TEMPO.CO, Vienna - Iran mulai menghentikan aktivitas nuklirnya di bawah kesepakatan sementara selama enam bulan dengan enam kekuatan dunia, Senin, 20 Januari 2014. Ini akan membuka jalan bagi pelonggaran beberapa sanksi yang diterapkan negara Barat terhadap Teheran.
Laporan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) juga mengatakan, Iran telah mulai menipiskan persediaan uranium yang diperkaya dengan konsentrasi fisi 20 persen--tingkat yang membawanya lebih dekat ke kemampuan untuk memproduksi bahan bakar nuklir.
Iran juga terus mengubah beberapa cadangan ini menjadi oksida untuk memproduksi bahan bakar reaktor, kata laporan IAEA, sehingga membuat bahan itu tak cocok untuk menghasilkan bom.
Iran mengatakan, program nuklirnya sepenuhnya damai--membantah tudingan negara Barat yang menyebutnya untuk membuat senjata nuklir.
IAEA akan memainkan peran penting dalam memeriksa kepatuhan Iran terhadap perjanjian interim, dengan membatasi pengayaan uranium sebagai pertukaran dengan beberapa relaksasi atau pencabutan sanksi internasional yang sangat merusak ekonomi negara yang sangat tergantung pada minyak ini.
Iran telah memperkaya uranium dengan konsentrasi 20 persen dari fisil U - 235 isotop sejak awal 2010, yang memicu kekhawatiran negara Barat atas kemajuan dari program nuklirnya. "Suspensi pengayaan uranium 20 persen telah dimulai di instalasi Natanz, dan inspektur Badan Energi Atom Internasional akan menuju instalasi Fordow," kata televisi pemerintah, mengutip Wakil Kepala Organisasi Energi Atom Iran, Behrouz Kamalvandi.
Kesepakatan interim ini dicapai oleh Iran dan negara P5+1, yang terdiri atas Amerika Serikat, Rusia, Cina, Prancis, Inggris, dan Jerman, dalam perundingan 24 November 2013 lalu.
Reuters | Abdul Manan
Berita terkait
Iran Klaim Bomnya Lebih Berbahaya daripada Ibu Semua Bom Amerika
15 Oktober 2017
Iran megklaim memiliki Ayah Semua Bom yang lebih besar dan lebih berbahaya dibanding dengan bom milik Amerika, Ibu Semua Bom.
Baca SelengkapnyaEks Presiden Iran, Khatami Dilarang Tampil di Depan Publik
10 Oktober 2017
Iran Human Rights melaporkan aparat Iran yang melarang mantan Presiden Muhammad Khatami tampil di depan publik selama tiga bulan .
Baca SelengkapnyaTolak Berjilbab, Juara Catur Iran Pindah ke Tim Amerika
4 Oktober 2017
Juara catur Iran, Dorsa Derakhshani bergabung dengan Federasi Catur Amerika Serikat karena menolak mengenalkan jilbab.
Baca SelengkapnyaIran Pro-Milisi Houthi Minta Saudi Berhenti Dukung Teroris Yaman
30 Agustus 2017
Iran, pendukung milisi Syiah, Houthi, menuding Arab Saudi mendukung kelompok teroris dalam perang di Yaman.
Baca SelengkapnyaApple Hapus Aplikasi Mobile Iran dari App Store
27 Agustus 2017
Menteri Telekomunikasi Mohammad Javad Azari Jahromi mengatakan bahwa Apple harus menghormati konsumen Iran.
Baca SelengkapnyaParlemen Iran Setuju Tambah Anggaran Program Nuklir
16 Agustus 2017
Parlemen Iran menyetujui penambahan anggaran negara usulan pemerintah untuk meningkatkan program rudal nuklir.
Baca SelengkapnyaIran Tangkap 64 Pemuda yang Berpesta Setengah Telanjang
10 Agustus 2017
Aparat Iran menangkap peserta pesta setelah mereka mengunggah video acara tersebut ke sosial media
Baca SelengkapnyaAjarkan Tari Zumba, Enam Remaja Ditangkap Aparat Iran
10 Agustus 2017
Perempuan Iran dilarang menari di hadapan pria yang bukan keluarganya
Baca SelengkapnyaDituduh Dalangi Teror, 15 Diplomat Iran Diusir dari Kuwait
21 Juli 2017
Pemerintah Kuwait secara resmi telah menutup misi diplomatik Iran untuk urusan budaya serta mengusir 15 diplomat dari negara itu.
Dituduh Korupsi, Adik Presiden Iran Hassan Rouhani Ditahan
17 Juli 2017
Hossein Fereydoun, adik Presiden Iran Hassan Rouhani, ditahan atas tuduhan korupsi.
Baca Selengkapnya