat 8 bayi landak yang tidak memiliki induk.

Baca Selengkapnya