Presiden Filipina, Benigno Aquino III. (AP Photo/Wong Maye-E)
TEMPO.CO, Putrajaya - Pemerintah Filipina dan pemberontak muslim Moro akan menandatangani kesepakatan damai untuk mengakhiri konflik pada akhir Maret 2014. Pernyataan ini disampaikan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak setelah bertemu dengan Presiden Filipina Benigno Aquino, Jumat, 28 Februari 2014. "Presiden Aquino mengundang saya untuk menyaksikan upacara ketika perjanjian yang komprehensif akan ditandatangani," kata Najib di Putrajaya, Malaysia, Jumat, 28 Februari 2014.
Seorang pejabat di kantor penasihat Aquino untuk perundingan perdamaian menyatakan penandatanganan itu djadwalkan pada akhir bulan depan, namun belum ada ketetapan perihal tanggal yang pasti. "Kesimpulan atas keberhasilan proses perdamaian di Mindanao adalah adanya kemungkinan untuk memberdayakan seluruh rakyat Mindanao," kata Aquino, mengacu pada wilayah Filipina selatan yang dilanda pemberontakan selama puluhan tahun yang telah menewaskan lebih dari 150.000 orang.
Pemerintah Filipina dan 12 ribu anggota Front Pembebasan Islam Moro (MILF) menyelesaikan negosiasi bulan lalu untuk mengatur pembagian kekuasaan dengan minoritas muslim di selatan. Mayoritas penduduknya memeluk Islam, Malaysia menjadi tuan rumah perundingan.
Kesepakatan itu bertujuan untuk mengakhiri pemberontakan yang dimulai pada 1970--menewaskan puluhan ribu orang dan mengakibatkan sebagian besar warga Filipina selatan hidup dalam kemiskinan. Namun Aquino memperingatkan bahwa masih ada tahap terberat, termasuk pelaksanaan kesepakatan itu. Kesepakatan ini akan menjadi pintu bagi kesejahteraan setelah warga Filipina selatan 18 tahun hidup dalam kekerasan.