TEMPO.CO, Bangkok - Pemerintah Thailand telah memberlakukan keadaan darurat selama 60 hari di Bangkok dan provinsi sekitarnya menyusul berbulan-bulan aksi protes oleh demonstran anti-pemerintah di ibukota. Pengumuman ini disampaikan Wakil Menteri Dalam Negeri Thailand, Selasa 21 Januari 2014.
Status darurat ini akan memberi aparat keamanan kekuasaan baru untuk melarang pertemuan politik lebih dari lima orang, menyensor berita media, memberlakukan jam malam, dan menahan orang tanpa dakwaan.
Selama berminggu-minggu, pemerintah sudah khawatir tentang kemampuan mereka untuk melakukan pemungutan suara pada 2 Februari 2014 selama demonstrasi terus berlangsung di pusat kota Bangkok, tapi mereka mengatakan tidak memiliki pilihan hukum untuk menunda pemilu.
Pemilihan umum itu merupakan solusi politik yang ditawarkan Perdana Menteri Yingluck Shinavatra menghadapi tuntutan musuh politiknya yang meminta ia mundur. Namun, oposisi tak puas dengan inisiatif Yingluck yang menuntut dihentikannya pemungutan suara dan ditunjuknya dewan terpilih untuk memberlakukan reformasi politik yang luas sebelum menggelar pemilihan umum.
Setelah oposisi Partai Demokrat di negara itu memutuskan untuk memboikot pemungutan suara, pengunjuk rasa anti-pemerintah --yang digalang oleh Shutep Thaugsuban, eks politisi Demokrat-- kemudian mencegah puluhan kandidat untuk mendaftar untuk pemilu untuk melemahkan legitimasinya.
Smarn Lertwongrath, penasihat senior untuk partai yang berkuasa, Pheu Thai, mengatakan pemilu akan jalan terus meskipun mungkin ada masalah bagi pemilih di Bangkok dan provinsi-provinsi selatan, di mana sebagian besar pengunjuk rasa berhasil menghalangi pendaftaran calon. "Ini akan tetap berlangsung, kami yakin pada 2 Februari akan ada pemilu. Hanya beberapa masalah di Bangkok dan di provinsi selatan, " kata Lertwongrath .
Pemerintah Thailand sebelumnya sudah menyampaikan bahwa mereka mempertimbangkan untuk memberlakukan status darurat setelah melihat unjukrasa yang tak kunjung berhenti dan mulai naiknya eskalasi kekerasan. Demonstran berusaha menutup kantor-kantor pemerintahan sejak pekan lalu. Setidaknya satu orang tewas dan puluhan orang terluka ketika granat dilemparkan ke tengah pengunjuk rasa anti-pemerintah di pusat kota Bangkok, Jumat-Minggu 17-19 Januari 2014 lalu.
Voice of America | Abdul Manan
Berita terkait
Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina
18 November 2018
Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.
Baca Selengkapnya110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini
26 Oktober 2017
Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.
Baca SelengkapnyaThaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand
30 Agustus 2017
Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.
Baca SelengkapnyaYingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya
27 Agustus 2017
Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.
Baca SelengkapnyaHebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand
11 Agustus 2017
Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat
Baca SelengkapnyaUU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun
20 Juli 2017
Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.
Baca SelengkapnyaHina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun
11 Juni 2017
Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.
Baca SelengkapnyaKarena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook
16 Mei 2017
Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn
Baca SelengkapnyaFB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato
11 Mei 2017
FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.
Baca SelengkapnyaAnggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi
28 April 2017
Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.
Baca Selengkapnya