Pentagon Izinkan Personel Militernya Berjilbab  

Reporter

Editor

S Tri P Bud

Jumat, 24 Januari 2014 12:03 WIB

Personel militer Amerika Serikat (AS) mengheningkan cipta dalam seremoni di Baghdad, Irak, Kamis (15/12). Seremoni ini menandai berakhirnya misi AS di Irak. AP Photo/Pablo Martinez Monsivais

TEMPO.CO, Washington - Pentagon melonggarkan aturan pakaian seragam bagi personel militernya. Dengan pelonggaran ini, jilbab, turban, dan kupluk diperkenankan dipakai sebagai pelengkap seragam mereka.

Menurut pernyataan Pentagon, aturan ini ditetapkan untuk mengakomodasi keyakinan personelnya. Kebijakan ini terutama ditujukan untuk personel beragama Sikh, Islam, dan Yahudi. Hal ini juga dapat mempengaruhi Wicca dan penganut lain yang mungkin bertato atau tindik karena alasan agama.

Letnan Komandan Nate Christensen, juru bicara Pentagon, mengatakan bahwa pelonggaran ini dilakukan sejauh tidak mengganggu ketertiban dan kedisiplinan. Selain itu, mereka juga harus terlebih dulu meminta izin pada atasan mereka. Sebelumnya, hanya kaum Sikh yang tergabung dengan militer yang boleh mengenakan serban.

Kopral Simranpreet Lamba, yang berambut panjang dan mengenakan turban, menyatakan bahwa pelonggaran aturan ini sebagai "langkah kecil ke arah yang benar". "Saya sangat menghargai bahwa Angkatan Darat meninjaunya dan mengubah sesuatu, walau pada saat yang sama tidak memberikan akomodasi apa pun untuk semua Sikh yang ingin bergabung," katanya.

Lamba mengatakan membutuhkan waktu selama sembilan bulan untuk menerima izin agar bisa tetap memanjangkan rambut dan jenggot serta mengenakan surban. Ia mengatakan, apa yang dikenakannya itu tak mengganggu tugasnya.

Ibrahim Hooper, juru bicara Council on American-Islamic Relations, menyambut baik setiap langkah untuk memperluas akomodasi agama dalam militer Amerika Serikat. "Kami telah memperjuangkan masalah ini dalam beberapa kesempatan, apakah itu terkait jenggot dan jilbab, atau bahkan mendukung komunitas Sikh terkait masalah surban dan kupluk untuk personel militer Yahudi," katanya.

Namun, kata Hooper, semua terpulang pada praktik di lapangan. "Semua dikembalikan pada komandan masing-masing. Jadi, ada yang diperkenankan, ada juga yang ditolak," ujar dia.

HUFFINGTON POST | TRIP B

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya