Serangan WTC, Polisi AS Palsukan Kondisi Mentalnya  

Reporter

Rabu, 8 Januari 2014 12:03 WIB

Tim pemadam kebakaran di St Cortlandt betugas dengan latar kerangka menara kembar WTC yang telah lebur oleh serangan 11 September 2001. AP/Mark Lennihan

TEMPO.CO, New York — Sekitar 100 polisi dan petugas pemadam kebakaran Kota New York, Amerika Serikat, ditangkap dalam penyelidikan penipuan bantuan tragedi 11 September 2001. Menurut Kejaksaan New York, 72 polisi, delapan petugas pemadam kebakaran, dan lima petugas provos didakwa karena sengaja memalsukan kondisi kesehatan dan kejiwaan mereka supaya memperoleh bantuan setelah tragedi yang menewaskan banyak polisi dan pemadam kebakaran itu.

Nilai bantuan yang digelapkan pun mencapai ratusan juta dolar. “Mereka sengaja menyatakan diri mengalami gangguan mental meski ternyata tidak. Penipuan ini mencoreng kenangan kami terhadap para pahlawan yang mengorbankan nyawa dalam tragedi 11 September,” kata Jaksa Distrik Manhattan Cyrus Vance, Selasa waktu setempat.

Seperti dilansir AP, Rabu, 8 Januari 2014, pengadilan memanggil empat terdakwa yang dianggap sebagai otak komplotan itu. Mereka selama dua dekade mengajarkan para petugas untuk memalsukan kondisi depresi atau gangguan mental lain sehingga memperoleh kompensasi dari pemerintah federal sebesar US$ 500 ribu per orang. Jika berhasil, keempat orang itu akan memperoleh bayaran hingga puluhan ribu dolar.

Memang banyak terdakwa yang mengalami disabilitas fisik, tetapi tidak mengalami gangguan mental. Untuk memperoleh asuransi Social Security yang besar, mereka harus dinyatakan benar-benar tidak dapat bekerja, baik secara fisik maupun mental. Kepala Urusan Internal Charles Campisi mengakui banyak dari para petugas yang membesar-besarkan masalah.

Salah seorang terdakwa mengaku tidak bisa lagi mengajar bela diri. Sedangkan seorang bekas polisi mengaku tidak bisa meninggalkan rumah. Bahkan seorang terdakwa lainnya mengaku sangat depresi sehingga tidak bisa ke luar rumah. Tapi dia tertangkap basah sedang bermain di sebuah wahana air. Sejumlah terdakwa mengaku tak bisa menggunakan komputer, tetapi terbukti punya akun Facebook, Twitter, dan YouTube yang tetap berjalan aktif.

AP | BBC | SITA PLANASARI AQUADINI




Berita Lain:
Main Petak Umpet, Bocah Ini Nyangkut di Mesin Cuci
Wartawan Ini Jadi 'Pengemis' di Internet
Jadi Badut, Lalu Menculik

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya