Jerman Siapkan Opsi Kontraspionase Hadapi AS

Reporter

Editor

Abdul Manan

Senin, 24 Februari 2014 06:08 WIB

Presiden Barack Obama (kiri) dan Kanselir Jerman Angela Merkel. (AP Photo/dpa, Michael Kappeler)

TEMPO.CO , Berlin: Seorang wartawan perempuan dari majalah satire ingin tahu apakah Menteri Dalam Negeri Jerman Thomas de Maiziere menyukai makanan ringan keju. Alangkah terkejutnya sang wartawan mendengar jawaban Maiziere. "Pertanyaan seperti itu lebih tepat untuk acara televisi sarapan daripada di sini," kata sang menteri.

Ini adalah kunjungan pertama de Maiziere sebagai menteri dalam negeri ke Kantor Federal untuk Perlindungan Konstitusi (Federal Office for the Protection of the Constitution), badan intelijen domestik Jerman. Hari itu, Maiziere tidak berminat untuk diajak bercanda.

Ia memilih untuk fokus pada soal mendasar, seperti yang disampaikannya dua pekan sebelumnya, di mana kontraspionase akan berada di bagian teratas dari daftar itu. Sikap ini terkait dengan aksi mata-mata yang dilakukan intelijen Amerika Serikat, National Security Agency (NSA), terhadap kanselir Angela Merkel.

Masalah ini, kata dia, ini tidak boleh dianggap remeh. Soal siapa yang melakukan aksi mata-mata itu adalah soal sekunder. Dengan kata lain, menurut majalah Spiegel edisi 18 Februari 2014, Jerman bermaksud untuk mempertahankan diri terhadap semua aksi spionase di masa mendatang, bahkan termasuk yang dilakukan oleh sekutunya.

Jauh dari mata publik, pemerintah Jerman bergerak menuju pelaksanaan rencana untuk mengubah fokus badan mata-matanya terhadap negara-negara sekutu seperti Amerika Serikat, dan menempatkan negara yang berstatus sekutu itu pada tingkat yang sama seperti Cina, Rusia, dan Korea Utara.

Sikap keras kepala Amerika, yang hanya menjawab beberapa pertanyaan cukup relevan dari Jerman terkait skandal pemata-mataan oleh NSA, telah membuat marah pemerintah baru Jerman, yang terdiri dari partai konservatif Merkel dan Partai kiri-tengah Demokrat Sosial (SPD).

Sekarang, tekanan meningkat terhadap pemerintahan baru untuk menemukan jawaban sendiri atas pertanyaan-pertanyaan yang diabaikan Washington. "Mereka seperti koboi yang hanya mengerti bahasa Wild West," kata seorang sumber di dalam partai Merkel, mengacu pada sikap keras kepala Amerika.

Dua instansi pemerintah yang sepertinya akan dipercaya memegang kendali untuk mengembalikan kehormatan yang telah hilang setelah ada kabar bahwa AS memata-matai Jerman adalah Kantor Federal untuk Perlindungan Konstitusi dan Kantor Kejaksaan Federal.

Sikap tegas De Maiziere pertama kali terlihat jelas dalam Konferensi Keamanan di Munich, awal bulan ini. Selama diskusi panel, ia mengangkat masalah ini saat sama Ketua Komite Intelijen DPR AS Mike Rogers dan menyebut pengumpulan data oleh NSA itu "tak terbatas". Dia mengatakan, dia bahkan tidak bisa mengatakan seberapa buruk kerusakan politik karena masalah itu karena masih kurangnya informasi penting yang dimilikinya.

Memang, dalam banyak isu-isu penting, pemerintah Jerman masih seperti buta saat Juni 2013 lalu whistleblower Edward Snowden pertama kali berbicara kepada publik tentang upaya NSA untuk memata-matai Eropa dan bagian lain dari dunia. Snowden adalah eks analis NSA.

Menanggapi adanya tuduhan dari dokumen-dokumen yang bocor soal NSA menyadapa Merkel, Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Kehakiman Jerman mengirim daftar pertanyaan ekstensif ke Amerika Serikat. Setelah berbulan-bulan menunggu, Washington tidak memberikan jawaban yang memuaskan.

Sejumlah delegasi tingkat tinggi Jerman telah melakukan perjalanan ke Washington untuk misi pencari fakta soal aksi penyadapan itu, tetapi mereka juga kembali --sebagian besar- dengan tangan kosong.

Amerika memang memberikan sekitar 1.000 halaman dokumen yang sudah dicabut kerahasiaannya musim gugur ini, tetapi dasarnya berisi soal prosedur dan peraturan. Selebihnya dihitamkan dan informasinya tak relevan.

Sebuah dokumen yang disebut sebagai "paket Jerman", yang berisi semua data yang disalin oleh Snowden berkaitan dengan aksi spionase terhadap Jerman, dijanjikan untuk diberikan. Tapi rencana itu tak terwujud. Dan tidak ada kemajuan apapun yang berhasil dicapai tentang "no-spy agreement". Ini adalah tawaran yang diajukan Jerman kepada AS.

AS sepertinya memberi sinyal tak setuju. Pekan lalu, Presiden AS Barack Obama sendiri menolak segala bentuk perjanjian semacam itu. "Tidak ada negara di mana kami memiliki perjanjian no-spy agrement," kata Obama dalam konferensi pers saat kunjungan Presiden Perancis François Hollande.

Amerika sepertinya tak akan bergeser dari posisi itu. Sumber yang dekat dengan Menteri Luar Negeri John Kerry mengatakan, Amerika ingin kolega Eropanya ini bergerak maju dari soal skandal mata-mata. "Mari beralih dari halaman itu," kata Kerry dalam pertemuan pribadi dengan Merkel dan Menteri Luar Negeri Frank-Walter Steinmeier.

Partai Sosial Demokrat semakin jengkel oleh sikap tak mau tahu Amerika atas seberapa sensitif bagi Jerman soal aksi spionase NSA ini. Kata Dietmar Nietan, anggota parlemen Jerman, ketidaksepahaman dua negara soal Irak masih kalah merusak dalam hubungan dua negara dibanding soal spionase NSA ini.

<!--more-->

Anggota partai konservatif Merkel punya pendapat yang sama. Mereka juga takut citra Kanselir Jerman akan menderita pukulan besar jika dia hanya menerima saja fakta dan tak melalukan apa-apa meski ponselnya telah dimata-matai.

Dengan latar belakang tersebut, itu benar-benar akan sesuai dengan sikap kelompok konservatif dan SPD jika Jaksa Federal Harald Range bergerak maju dan membuka penyelidikan resmi dalam kasus spionase di Jerman. Jaksa Agung Jerman belum membuat keputusan untuk mengambil kasus ini, tapi tekanan meningkat di Berlin.

Dalam pembicaraan informal, menteri dari SPD Heiko Maas di Departemen Kehakiman, Steinmeier di Kementerian Luar Negeri, dan Sigmar Gabriel di Kementerian Ekonomi, telah mencapai kesepakatan dengan rekan-rekan mereka dari CDU, Peter Altmeier di Chancellery dan de Maiziere, untuk tidak menghalangi jalan menuju adanya penyelidikan atas kasus ini.

Baru-baru ini, pejabat di Kementerian Kehakiman mengisyaratkan bahwa Kantor Kejaksaan Federal akan melakukan penyelidikan. Dalam diskusi internal, Maas mengatakan, pencurian tas yang umum terjadi di negara ini saja mereka selidiki, apalagi untuk kasus besar seperti penyadapan terhadap kanselirnya.

Berlin juga serius mempertimbangkan melanggar tabu dengan memata-matai sekutunya sendiri. Kendaraan yang tersedia untuk itu adalah Seksi 4 Kantor Federal untuk Perlindungan Konstitusi, yang bertanggung jawab atas upaya kontraspionase Jerman.

The BfV, yang bermarkas di Cologne, telah lama membagi aksi spionase ke dalam baik dan buruk. Rusia, Cina, Iran dan Korea Utara selalu dimasukkan ke sisi yang buruk, dan BfV secara khusus berurusan dengan ancaman-ancaman dari negara itu. Tapi aksi spionase terhadap Amerika, Inggris dan Prancis, pada dasarnya dianggap terlarang.

Ahli kebijakan domestik dari semua pihak di Jerman ingin mengubah itu. "Kita harus mengakhiri pendekatan yang tidak sama dan menempatkan mereka semua pada tingkat yang sama," kata politisi CDU Clemens Binninger, kepala baru dari Control Panel Parlemen, yang bertanggung jawab untuk mengawasi badan intelijen di Bundestag. "Kita harus melindungi diri kita sendiri, tidak peduli dari mana datangnya ancaman," kata politisi SPD urusan domestik Michael Hartmann.

Rencana untuk mengawasi negara sekutu sudah dikembangkan dengan baik. Seksi 4 Kantor Federal untuk Perlindungan Konstitusi, di mana 100 spesialis telah dipekerjakan, harus diperluas secara signifikan. Selain itu, suatu bentuk " pengamatan ringan" direncanakan.

Sekutu negara Barat tidak akan menjadi target dari spektrum penuh alat intelijen yang tersedia, seperti pemantauan telepon atau observasi langsung. Tapi pemerintah Jerman akan melakukan semua yang mereka bisa untuk mengawasi apa yang terjadi di kedutaan dan konsulatnya, mempelajari lebih lanjut tentang siapa yang bekerja di sana dan menentukan sejauh mana kemampuan teknis mereka. Singkatnya, mereka ingin tahu, misalnya, jika kantor-kantor pemerintah Jerman sedang dipantau oleh Kedutaan Besar AS di Berlin.

Hans-Georg Maassen, kepala Kantor Federal untuk Perlindungan Konstitusi, sudah memulainya. Dia telah meminta pasokan nama-nama Kedutaan Besar AS yang berkaitan dengan personel intelijen yang berada di Jerman dengan akreditasi diplomatik. Ia juga telah meminta informasi mengenai perusahaan swasta AS yang bekerja sama dengan perusahaan di Jerman pada isu-isu intelijen.

Bahkan yang terkecil dari tiga lembaga intelijen Jerman, Military Counterespionage Service (MAD), yang berada di dalam militer Jerman dan melakukan beberapa operasi intelijen dalam negeri, menemukan dirinya merenungkan adanya pendekatan baru. Ulrich Birkenheier, yang mengepalai MAD, saat ini sedang meneliti apakah organisasinya harus memperhatikan lebih dekat badan intelijen negara sekutu.

Perubahan ini berarti bahwa sembilan bulan setelah skandal NSA itu, kemudi pemerintah Jerman menuju konfrontasi serius dengan AS. Ini akan menjadi akhir atas praktek dekade panjang yang memungkinkan mitra Barat melakukan apa yang mereka inginkan di Jerman.

Tentu saja ada beberapa suara yang memperingatkan bahwa peningkatan pemantauan terhadap sekutu bisa memicu konsekuensi yang tak terduga dan berpotensi menyebabkan rusaknya kerjasama intelijen yang sudah ada.

Pejabat pemerintah lainnya yang berada di posisi tinggi mengatakan bahwa tanpa perubahan dalam fokus, AS akan tidak sepenuhnya memahami konsekuensi penuh dari skandal NSA itu.

Sebuah keputusan definitif belum dibuat. Kementerian Luar Negeri, Kementerian Dalam Negeri dan kantor Kanselir, masih dalam proses untuk sampai pada posisi yang sama. Itu juga salah satu alasan penundaan kunjungan Merkel ke Washington. Awalnya kunjungan akan dilakukan Maret, tapi kini hanya dikatakan bahwa Kanselir akan melakukan perjalanan "di musim semi."

Bisa jadi kunjungan itu akan dilakukan lain waktu. Sumber-sumber di pemerintah Jerman mengatakan bahwa Merkel hanya akan melakukan sekali perjalanan setelah Berlin mencapai posisi yang sama terkait soal intelijen itu. Dan ketika masalah ini sudah jelas sebelum dia dalam pesawat menuju Washington, dia bisa pulang dengan sukses yang jelas juga.

SPIEGEL | ABDUL MANAN

Berita Lainnya
Jadi Rektor, Ini Komentar Edward Snowden
Irak Umumkan Gencatan Senjata 72 Jam di Fallujah
Bos Kartel Narkoba Sinaloa Meksiko Ditangkap
Matteo Renzi Gantikan Letta sebagai PM Italia
Korea Utara Sebut Laporan HAM PBB Bohong
DK PBB Setujui Resolusi Bantuan Kemanusiaan Suriah

Berita terkait

Jerman Akhirnya Jual 3 Kapal Selam ke Israel Meski Ada Bau Suap

24 Oktober 2017

Jerman Akhirnya Jual 3 Kapal Selam ke Israel Meski Ada Bau Suap

Jerman sempat membekukan negosiasi rencana penjualan 3 kapal selam ke Israel pada Juli lalu gara-gara isu suap dan pencucian uang .

Baca Selengkapnya

Cetak Sejarah Parlemen, Ini Pengaruh Partai Neo-Nazi di Jerman

26 September 2017

Cetak Sejarah Parlemen, Ini Pengaruh Partai Neo-Nazi di Jerman

Partai yang dituding Neo-Nazi, AfD, mencetak sejarah dengan masuk parlemen atau Bundestag setelah meraih 13,5 persen suara dalam pemilu Jerman.

Baca Selengkapnya

Menang Pemilu, Angela Merkel Jadi Kanselir Jerman Terlama

25 September 2017

Menang Pemilu, Angela Merkel Jadi Kanselir Jerman Terlama

Angela Merkel menjadi kanselir terlama di sepanjang sejarah Jerman modern setelah partainya, CDU memenangkan pemilu kemarin.

Baca Selengkapnya

AfP, Partai Neo-Nazi Akhirnya Masuk Parlemen Jerman

25 September 2017

AfP, Partai Neo-Nazi Akhirnya Masuk Parlemen Jerman

Partai?yang dituding neo-Nazi,?AfD,?mencetak sejarah dengan masuk Parlemen untuk pertama kali setelah mendapat 87 kursi dalam pemilu Jerman kemarin.

Baca Selengkapnya

AfP, Partai Neo-Nazi Akhirnya Masuk Parlemen Jerman

25 September 2017

AfP, Partai Neo-Nazi Akhirnya Masuk Parlemen Jerman

Partai?yang dituding neo-Nazi,?AfD,?mencetak sejarah dengan masuk Parlemen untuk pertama kali setelah mendapat 87 kursi dalam pemilu Jerman kemarin.

Baca Selengkapnya

Jerman Gelar Pemilu Hari Ini, Merkel Diperkirakan Lanjut Kanselir

24 September 2017

Jerman Gelar Pemilu Hari Ini, Merkel Diperkirakan Lanjut Kanselir

Merkel mendapat pesaing Schulz pada pemilu Jerman tahun ini.

Baca Selengkapnya

Ditemukan Bom 1.400 Ton, 70 Ribu Warga Jerman Diungsikan

31 Agustus 2017

Ditemukan Bom 1.400 Ton, 70 Ribu Warga Jerman Diungsikan

Hampir 70.000 penduduk di Frankfurt, Jerman diungsikan dari rumah mereka menyusul penemuan bom era Perang Dunia II seberat 1.400 ton.

Baca Selengkapnya

Hormat ala Nazi, Turis Amerika Dipukul di Jerman  

15 Agustus 2017

Hormat ala Nazi, Turis Amerika Dipukul di Jerman  

Turis asal Amerika Serikat yang sedang mabuk itu dipukuli orang karena memberi hormat ala Nazi di Jerman.

Baca Selengkapnya

Polisi Jerman Tahan Pencari Suaka Penusuk Warga di Hamburg  

29 Juli 2017

Polisi Jerman Tahan Pencari Suaka Penusuk Warga di Hamburg  

Ahmad A., pencari suaka asal Uni Emirat Arab, diduga melakukan serangan karena hendak dideportasi dari Jerman.

Baca Selengkapnya

Perkenalkan, Masjid untuk Semua Muslim Berdiri di Jerman  

17 Juni 2017

Perkenalkan, Masjid untuk Semua Muslim Berdiri di Jerman  

Masjid untuk semua muslim tanpa peduli Sunni, Syiah, transgender, maupun muslim tanpa penutup kepala dan wajah, didirikan di Berlin, Jerman.

Baca Selengkapnya