Bangkok Mulai Dikepung Demonstran, Mal Tutup Awal

Reporter

Editor

S Tri P Bud

Minggu, 12 Januari 2014 21:55 WIB

Aparat keamanan Thailand memasang barikade di Jalan Chaeng Wattana untuk menghadapi aksi unjuk rasa besar-besaran oleh kelompok anti-pemerintah yang menurut rencana bakal digelar besok. (Bangkok Post)

TEMPO.CO, Bangkok - Demonstran anti-pemerintah bergerak lebih cepat melakukan aksi pelumpuhan Bangkok yang direncanakan mulai Senin besok. Minggu malam, mereka mulai menduduki sejumlah ruas jalan, membuat aparat sibuk mengalihkan jalur lalu-lintas.

Sejak sore, massa dari People's Democratic Reform Committee sudah mulai menduduki persimpangan Pathumwan, Lat Phrao, Chaeng Wattana Road, dan Victory Monument.

Berbarengan dengan itu, aparat mulai menutup Chaeng Wattana Road dekat dengan kompleks pusat pemerintahan pada pukul 16.00. Pada saat yang sam, demonstran mulai memblokade jalan simpang lima Lat Phrao.

Beberapa pusat perbelanjaan yang menjadi favorit turis asing di sekitar jalan itu tutup lebih awal. Bahkan di beberapa pusat perbelanjaan yang agak jauh letaknya di sepanjang Sukhumvit Road juga memutuskan tutup lebih awal. Di pusat perbelanjaan Mahboonkrong, misalnya, banyak pedagang juga memutuskan menutup lapaknya lebih awal. Mal yang lebih dikenal sebagai MBK Center ini merupakan tempat belanja favorit turis asal Indonesia.

Banyak yang mengeluhkan penutupan tanpa pemberitahuan itu di situs jejaring sosial. Banyak juga yang mengkhawatirkan bagaimana keamanan mereka selama di Bangkok.

Seorang turis asal Indonesia, Aulia, mencemaskan kepulangannya ke Tanah Air yang dijadwalkan berbarengan dengan aksi 'shutdown' Bangkok itu. Menghindari kerusuhan, ia memutuskan bergerak ke Pattaya, kota wisata sekitar dua jam dari Bangkok. "Sejauh ini, belum ada kabar dari maskapai tentang penundaan penerbangan," katanya.

Pemerintah Perdana Menteri Yinluck Shinawatra digoyang kelompok anti-pemerintah sejak 24 November 2014. Aksi ini dipimpin mantan perdana menteri sebelumnya, Sunthep Thaugsuban, yang menganggap pemerintahan Yinluck tak memiliki legitimasi dan hanya menjadi kepanjangan tangan mantan perdana menteri yang kini hidup di pengasingan, Thaksin Shinawatra. Yinluck sudah membubarkan parlemen dan menawarkan pemilu ulang untuk mencegah demonstrasi berubah menjadi aksi anarkis seperti yang terjadi sebelumnya.

THE NATION | BANGKOK POST | TRIP B

Berita terkait

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

18 November 2018

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.

Baca Selengkapnya

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

26 Oktober 2017

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.

Baca Selengkapnya

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

30 Agustus 2017

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.

Baca Selengkapnya

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

27 Agustus 2017

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.

Baca Selengkapnya

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

11 Agustus 2017

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat

Baca Selengkapnya

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

20 Juli 2017

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.

Baca Selengkapnya

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

11 Juni 2017

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.

Baca Selengkapnya

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

16 Mei 2017

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn

Baca Selengkapnya

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

11 Mei 2017

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.

Baca Selengkapnya

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

28 April 2017

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.

Baca Selengkapnya