Perdana Menteri Thailand, Yingluck Shinawatra. REUTERS/Chaiwat Subprasom
TEMPO.CO, Bangkok - Demonstran anti-pemerintah Perdana Menteri Yingluck Shinawatra menyerbu tempat pemungutan suara (TPS) di Bangkok, Minggu, 26 Januari 2014. Mereka merantai pintu-pintu TPS dan memblokir pemungutan suara awal menjelang pemilu pekan depan.
Demonstan anti-pemerintah menuntut agar PM Yingluck mundur dan sistem pemilihan harus direformasi.
Deputi PM sekaligus Menteri Luar Negeri Thailand Surapong Tovichakchaikul mengatakan 45 dari 50 TPS di Bangkok tutup, dan pemilihan awal di 10 dari 76 provinsi di Thailand terganggu.
“Pemrotes menghalangi pemilih. Di banyak wilayah di Bangkok, pemrotes menggunakan kekuatan untuk mencegah orang memberikan suara,” kata Surapong dalam pernyataan yang disiarkan stasiun televisi. “Ini adalah pelanggaran yang sangat serius.”
Sabtu, 25 Januari 2014, PM Yingluck bersiap untuk membatalkan pemilu 2 Februari jika aktivis mengakhiri protes. Pemerintah mengaku siap menunda pemilihan jika oposisi mau menghentikan boikotnya atau mengganggu pemilihan.
Pemilihan akan diikuti 49 juta dari 66 juta penduduk Thailand. Sebanyak 2,16 juta telah mendaftar untuk pemilihan awal. Pemilihan awal diselenggarakan bagi mereka yang tidak dapat ikut dalam pemilu minggu depan.
