Mantan Presiden Mesir Hosni Mubarak melambaikan tangan pada pendukungnya dari balik jeruji saat ia menghadiri sidang di pengadilan ulang pada banding di Kairo, Mesir (13/4). Hosni Mubarak akan ditempatkan di bawah tahanan rumah. AP
TEMPO.CO, Kairo - Mantan Presiden Mesir Husni Mubarak mengatakan dalam sebuah wawancara, Kamis, 6 Februari 2014, bahwa pemimpin militer Jenderal Abdul Fattah al-Sisi bakal menjadi Presiden Mesir berikutnya karena rakyat menginginkannya.
"Rakya inginkan Sisi, dan kehendak rakyat harus dipenuhi," kata Mubarak kepada jurnalis Fajer al-Saeed yang mengunjungi Mubarak di rumah sakit militer di Kairo.
Berbicara mengenai hubungannya dengan negara Teluk, seperti dilaporkan al-Saeed, sejak dia mundur tiga tahun silam, Mubarak merasa tidak ada penguasa dari negara-negara Dewan Kerja Sama Teluk (GC) yang menghubunginya, termasuk membesuknya.
Meski begitu, dia merasa kagum kepada Sheikh Zayed Bin Sultan al-Nahyan dari Uni Emirat Arab dan anak-anaknya. "Beliau melanjutkan dukungannya terhadap Mesir dan rakyatnya."
Mubarak adalah Presiden Mesir keempat yang berkuasa hampir 30 tahun. Ia mundur pada 11 Februari 2011 menyusul maraknya unjuk rasa yang menyebabkan 18 orang tewas. Sejak itu, dia dituntut ke meja hijau karena dianggap memerintahkan membunuh demonstran yang melakukan protes damai.